Alden Atma Rahadian, pria sopan dan sangat sayang kepada keluarganya. Kehidupan Alden tidak pernah lepas dari sepupunya Alexa yang setiap hari merengek ingin menikah dengannya.
Sampai di mana, sebuah insiden membuat hati Alden dan Alexa terasa hancur. Pria itu tidak sengaja menabrak seorang gadis yang meminta pertanggungjawaban untuk menikah dengannya.
keegoisan mulai muncul. Alexa tidak pernah rela jika Alden harus dimiliki orang lain. Akan tetapi, hidup di dalam keluarga yang memiliki asas kemanusiaan membuat Alexa harus menghadapi jurang dalam memperjuangkan Alden.
Lantas, bagaimana kelanjutan kisahnya? Bismillah, baca, yuk. Ringan bacaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss. Arogan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 11
Sepeninggal kedua orang tuanya, pria itu menarik gadisnya ke dalam pelukannya, berharap bisa berbagi rasa meski ia tahu rasa itu tak pantas ia bagi lagi.
Biasanya gadisnya merengek bak anak kecil saat ia pulang atau merajuk dengan sikap bar-barnya, tetapi kali ini dia bersandar dalam dekapannya menangis.
"Aku enggak pernah rela kamu menikah sama siapa pun, Al," lirihnya. Ia mengcengkeram kuat baju Alden.
"Tidak pernah sekalipun dalam benakku untuk menikah dengan wanita lain selain kamu, Mpush. Aku tidak tahu akan di hadapakan dengan kenyataan pahit ini," balas Alden.
Alexa menarik dirinya dan mengusap air matanya. Ia menarik napas dalam dan mengembuskannya. Tatapannya lebih mendalam, sedalam lautan—menembus netra Alden. "Kamu ... bagaimana pun caranya batalkan dan aku tidak peduli kamu merusak masa depan orang lain, karena pilihan ada di tanganmu." Alexa berdiri, lalu melanjutkan ucapannya, "kamu pilih menyelamatkan masa depannya atau menyelamatkan impian masa depan kita. Kalau kamu tetap memilih dia artinya kamu hancurkan semua harapanku, Al. Dan, jangan pernah berpikir untuk menemuiku kalau itu menjadi pilihanmu."
Darah Alden terasa berhenti mengalir mendengar ucapan Alexa. Ia tidak tahu si Manis di depannya berubah menjadi egois karena masalah ini. Pikirannya semakin tertekan. Ketika ia di hadapakan pilihan sulit, gadisnya malah memberinya pilihan juga. Harapannya, Alexa mau mengerti dan mencari solusi bersama, bukan malah berakhir menjadi peran dingin.
***
Sejak insiden Alexa memberikan pilihan kepada Alden, sejak saat itu juga balkom yang biasanya menjadi sukacita mereka terlihat dingin.
Pagi yang selalu disambut teriakan nyaring Alexa lenyap melebur bak puih dalam lautan. Ia acuh tak acuh terhadap sekitarnya. Tidak menunggu dan merengek di antar Alden lagi, ia memilih bersama kembarannya ke sekolah.
"Xa, lo ingat soal anggota OSIS masuk ke dalam kelas? Ternyata sekolah kita mengadakan pemilihan untuk anggota band," ujar Lili seraya menyodorkan minuman dingin kepada Alexa.
Gadis itu menerima dengan malas. Ia membukanya pun seperti kehilangan tenaga. Kesedihan masih menyelimutinya. Ia meneguknya sebentar. "Lo mau ikut, Li?" tanya Alexa.
"Gue mau ikut, tetapi gue enggak PD, sih. Lo tahu sendiri, 'kan, anak OSIS banyak yang gak suka sama gue karena semua pada tahu gue naksir Alex," ujar Lili lesu. Memikirkan kembaran sahabatnya yang belum memberinya notice untuk mendekat. Hanya hal nekat yang ia lakukan adalah memberikan doa-doa agar Alex jatuh cinta kepadanya.
"Lo galaunya kapan kelar, sih? Menurut gue lo beruntung, Xa. Kak Al sudah kece, ganteng, kaya, soleh lagi, paling penting di mana coba menemukan cowok segantel dia mau tanggung jawab," ujar Lili menepuk bahu sahabatnya, "Xa, ini bukan tentang cinta yang mendua atau cinta yang memilih pergi, tetapi inilah yang disebut ujian cinta. Kala cinta diuji, maka kesucian cintalah yang akan melewatinya."
Alexa tertegun dan tidak melepas tatapannya pada Lili. Lima menit kemudian Lili terbahak-bahak sendiri membuat Alexa mendengkus melihatnya.
"Bhahahah, gue jadi sebijak ini karena sering diabaikan kakak lo, Xa," ujarnya, lalu menekuk wajahnya. Setiap kali bayangan wajah tamoan Alex muncul gadis ini merengut, cemberut dan mengerutu.
"Kesucian cinta seperti apa yang aku miliki untuk melewati ujian ini? Melihatnya menikah dengan wanita lain?" batin Alexa sedih.
***
Ken dan Aya datang ke rumah sakit tempat Nita di rawat. Mereka berkenalan secara formal dan Ken mempertahankan sikap wibawanya.
