NovelToon NovelToon
Seina'S Journey Of Revenge

Seina'S Journey Of Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lilachuu

Setelah pembantaian yang terjadi di desanya, dua gadis kecil entah bagaimana bisa selamat.

Setelah itu, karena takut para pelaku akan kembali, mereka diam-diam meninggalkan desa tempat kelahiran mereka.

Namun, sebuah insiden kembali menimpa keduanya yang membuat mereka berpisah.

Sang kakak perempuan 'Seina' memiliki pertemuan misterius yang akan mengubah jalan hidupnya.

Demi balas dendam, demi adiknya, Seina memulai perjalanannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilachuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengusik Sarang Lebah

"Asteroid!" aku tidak menahan diri.

Aku mengeluarkan jumlah maksimal peluru yang bisa kuciptakan saat ini. Sepuluh peluru, itu dengan cepat terbang menuju ke monster itu. Namun berbeda dari yang kuharapkan, dia ternyata jauh lebih lincah dari yang kuketahui.

Dua hingga tiga peluru itu meleset, beberapa hanya menciptakan luka gores. Namun ada dua tembakan yang mendarat dengan baik padanya. Hound, itu adalah monster tipe anjing dengan ketahanan dan kelincahan yang cukup tinggi.

Mereka seringkali hidup menyendiri dan memburu mangsa yang lebih lemah darinya. Namun, aku tahu kalau monster ini salah perhitungan saat ini. Aku bukanlah gadis lemah yang hampir dia makan hari itu.

Mangsa berbalik menjadi pemangsa, itulah posisiku saat ini.

"Asteroid!" dua serangan yang mendarat sebelumnya, itu berada di sisi yang sama. Itu adalah sisi kiri dari tubuh monster itu. Dengan kata lain, dengan hilangnya mata kirinya, pengamatannya terhadap lingkungan sekitar juga berkurang drastis.

Lalu—

Blarr...

Empat peluru yang kutembakkan di putaran kedua dengan sempurna menghancurkan tubuh monster itu.

"Fuuh— dengan begini, kita impas." aku mendekati monster itu dan menatapnya dengan pandangan menyedihkan. Saat itulah aku menyadari beberapa hal, Hound adalah tipe monster yang sangat berhati-hati.

Namun fakta bahwa dia tidak mengenali tingkat kekuatanku, itu mungkin karena perintah Lumiere-sama untuk membatasi gelombang mana.

"Jadi begitu ya... Ternyata itu benar-benar bisa menipu pengamatan dari orang lain."

Gemuruh.

Setelah membalaskan dendamku ke Hound sialan itu, aku dengan cepat meninggalkan tempat tersebut.

Mungkin itu sudah dimulai sekitar setengah jam yang lalu. Saat aku menemukan sebuah tempat yang menarik perhatianku.

Awalnya aku hanya penasaran dengan suara yang berdengung hingga mencapai ke telingaku. Jadi aku memutuskan untuk melihatnya dan memuaskan rasa penasaran ini. Tapi siapa sangka, ada banyak sekali madu di tempat tersebut.

Itu adalah pertama kalinya aku melihat pemandangan menakjubkan seperti itu. Ditambah dengan sedikit dorongan nafsu, aku mengambil beberapa potong pada saat itu.

Lalu, seperti inilah nasibku saat ini.

"Sialan, ini cuma beberapa potong kan? Apakah kalian tidak bisa membiarkanku lolos begitu saja?"

Benar, aku hanya bisa berlari sekuat tenaga untuk menghindari menjadi mangsa monster berjenis serangga.

Mereka dikenal sebagai Vicious Bee, monster jenis serangga dengan jumlah koloni yang sangat besar.

Tidak perlu menyebutkan tentang jumlahnya, menghadapi satu ekor saja sudah terasa menyebalkan.

Bagaimanapun juga, itu memiliki kulit yang keras, kecepatannya juga cukup tinggi untuk jenis makhluk terbang.

Ditambah dengan tembakan duri yang berasal dari pantatnya, aku tidak bisa membayangkan akan jadi seperti apa jika aku tertusuk olehnya.

Aku berlari secepat mungkin sambil menembakkan Asteroid baik ke arah mereka maupun benda-benda di sekitar kami.

