NovelToon NovelToon
Secret Admirer

Secret Admirer

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Macet

Ketika Laura mendapatkan surat cinta, dia dengan tekad bulat akan menyusuri jejak sang pengagum!

....

Laura ingin rasanya memiliki seorang pacar, seperti remaja di sekitarnya. Sayangnya, orang-orang selalu menghindar, ketika bersitatap dengannya. Jadi, surat cinta itu membawanya pada ambisi yang kuat! Mampukah Laura menemukan si pengagum dan mendapatkan akhir bahagia yang ia impikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Macet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Sepintas Mantan

Sepintas Mantan

Aku menekan bel beberapa kali karena tak kunjung mendapat tanggapan dari dalam. Wafi yang sudah selesai dengan motornya kini berdiri di sampingku dan ikut menunggu.

Aku menekan bel untuk kesekian kali dan akhirnya pintu terbuka. Di sana seorang anak perempuan berdiri dengan airphone di telinga. Aku tersenyum, dia Sheila adik perempuan Yuna. Sheila masuk dan kami mengikuti dari belakang, dia itu tidak suka basa-basi.

"Kakak ada di dalam, kalian dapat menemuinya." ujar Sheila kemudian pergi begitu saja. Sudah kukatakan dia hanya berbicara seperlunya saja.

Aku membuka pintu kamar dan melangkah masuk ke dalam, kulihat Yuna yang sedang bersandar di antara bantal yang ditumpuk. Perempuan itu fokus sekali sampai tidak sadar aku sudah berada di sebelahnya.

"Yuna, kami datang," kataku. Dia lekas menoleh dan senyumannya mengembang. Dengan cepat membenarkan posisinya.

"Kupikir kalian melupakanku," katanya dengan ekspresi sedih. "Tetapi ternyata kalian datang, aku sangat senang!"

Aku tersenyum saja dan duduk di ranjang, di sebelah Yuna. Kemudian melirik sekilas ke arah Wafi yang hanya diam, kesampingkan Wafi, yang paling penting sekarang adalah Yuna.

"Bagaimana keadaanmu?" tanyaku. "Sudah jauh lebih baik? Sudah minum obat?"

"Jauh lebih baik daripada yang kemarin, walupun tulang-tulangku rasanya remuk semua," kata Yuna. Sesaat kemudian meringis kesakitan karena menyentuh lengannya yang diperban.

"Sudah, jangan bergerak bebas dulu. Kau bersandar saja seperti tadi," kataku. "Lagian kau sudah tahu tanganmu diperban, masih saja bermain gawai. Itu bisa jadi lebih parah!"

Yuna malah tertawa, dan tawanya mengalun indah. Dia menggaruk pipinya,  berkata, "Kau galak sekali! Jika tidak bermain gawai, itu sangat membosankan. Aku tidak ingin mati kebosanan."

"Kau tidak akan mati karena bosan Yuna," kataku memutar bola mata malas. "Adakah manusia yang mati karena kebosanan? Terkecuali yang bunuh diri."

"Tidak tahu..." balas Yuna. Dia kekeh memainkan gawainya sambil bersandar dan aku memperhatikan dari samping.

Atensiku teralih pada Wafi, laki-laki itu lekas mengambil gawai di saku karena benda pipih itu berdering. Dia berkata, "Aku ke luar sebentar." Aku mengangguk saja dan memperhatikan punggung Wafi yang menghilang di balik pintu.

"Sedang memperhatikan?" Suara Yuna tepat berada di telingaku dan dengan cepat aku mengelus dada karena kaget.

"Kalau dilihat-lihat Wafi itu tampan, ya," kata Yuna enteng. "Sudah berapa banyak, ya mantannya?"

"Kurasa dia tidak punya mantan," kataku berpendapat. Wafi tidak terlihat seperti play boy yang mempunyai banyak mantan. "Dia itu baik dan benar, semalam saja ada perempuan aneh yang melabrakku dan mengaku-ngaku sebagai pacarnya."

Mengingat perempuan aneh itu, aku jadi kesal sendiri. "Dia mengaku pacar sekaligus mantan, aneh tidak sih?" ujarku. Memang benar kan? Waktu itu Cindy mengaku sebagai pacar Wafi, kemudian mengaku lagi jadi mantan Wafi. Patut untuk dicurigai.

"Cindy ya?" kata Yuna. Lho kok tahu? "Dia itu mantan Wafi, mantan dari setahun silam yang gagal move on. Dia itu memang sangat aneh!"

Eh, benaran? Aku meneguk ludah kasar, hatiku sakit mendengarnya. Wafi sudah punya pacar? Padahal aku berpikir dia masih lugu dan baik hati. Apakah aku dapat percaya dengan kata-katanya tempo lalu?

"Yuna...," kataku. "Bagaimana jika aku mengatakan sudah menemukan si pengangum itu?"

Aku memilin bajuku gugup.

