Memori Cinta Kita ( Abi & Salma )

Dua hari Dua malam Abimana berada di hotel. Selain masih malas untuk pulang, Abimana masih merasa kasihan kepada istrinya yang kemarin berjalan saja cukup kesulitan. Abimana juga harus menahan gejolak hasratnya untuk tidak tergoda, Pasalnya sebagai seorang suami Abi harus punya sifat dan rasa peka yang tinggi dimana tidak boleh memaksakan diri hanya demi kepentingan pribadi.

Sebagai seorang pria yang dewasa, Abimana sangat paham jika sang istri masih merasa kesakitan tapi wanita itu tahan mungkin karena tidak ingin membuat dirinya khawatir.

"Beneran udah gak sakit lagi?" Tanya Abi memastikan tentang kondisi istrinya.

"Beneran udah gak lagi kok mas.. Jalannya juga enakan kok.. "Jawab Wanita itu penuh dengan kelembutan, Dan hal tersebut tentu saja membuat Abi tambah semakin cinta..

"Sebelum pulang kita tunggu sarapan dulu ya.."Salma hanya menurut saja, Karena jujur ia juga sudah sangat lapar pagi ini.

Keduanya saling diam, Abi sibuk dengan ponselnya sementara Salma bingung juga hendak mau bicara apa. Hingga ketukan di pintu membuat Salma terjingkat kaget.

Wanita itu berdiri hendak pergi untuk membuka pintu namun, Abi segera mencegah sang istri.

"Gak usah biar aku saja..."Salma yang memang dasarnya penurut pun hanya bisa diam tanpa harus melakukan apapun.

Abimana membuka pintu kamar tersebut, Di lihatnya disana seorang pria berseragam putih berdiri di depan pintu sembari memegang troli makanan.

"Masuklah.. Dan letakkan disana..."Titah Abi kepada karyawan wanita itu. Karyawan pun masuk dan meletakkan beberapa menu itu di atas meja.

"Silahkan di nikmati Tuan, Nyonya.. Kalau begitu saya permisi dulu.."Ucap Sang karyawan tersebut sembari undur diri.

Seperginya karyawan tadi, Sepasang pengantin baru itu mulai sarapan bersama. Tak ada pembicaraan diantara keduanya selama sarapan berlangsung.

"Setelah ini, Aku akan bawa kamu pulang ke rumah sayang.. Dan setelah ini kamu akan menjadi Nyonya Abimana Cristiano..."Salma meraih segelas air minum lalu di tenggak lah minuman tersebut.

"Tapi sebelum itu, Mampir dulu ke rumahku ya mas..

"Buat apa? Mau ambil pakaian?

"Iya lah mas.. Iya kali aku pindah gak bawa apa-apa...

"Gak perlu lah sayang..Semua pakaian kamu udah aku siapin. Semuanya loh. Jadi kamu gak usah khawatir tentang semua itu.. "Salma menggeleng, Mungkin bagi Abimana semua sudah di siapkan tapi Salma harus membawa beberapa potong pakaian kesayangan miliknya. Terlebih Salma juga hendak membawa barang-barang pribadi miliknya juga.

"Bukan gitu mas.. Aku cuma mau ngambil beberapa potong pakaian pemberian ayah sebelum dia pergi.. Sama ada lagi beberapa barang punyaku...Gapapa kan ?" Mana bisa Abimana menolak, Tentu saja pria itu menuruti semua kemauan istrinya.

Tak ingin berlama-lama berada di hotel, Abimana pun mengajak sang istri agar segera keluar dari sana. Salma yang merasa bosan berada di tempat itupun bersiap.

"Yuk mas.. Biar gak kesiangan.."Abimana mengangguk, Keduanya mulai keluar dari hotel sambil bergandengan tangan.

"Begitu sampai di bawah, Abimana langsung di sambut oleh supir pribadinya. Abimana mengajak sang istri masuk dan duduk berdampingan.

"Kita mampir dulu ke rumah istri ku..

"Baik Tuan.."Ucap Sang supir patuh, Mobil mewah itupun mulai melaju dengan kecepatan sedang menuju ke rumah sederhana milik Salma.

Belum juga tiga puluh menit,,Mobil tersebut kini terhenti. Salma turun di susul oleh Abimana yang berjalan di belakang istrinya.

Tujuan Salma langsung ke dalam kamarnya. Wanita itu membuka lemari dan meraih lima potong baju, Dan pakaian itu adalah pakaian terakhir yang di belikan ayahnya saat itu. Tidak lupa Salma juga meraih kotak kayu itu dan memasukannya ke dalam tas.

