NovelToon NovelToon
Happy Ending

Happy Ending

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Kantor / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Dendam Kesumat
Popularitas:40.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Charlie percaya adiknya mati bukan karena bunuh diri. Tetapi, seseorang berada di belakangnya. Setelah Charlie masuk dalam lingkup kehidupan sang adik, Charlie jadi tahu ternyata pelaku tak hanya satu orang tetapi beberapa orang yang terlibat, termasuk Bos dan juga ketua mafia yang beroperasi pada bagian bisnis ilegal.

Charlie berjanji siapapun yang terlibat pada kasus kematian sang adik, Charlie akan memberikan hukuman yang setimpal untuk pelaku.

Penasaran? Yuk, simak kisahnya di Happy Ending!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Happy Ending-11

Please bacanya jangan skip-skip ya 🙏

______

Malam itu, Charlie terbaring di tempat tidurnya dengan mata terpejam, tetapi pikirannya masih terjaga. Semua wajah orang yang dicurigai menjadi dalang dibalik kematian adiknya terus berkelebat di benaknya, membuatnya sulit untuk tidur.

 Rekan kerjanya, Rifki dan Nico, yang sengaja di dekati oleh nya, tiba-tiba menjadi sosok yang mencurigakan. Bahkan bosnya, Pak David, juga menjadi sasaran kecurigaannya.

Namun yang paling membuat Charlie merasa terkejut adalah penemuan barunya tentang Wilson, model iklan yang dipilih oleh perusahaannya. Wilson memiliki bekas luka di pergelangan tangannya yang sebelumnya tidak pernah Charlie sadari.

Luka itu menjadi bukti lain yang membuatnya semakin curiga. Di tengah kegelapan kamar, Charlie merasa tidak bisa lagi mempercayai siapa pun. Dia mencoba mengingat setiap interaksi yang pernah ia alami dengan mereka, mencari tahu apakah ada petunjuk yang terlewatkan.

Namun semakin dia mencari, semakin bingung dan frustasi dia rasakan. Perasaan cemas dan takutnya mulai merayapi tubuhnya, membuat jantungnya berdebar kencang. Dalam hatinya, dia berharap segera menemukan jawaban yang dia cari dan mengungkap siapa pelaku sebenarnya di balik kematian adiknya.

Namun seiring waktu berlalu, semakin sulit baginya untuk menjernihkan pikiran dan menenangkan diri. Charlie akhirnya bangkit dari tempat tidurnya, merasa tak mampu lagi untuk berbaring diam. Dia memutuskan untuk bangun dan menunda waktu tidurnya.

Charlie keluar dari kamarnya dan melihat suasana Villa sudah gelap. Itu artinya semua penghuninya telah tidur. Charlie berdiri di dekat ruangan dengan jendela yang besar. Sesekali petir menyambar membuat gemuruh pada malam itu. Sosok bayangan terlihat dari arah luar yang menarik perhatian Charlie. Pria ini mendekat ke arah jendela dan mencoba melihat siapa yang berada di balik bayangan itu. Ternyata, orang tersebut adalah orang yang sama yang Charlie lihat waktu di gedung sekolah terbengkalai. Topeng yang di pakai oleh Nico adalah topeng yang sama yang dia lihat. Orang itu pergi meninggalkan villa, terlihat juga dari arah jauh sebuah mobil menunggunya di luar villa. Melihat hal itu Charlie bergegas berlari ke arah pintu dan ingin melihat apa yang dilakukan Nico pada malam itu.

Namun, belum sempat Charlie memergoki Nico. Mobil itu sudah pergi meninggalkan Villa. Hal itu membuat Charlie harus mengejarnya dengan mobil sendiri.

"Kemana Nico pergi malam-malam begini?"gumam Charlie yang terus fokus pada setir mobilnya. Mobil yang dikejar oleh Charlie melaju dengan kecepatan tinggi seakan tahu jika Charlie mengikutinya.

Mobil yang di tumpangi oleh Nico berhenti di depan sebuah gudang bekas gilingan padi yang tak terpakai lagi. Itu adalah tempat yang berbeda yang kemarin di lihat oleh Charlie beberapa hari lalu.

"Untuk apa Nico berhenti di sini?"Charlie melihat Nico turun dari mobil dengan sebuah topeng yang masih terpasang di wajahnya. Meksipun, kasus kematian Alia sudah di tutup dan yang melakukan itu adalah Pak David. Charlie tidak menyerah untuk menemukan pelaku yang sesungguhnya.

Charlie turun dari mobil dan berjalan mengikuti Nico seorang diri. Sedangkan, mobil yang ditumpangi oleh Nico sudah berlalu pergi meninggalkan tempat tersebut. Di tempat tersebut, Charlie dapat melihat beberapa wanita dan juga anak-anak yang disekap di tempat itu. Charlie terkejut melihat hal itu. Ternyata, kelompok bertopeng ini yang membuat warga resah. Anak-anak kerap hilang dan juga beberapa wanita sehingga kasus penculikan tertinggi terjadi di Indonesia dalam tahun ini. Jadi, Charlie bisa pastikan penyebabnya adalah kelompok bertopeng ini.