Meski tidak secara langsung mengenai mereka, itu akan cukup untuk menghambat pergerakannya.

"Andai saja Lumiere-sama mengajarkan aku hal khusus tentang pelarian, mungkin tidak akan sesulit ini menghadapi mereka."

Aku hanya bisa mengeluh, meski tahu bahwa itu tidak berguna. Namun dari tindakan itu, aku juga berharap agar Lumiere-sama memperhatikanku dari suatu tempat di luar sana.

Lalu, saat aku telah berlari cukup lama ke suatu arah, kesialan lagi-lagi menimpa.

"...Ini, serius?" aku yang berlari sejauh itu, pada akhirnya dihentikan oleh jurang di depanku.

"Bagaimana ini?" aku bimbang.

Hanya ada dua pilihan yang dihadapkan kepadaku.

Bahkan keduanya adalah sebuah pertaruhan.

Apakah aku akan selamat jika melawan kawanan itu, apakah aku akan selamat jika jatuh dari tebing ini, aku harus memilih salah satunya.

Gemuruh.

Aku tahu mereka mulai kembali menyusulku. Karena itu, aku tidak boleh terhenti di tempat ini.

"Gwaaahh...!!"

Aku melompat sambil berteriak ke alam terbuka.

Itu adalah suasana yang menegangkan, atau seperti itulah seharusnya.

Namun saat ini, aku tidak tahu kenapa, aku merasa senyum membentang dari telinga ke telingaku.

"Ahaha, yatta..." aku berteriak lepas dari ketinggian.

Mungkin karena udara, suaraku dengan cepat tersebar.

Setelah itu, aku terpikirkan oleh sebuah hal.

Cara untuk mengurangi resiko cedera, itu adalah—

"Asteroid!" aku menembakkan Asteroid ke tebing.

Itu membuat pecahan-pecahan batu langsung berterbangan. Mengendalikan berat di tubuhku, aku memposisikan diri untuk menginjak pecahan-pecahan itu.

"Asteroid!" aku terus menerus mengulangi trik yang sama.

Bagaimanapun juga berat dari batu lebih besar dari pada berat badanku.

Dengan demikian, itu akan terjun lebih cepat dari diriku.

Namun jika aku terus menghasilkan pecahan-pecahan tersebut, aku akan bisa terus mendapatkan pijakan hingga ke titik yang diperlukan.

"Asteroid!"

Blarr...

Hyat, Syut, Syut...

Aku melompat ke sana sini dengan lincah. Ini benar-benar tidak mungkin dilakukan jika aku adalah diriku beberapa saat sebelumnya.

Mengingat hal ini, aku benar-benar bersyukur karena bertemu dengan Lumiere-sama.

Syut, Krak, Krak...

Aku melompat dan mendarat di sebuah batang pohon yang cukup besar. Kemudian dengan suara "Boomm" aku menoleh untuk melihat reruntuhan yang telah aku ciptakan.

"Fiuh~" barusan benar-benar saat yang menegangkan.

Aku mengalihkan pandanganku ke tempatku terjun sebelumnya. Namun berbeda dari yang kuharapkan, mereka masih melanjutkan pengejarannya.

"Ini, serius?" aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Bagaimanapun juga aku tidak menyangka bahwa mereka akan segigih ini dalam melanjutkan pengejarannya.

Untungnya aku masih memiliki cukup banyak tenaga. Karenanya, aku dengan cepat mulai berlari menghindari mereka.

Berlari tanpa henti, aku sama sekali tidak memiliki tujuan.

Entah kenapa saat ini aku merasa sedikit menyesal.

Seandainya aku menanyakan lebih banyak hal kepada Lumiere-sama, mungkin aku akan memiliki pengetahuan tentang dunia luar.

Seperti apa kehidupan di dunia manusia di sisi lain hutan, seperti apa makhluk-makhluk yang tinggal di dalam hutan, tempat seperti apa yang harus dihindari saat kita berada di dalam hutan.

"Huh~ Percuma saja untuk memikirkannya sekarang, aku akan menanyakan ini nanti. Daripada itu, berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk lewat tengah hari?"

Aku berhenti sejenak dan merasakan kakiku yang gemetar. Meski struktur tubuhku telah berubah, itu masih butuh waktu untuk mencerna sebuah pengalaman.