"Sudah? " Seketika Salma memegang dadanya merasa kaget dengan kedatangan Sang suami yang secara tiba-tiba.

"Mas.. kamu buat aku kaget deh, Kirain kamu gak ikut turun.."Ucap Salma kembali merapikan Barang-barangnya yang sebelumnya belum rapi.

"Mana mungkin aku tega membiarkan mu masuk sendiri sayang.."Salma menunduk malu, Jujur ia selalu merasa salah tingkah apabila Abi bersikap seperti ini.

"Udah mas, Yuk...."Abi mengangguk, Pria berjambang tipis itu merangkul mesra sang istri menuju Mobil.

"Aku masih boleh kan mas sering-sering main ke rumah ini?

",Boleh..apasih yang enggak buat kamu.."Sebuah kecupan mendarat di pucuk kepala Salma membuat hati wanita itu berbunga-bunga.

.

.

.

Sesampainya di rumah mewah bak istana di tempat Abimana tinggal. Pria itu langsung mengajak sang istri masuk melalui pintu utama.

"Mas ini rumah kamu? " Tanya Salma yang memang belum pernah mengunjungi kediaman suaminya. Pernah Abimana mengajak Salma agar bermain di rumahnya ini, Akan tetapi Salma menolak dengan alasan malu. Padahal sebenarnya ia merasa tak pantas saja.

"Iya, Ini rumah aku.. Yuk..

Kedatangan sepasang pengantin baru itu tentu saja langsung di sambut baik oleh para penghuni disana. Termasuk para pelayan ikut menyambut.

Para pelayan menampilkan senyum termanisnya kepada Salma, Tentu saja Salma pun membalas senyuman itu.

Langkah Abi terhenti ketika pria itu tidak melihat Unclenya di sana. Pria itu menoleh dan memanggil salah satu pelayan disana.

" Saya Tuan..."Dengan sangat sopan pelayan tersebut mendekat dengan kepala tertunduk.

"Dimana Uncle.. ?

"Tuan Charles sedang berada di ruangan lukisnya Tuan.." Abimana mengangguk dan kembali menarik pelan pergelangan sang istri.

"Baiklah, Kalian boleh pergi.. Dan tolong siapkan makan siang.."Titah Abimana yang tentu saja langsung terlaksana.

"Dan satu lagi.."Langkah para pelayan tersebut kembali terhenti dan menghadap sang Tuan.

"Mulai sekarang, Wanita ini adalah istriku..Jadi perlakukan dia seperti kalian memperlakukan ku dan Uncle...

"Baik Tuan..." Jawab Para pelayan tampak sangat kompak, Walaupun tanpa di perintah mereka sudah paham dan tentu saja akan memperlakukan Salma sama seperti majikannya. Mau bagaimana pun Salma adalah istriku dari sang Tuan.

Di sisi lain, Abimana mengajak sang istri ke sebuah tempat dimana Uncle Charles menyalurkan hobby serta menyimpan semua karyanya.

"Mas..

"Kenapa?

Langkah itu terhenti saat Salma menangkap sebuah lukisan sepasang pria dan wanita disana. Yang pria tampan dan wanitanya juga cantik sangat serasi sekali.

"Itu adalah lukisan orang tuaku.."Salma mengangguk tersenyum, Pantas saja suaminya tampan. Orang tuanya tampan dan cantik, Pikir Salma.

Salma menatap sang suami yang tampak mengembun, Tak bisa di pungkiri sedikit banyak Salma tau tentang suaminya yang katanya sedari kecil sudah menjadi seorang yatim piatu. Namun Salma tidak tau apa sebab kedua mertuanya itu meninggal karena Abi tidak pernah bercerita tentang hal itu.

"Abi..." Sepasang pengantin baru itu terjingkat tatkala sebuah suara terdengar. Keduanya menoleh, Salma terdiam ketika seorang pria berjambang lebat itu mendekat.

"Uncle..

"Ini istrimu?" Abimana tersenyum, Ia merangkul mesra Salma seakan memperlihatkan betapa sayangnya Abi kepada istrinya ini.

"Sayang..Kenalkan, Uncle Charles.."Salma tersenyum seraya mendekat dan meraih tangan pria paruh baya itu. Uncle Charles pun mengulurkan tangannya..

Deg..

Sebuah tato tak asing terlukis indah di punggung tangan berotot itu.

"Tato itu..Kenapa aku merasa tidak asing.. Tatonya mirip seperti pria pembunuh ayah..

.

.

.

TBC