Charlie mengeluarkan handphonenya untuk merekam vidio dan mengambil beberapa gambar sebagai barang bukti. Charlie ingin menolong anak-anak tersebut. Tetapi, dia tidak cukup teman apalagi di dalam sana pria bertopeng tak hanya satu orang tetapi ada sekitar sepuluh orang memakai topeng yang sama.

Dugh!

"Aakh!"

Seseorang memukul Charlie dari belakang yang membuat pria itu jatuh pingsan dan tak sadarkan diri.

Matahari pagi mulai menyelinap masuk lewat celah-celah kayu gudang yang terbengkalai itu. Charlie terbangun dengan tubuh terikat erat oleh tali yang melilit tangan dan kakinya.

Dia merasa kelelahan yang tak terhingga, namun ia harus berusaha bangkit dan mencari tahu apa yang telah terjadi padanya. Keringat dingin mulai menetes di keningnya, menggambarkan rasa takut yang semakin menguasai pikirannya. Dalam keadaan terikat, Charlie berusaha keras memberontak untuk melepaskan diri dari jeratan tali yang semakin menghimpit.

Dalam kebingungan dan ketakutan yang mendalam, Charlie mulai mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Dia teringat bagaimana ia mengintip sekelompok manusia bertopeng yang sedang menyekap wanita dan anak-anak di tempat itu. Ternyata, keberadaannya semalam diketahui oleh mereka. Sebelum sempat melarikan diri, seseorang dari kelompok itu berhasil memukulnya dari belakang.

Semuanya menjadi gelap, dan kini dia terbangun dalam keadaan terikat dan terlantar di gudang yang sepi itu. Pikiran Charlie semakin kalut, mengetahui bahwa ia berada dalam situasi yang sangat berbahaya.

 Namun, seiring berjalannya waktu, keberanian mulai menggantikan rasa takut yang menderanya.

"Untuk apa aku takut? Aku harus berjuang demi mereka yang sedang disekap. Aku harus menolong mereka!" gumam Charlie dalam hati, sambil terus berusaha melepaskan diri dari tali yang mengikatnya. Dengan tekad yang kuat dan usaha yang gigih, akhirnya Charlie berhasil melepaskan ikatan tali tersebut. Kini ia berdiri tegak, menguatkan diri untuk menghadapi tantangan yang menunggunya.

Dia bersumpah untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak yang disekap oleh kelompok bertopeng itu, meskipun harus mengorbankan nyawanya sendiri. Tetapi, setelah berhasil melepaskan diri dari jeratan tali itu Charlie sadar jika dia sudah kehilangan handphonenya. Dia juga tidak melihat adanya anak-anak dan wanita yang semalam disekap di tempat tersebut. Charlie yakin mereka pasti sudah di bawa pergi dari tempat tersebut.

Di luar gudang itu Charlie benar-benar tak menemukan petunjuk apapun. Sehingga, sangat sulit bagi Charlie untuk menemukan pelaku yang sesungguhnya. Tetapi, Charlie sadar semalam Nico ke tempat ini. Charlie bergegas masuk ke mobil dan berusaha kembali ke villa secepat mungkin.

Charlie melaju di jalan yang membelah hutan dengan kecepatan tinggi, diiringi oleh suara mesin mobil yang bertenaga.

Rambutnya bergerak liar dihembus angin yang masuk melalui jendela yang terbuka. Di sepanjang jalan, pohon-pohon besar berdiri menjulang, menciptakan lorong alami yang menggiring ke villa yang dituju.

Daun-daun berguguran saling berkejaran di belakang mobil, seolah tak ingin ketinggalan. Setiap kali Charlie melewati tikungan tajam, dia merasakan adrenalin yang semakin memacu semangatnya.

Di kejauhan, langit mulai memerah, menandakan bahwa matahari segera tenggelam dan waktu yang semakin sempit. Momen itu penuh dengan rasa terburu-buru dan kecemasan, tetapi Charlie tetap fokus pada tujuannya untuk sampai di villa sebelum waktu siang tiba.

Mobil Charlie terparkir di halaman Villa. Semua rekan-rekan kerjanya sedang berkumpul di depan teras villa untuk menikmati makan siang. Charlie terlambat hingga tiba di sana semua mata memandangi Charlie dengan tatapan tajam dan menusuk.

"Ayo, makan! Jangan pedulikan dia yang datang entah dari mana,"cibir Sherli yang kesal melihat Charlie baru kembali ke villa. Sehingga Charlie melewatkan pekerjaan yang membuat rekannya kesulitan karena kekurangan orang untuk mengatasi masalah pemotretan dan pembuatan vidio.

1
Tati Hayati
lanjut
Tati Hayati
serius tegang thor
Herlina Lina
seru nih lanjut thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!