Bagaimanapun juga, aku masih tergolong sebagai setengah manusia.

Tidak mudah untuk menghapus kelemahan yang dimiliki oleh wujud aslinya.

Bersembunyi di balik sebuah pohon, aku mengeluarkan madu yang kuambil dari Vicious Bee dan memakannya.

Itu sangat kental dan manis, benar-benar sangat nyaman di perut setelah memakannya.

"Koloni itu, apakah mereka akan mencium baunya dalam jarak sejauh ini ya?" aku tidak begitu yakin jika mereka tidak akan merasakannya.

"Lebih baik aku tetap waspada." hanya sebentar, saat aku tidak mengawasi keadaan sekitar.

Grrrr...

Namun saat aku berbalik, ada teman besar yang menatapku dengan lapar.

Aku hanya melihatnya sekilas, namun bisa tahu kalau makhluk ini sangat berbahaya.

Tingginya sekitar dua setengah meter,  ia memiliki bulu tebal berwarna hitam pekat, ada warna keemasan pada cakar dan taringnya.

Lumiere-sama pernah mengatakan tentangnya. Fierce Bear, makhluk berbahaya itu sedang menatapku dengan mulut yang penuh air liur.

"Sial, apa-apaan ini?"

Aku benar-benar ingin menyerah.

Kakiku lemas, dan aku bisa merasakan tubuhku yang gemetaran.

Tidak perlu dipertanyakan, aku saat ini sangat ketakutan.

Meraung.

Suaranya terdengar sangat keras di telingaku. Itu bahkan membuat kesadaranku menjadi sedikit kabur.

"Bagaimana ini?" aku tidak melihat masa depan bagi diriku untuk bisa melarikan diri.

Berpikir, aku harus berpikir.

Apa yang bisa kulakukan untuk menghindari makhluk ini?

Saat semua pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepalaku, Fierce Bear itu melangkah lebih dekat ke arahku.

Aku tanpa sadar mundur selangkah, namun itu justru langsung memicu amarahnya.

"Sial!" aku berteriak dan melompat ke arah yang berlawanan sambil menghindari cakarnya yang tajam.

"Asteroid!" sambil menembakkan Asteroid, aku mencoba untuk membuat jarak sejauh mungkin dari Fierce Bear.

Karena selama aku tidak berada dalam jangkauan serangannya, itu tidak akan menjadi masalah.

Ngomong-ngomong, kenapa Fierce Bear ini mendatangiku?

Melihat sifatnya yang agak pemalas, aku tidak ingat pernah bertindak untuk menyinggungnya.

Sebelumnya aku tidak menyadarinya, namun saat aku memikirkan hal ini, entah kenapa itu sedikit ganjil.

Gemuruh.

"Sial, kenapa harus sekarang?"

Aku tidak menyangka mereka akan datang secepat ini.

Dengan Fierce Bear di depan dan Vicious Bee di belakang, apa yang selanjutnya harus kulakukan?

Setelah itu, aku teringat satu hal.

Awal mula dari konflik ini adalah karena madu ini.

Bagaimana jika aku melemparkannya ke pria besar itu?

Apakah mungkin para Vicious Bee itu akan mengganti targetnya?

Untuk sesaat aku memikirkan hal ini, tapi segera setelah itu aku menjadi lebih yakin.

"Terima ini!"

Karenanya, aku tidak ragu untuk melemparkan beberapa potong madu ke arah Fierce Bear.

Setelah itu aku dengan gesit menyelinap untuk pergi.

Tidak jauh dari sana aku bersembunyi.

Lalu aku tercengang, karena apa yang kulihat adalah pria besar itu yang menikmati madu yang kulemparkan dengan tenang.

Ada banyak koloni Vicious Bee yang mengelilinginya, namun dia tidak tampak terganggu sama sekali.

"...Ini, dia sedang bercanda kan? Jangan bilang dia mendatangiku karena madu itu?" memikirkan ini, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.

Tapi bagaimanapun juga aku telah aman untuk sekarang.

Selanjutnya, aku hanya perlu bertahan hingga batas waktu yang telah ditentukan.

1
Aiss Sulastri
Luar biasa
Aero Lisa
Bneran dipenggal nih kepala Seina??
JB
P
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!