"Siapa?!" seru Yuna terlihat sekali sangat antusias, aku jadi bingung harus bicara atau tidak.

"Jangan membuatku penasaran Laura, jika dia sesuai dengan yang kupikirkan. Aku yang akan menjodohkan kalian!" Aku tertekan dengan nada suara Yuna. Bukankah perempuan ini sedang sakit?

"I-itu... em, dia Wafi. Tadi dia yang berkata langsung padaku. Walaupun merasa ini sedikit janggal," kataku. "Menurutmu bagaimana?"

Ekspresi Yuna tidak terbaca. Dia diam bak patung, beberapa saat kemudian tersenyum kikuk. "Coba ceritakan lebih detail supaya aku bisa berpendapat." katanya lesu. Pasti sudah habis tenaga karena berbicara panjang di saat sakit.

"Jadi begini," kataku mulai menjelaskan. "Kemarin aku kembali mendapatkan surat cinta, kata-katanya manis sekali. Wafi tampak kesal dulu dan suasana menjadi menegangkan. Kemudian setelah pergantian les, Wafi mengaku adalah si pengirim surat."

Jika Yuna sedang berpikir keras, dia akan mendiamkan aku untuk beberapa saat dan mengutarakan pendapatnya, "Mungkin saja itu dia, atau dia hanya sebatas mengambil kesempatan." kata Yuna. Aku tidak mengerti dengan pendapat sebatas mengambil kesempatan, oleh sebab itu aku meminta penjelasan.

"Dia mungkin bukan si pengangum yang kau cari, tetapi bisa jadi pengagum yang lain. Dengan surat cinta itu mengambil kesempatan untuk lebih dekat," kata Yuna. "Cukup licik."

Aku ingin membalas dan terhenti ketika mendengar suara langkah kaki. Di ambang pintu Wafi berdiri dengan senyuman teduh, menatap ke arahku, oh bukan, ke arah Yuna yang juga menatapnya tajam. Situasi macam apa ini?

Wafi mendekat dan duduk di kursi. Laki-laki itu memperhatikan dengan intens membuatku risih sendiri. Aku memulai pembicaraan, "Kudengar kau punya mantan," kataku. "Padahal tadi siang berkata tidak memiliki mantan."

Aku itu kesal pada Wafi, karena dia berani membohongiku. Apa lagi dia sudah mengaku bahwasanya adalah si pengagum. Ibaratkan diberi harapan lalu dikecewakan setelahnya.

"Aku memang punya mantan, hanya mantan," katanya. Aku menaikkan alis, meminta penjelasan lebih. Dia melanjutkan, "Sesuai yang aku katakan, Cindy itu adalah mantanku, yang terakhir."

Aku membuang muka. "Lalu bagaimana dengan Mutia?" tanyaku, tiba-tiba nerasa curiga pada Mutia yang pernah menunjukkan kebencian pada Wafi. Bisa saja kan, karena diputuskan dia menjadi benci pada Wafi.

"Mutia? Dia hanya teman sebangkuku, mengapa tiba-tiba teringat padanya?" tanya Wafi. "Kau ini aneh sekali."

"Hanya terpikir saja." kataku memutar bola mata malas.

"Wafi bisakah kita berbicara sebentar?" tanya Yuna setelah beberapa saat terdiam. Aku menoleh ke arahnya, Yuna tersenyum canggung dan menyatukan kedua tangan.

"Tolong tinggalkan kami berdua, aku ingin berbicara dengan Wafi." kata Yuna dengan lesu. Aku mengangguk dan bangkit dari ranjang, sebelum benar-benar pergi aku menoleh ke belakang. Tatapan keduanya berubah datar tanpa emosi.

Aku mengatur nafas dan bersandar di dinding tembok agak jauh dari kamar Yuna. Aku tidak minat sama sekali untuk menguping pembicaraan mereka.

Menatap lurus ke depan, di sana Sheila berdiri dan juga menatapku. Aku menaikkan alis lantaran bingung karena dia mendekat.

"Kakak kau sangat bodoh!" katanya tajam seperti berbisik di sampingku.

Aku menatap tajam punggung Sheila yang semakim tajam, anak perempuan itu bisa-bisanya mengatakan aku bodoh?

"Setidaknya jika mengatakan aku bodoh. Jelaskan letak kebodohan itu sendiri," kataku menggerutu. "Dia itu selalu aneh dan seolah tidak menyukai kehadiranku kala berkunjung ke sini."

Aku selalu merasa Sheila mengetahui sesuatu yang tidak kuketahui dan mungkin hal itu berdampak besar dalam kehidupanku.

1
tishabhista
lanjutttt...
Pena Macet: ceritanya udah tamat kak/Smile/
total 1 replies
Mona
lanjut kakkkk
Mona
Asekk dapat surat cinta 🔥
Queen Woo
absen dl kk
Shinn Asuka
Tidak bisa menunggu untuk membaca karya baru dari author yang brilian ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!