Seorang gadis yang yang bernama Ana terpaksa menerima perjodohan dari orang tua dan keluarga, setelah lima tahun pernikahannya, suami Ana mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada kakinya.
Selama sebulan penuh Ana merawat suaminya dengan ikhlas hingga suaminya pulih kembali seperti semula.
Di saat Ana bahagia karena kesembuhan cedera suaminya, Ana di kejutkan dengan hilangnya sang suami yang entah pergi kemana, tanpa pamit dan memberi kabar apapun padanya, sehingga membuat Ana beserta keluarga bingung dan terus mencari keberadaan sang suami.
Akankah Ana bertemu lagi dengan suaminya yang tiba-tiba menghilang itu, dan apakah alasan menghilangnya suami Ana.
Penasaran... Yu baca kisah Ana selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀
Sedangkan di luar restoran Ana dan Ridho saat ini sedang duduk berdua di bangku.
" Jangan melihat ku seperti itu dho, malu tau kaya orang yang sedang jatuh cinta saja " ucap Ana yang merasa tidak enak karena terus di pandang sahabatnya itu
" Memangnya tidak boleh saya jatuh cinta pada sahabat sendiri, nggak papa kan asal jangan istri orang saja " ucap Ridho dengan entengnya.
" Apaan sih dho, apa kamu tidak salah orang, ya meskipun kita sepertinya di jodohkan " ucap Ana yang salah tingkah karena sahabatnya itu.
" Apanya yang salah, kamu bukan istri orang kan, bulan selingkuhan orang kan bukan... " perkataan Ridho terhenti ketika Ana menutup mulutnya.
" Sembarang saja kalau ngomong, iya aku tidak terikat dengan siapa pun sekarang, tapi kan sekarang aku sudah menjadi janda anak tiga lagi, terus masih dalam masa Iddah, masa iya kamu mau dengan perempuan seperti ku ini " ucap Ana yang sadar diri dengan statusnya sekarang.
" Tidak masalah bagiku meskipun kamu sudah punya anak, dan aku akan sabar menunggu sampai masa Iddah mu selesai, setelah itu baru aku melamar mu " ucap Ridho
Mendengar itu Ana langsung terdiam dan masih tidak percaya dengan kata sahabatnya itu, apalagi Ana masih belum terpikirkan untuk menjalin hubungan lagi dengan seseorang, masih sangat sulit baginya.
Melihat Ana diam saja Ridho mengerti dengan keraguan sahabatnya itu dan akan terus berusaha meyakinkannya.
" Ya sudah tidak usah di pikirkan, aku juga tidak minta buru - buru, masih ada sebulan lebih masih masa Iddah mu baru selesai, santai saja, sambil kita jalani pelan - pelan yang penting sekarang kamu cukup bilang iya pada kami semua maka semuanya sudah beres, selebihnya biar berjalan seperti sebagai mana mestinya saja " ucap Ridho yang tidak mau memaksakan meskipun ia sungguh sangat ingin Ana menjadi pendampingnya.
" Hmm, terimakasih sudah mengerti Ridho, baiklah aku terima tapi kita jalani saja dulu ya sampai aku siap, dan ketika aku masih belum siap dan kamu berubah pikiran atau menemukan orang yang lebih baik dan bisa membuat kamu nyaman bersamanya, kamu bisa langsung bilang padaku, aku bisa terima dengan iklas. " ucap Ana lagi
" Baiklah, kamu tenang saja ayo kita kembali sekarang kasihan mereka sudah lama menunggu " ucap Ridho yang langsung menggandeng tangan Ana lalu membawa sahabatnya itu masuk kembali ke dalam restoran itu.
Ana kembali tersenyum saat sahabatnya itu menggandeng tangannya, mungkin sekarang ia akan berusaha membuka sedikit hatinya untuk menerima sahabatnya itu.
" Kalian sudah kembali, bagaimana apa kalian sudah setuju ?" tanya Burhan yang sudah tidak sabar dengan jawaban keduanya.
" Kami setuju Pah, tapi tidak sekarang nanti setelah masa Iddah Ana selesai dan juga setelah Ridho dapat persetujuan dari ketiga jagoan - jagoan Ana ini " jawab Ridho yang langsung dapat tatapan tajam dari Ana.
" Apa benar kan, sudahlah kamu itu tinggal bilang iya saja " ucap Ridho pada Ana
" AW AW shiittt... Sakit sayang" jerit Ridho saat Ana mencubit tangannya karena sudah seenak jidatnya saja bicara seperti itu.
Ana sungguh sangat tidak enak pada semua terutama pada ketiga anaknya saat Ridho seenaknya saja memangilnya sayang di depan mereka semua, padahal bagi Ana hubungan mereka masih belum resmi.
" Hahahaha... Baiklah sepertinya kalian berdua sudah setuju, kalau begitu kami juga setuju dengan katamu Ridho setelah masa Iddah Ana selesai dan kamu sudah dapat persetujuan dari tiga jagoan Ana, maka setelah itu kita langsung saja melakukan pernikahan untuk keduanya " ucap Burhan yang juga seenaknya saja mengambil keputusan.
" Seenaknya saja, apa kamu tidak mendengar pendapat kami, belum tentu juga kami menyetujuinya" ucap Arman yang tidak mau kalah.
" Apa sih Pah " ucap Rima
" Apa juga sih Mah, benar kan papah juga berhak memberi keputusan " ucap Arman.
Mereka semua yang ada di situ langsung tertawa bersama kecuali satu orang yang sedari tadi hanya diam saja.
Dan itu tak luput dari perhatian Ana dan Ridho, siapa lagi kalau bukan jagoan Ana anak sulung Ana.
Mereka semua juga menyadarinya tapi mereka saat ini tidak mempermasalahkannya, mereka semua mengerti mungkin setelah di beri pengertian anak itu pasti akan mengerti, apalagi kalau ibunya langsung yang memberi pengertian pasti dia akan mengerti.
Maka dari itu mereka semua tidak terlalu khawatir, apalagi Ridho yang merasa sangat yakin pasti bisa mendapatkan hati ketiga anak Ana itu terutama putra pertama sahabat sekaligus kekasihnya itu sekarang.
Karena banyak orang bilang, sebelum mendapatkan ibunya kita harus bisa mendapatkan hati anak - anaknya terlebih dahulu, dan itu sudah pasti berlalu pada setiap wanita yang sudah memiliki anak alias janda.
Sedangkan Ana sendiri membiarkan saja semua itu, sekalian mau melihat seberapa tulus sahabatnya itu pada dirinya dan juga ketiga anaknya, jika memang layak maka Ana akan bersedia menerima pinangan dari sahabatnya itu.
Meskipun sekarang Ridho sudah mengklaim Ana sebagai kekasihnya, tapi Ana hanya menganggap itu sebagai candaan saja.
Bagi Ana teman sahabat dan kekasih sama saja, kecuali sudah ada ikatan pernikahan maka akan berbeda lagi keadaannya.
Sedangkan kedua orang tua Ana melihat itu juga ikut bahagia, mereka berharap semoga kali ini mereka tidak salah lagi memilihkan pasangan untuk putri mereka itu.
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