"Saya harap Anda membiarkan Alden bertanggung jawab atas kecelakaan ini," ujar ayah Nita.
"Tentu. Saya tidak akan pernah membiarkan putra saya meninggalkan tanggung jawabnya. Silakan beritahu kami kapan mereka harus menikah, tetapi saya meminta pertimbangan kalian untuk kondisi putri Anda. Biarkan dia pulih dulu," ujar Ken.
"Baiklah, kami akan mengabari tanggalnya sesegera mungkin." Ken tersenyum sopan dan mengajak Aya pergi.
Aya hanya termenung mendengar semua obrolan sejak ia datang ke rumah sakit. Bibir ceplas-ceplos nan polisnya terasa dilem, ia diam sejak tadi.
Ken meraih tangan istrinya. "Terkadang apa yang kita harapkan tidak selalu sesuai dengan kenyataan," papar Ken seraya mengusap air mata Aya yang menetes tanpa komando.
"Kenapa Alden dan Alexa harus mengalami ini?" tanya Aya dengan suara serak menangis.
"Sayang, cinta tidak harus selalu memiliki. Kalau bisa, aku juga menginginkan Alden tetap bersama Alexa. Akan tetapi, apakah kita harus berpura-pura tidak tahu kalau Alden membuat orang kehilangan masa depannya?"
Aya tidak mampu berkata-kata lagi. Ia tahu kesalahan putranya.
***
"Arghhhh!"
Alden merasa frustrasi. Seminggu sudah berlalu dan dia tidak pernah bertegur sapa dengan Alexa. Ketika dia berpapasan dengan Alexa, gadis itu seolah tidak melihatnya.
Ia berjalan tanpa menyapa dan mengacuhkannya. Bahkan untuk membalas tatapannya saja, Alexa tidak melakukannya. Gadis itu bertambah dingin kala keluarga mereka berkumpul dan membicarakan tanggal pernikahan Alden dan Nita.
Akan tetapi, tahukah Alden? Setiap malam dilewati gadis itu menangis di bali selimutnya. Ia selalu menyebut Alden dan hatinya tidak pernah tenang. Gerasang sudah hari-harinya.
Tanpa Alden sadari, Kenaya melihatnya begitu frustrasi. Ia menatap jam di ponselnya. Lalu, ia turun ke bawah.
"Kak Kimmi, kamu sudah belajar atau belum?" tanya Galen ketika melihat Kenaya. Gadis itu menggaruk kepalanya.
Ia berdehem pelan. "Nanti, aku ada urusan sebentar," ujarnya, tetapi jalannya di hadang Galen. Melihat mata Galen menatapnya tajam, Kenaya memutar bola matanya kesal.
"Aku mau ke rumah Mommy. Minggirlah," ketus Kenaya.
Galen menyingkir, ia membiarkan saudara pergi. Pikirin Galen entah ke mana yanag jelas, ia berharap besar kepada Kenaya.
***
Tok ... tok ... tok ....
Gadis itu segera mengusap air matanya dan berlari ke cermin. Ia memperbaiki rambutnya. Lalu, ke pintu kamar.
"Kimmi," ujarnya melihat sepupunya berdiri di sana. Kenaya langsung masuk dan melihat suasana kamar sepupunya.
Banyak sekali foto Alexa dan Alden. Bahkan Kenaya merasa kamar ini pasti diduga kamar Alden karena foto kakaknya terpanjang di mana-mana.
Alexa duduk di tepi kasurnya, ia mengikuti arah pandang Kenaya. Lalu, ia berdiri ketika Kenaya membuka balkom kamar Alexa.
Tepat ketika balkom Alexa dibuka pasti pertama kali dilihat adalah kamar Alden. Cahaya dalam kamar pria itu sudah padam, berganti hanya dengan lampu tidur.
Kenaya mendudukkan bokongnya di atas kursi tidur milik Alexa. "Kak, harusnya kamu tahu kapan diam itu bermakna. Dihina, dicaci, dimaki, bolehlah diamkan karena diam lebih bermakna untuk itu, akan tetapi, akankah diam bermakna dalam masalah yang kalian hadapi?" tanya Kenaya seraya tersenyum tipis.
Gadis berhijab ini membuat Alexa menunduk. "Bahkan saat ini aku tidak mampu berpikir jernih," balasnya.
"Masalah Kakak butuh komonikasi, bukan diam. Andai Adek bisa mengatakan, dia pasti sedih sekali harus menikah dengan wanita lain. Dan, Kimmi, hanya memilih Kak Alexa menjadi Kakak Iparku, untuk itu bicaralah dengan Adek, jangan abaikan dia karena yang diabaikan saat peduli itu sakit, Kak. Belum tentu hari ini sama dengan hari kemudian, untuk itu jaga satu harimu agar tetap dalam bahagia," saran Kenaya.
Alexa terisak, ia membiarkan pertahanannya runtuh di depan Kenaya. Gadis itu mengentik sesuatu di gawainya. Beberapa menit kemudian, pintu balkom Alden terbuka.
***
Bersambung ....
🙏🏼😍
Alexa bikin mood warga rebahan terhibur 👍🏻🤣😍