Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Viral
Intan temenung memikirkan langkah apa yang harus di ambil untuk membantu Bima " apa aku upload aja di medsos yah,minta bantuan nitizen " gumam Intan lirih, entah mengapa Intan selalu ingin dekat dengan Bima, ia merasa Bima menyenangkan walau umurnya 2 tahun di bawahnya, dengan Bima ia seakan memiliki adik, dan teman yang bisa menghiburnya, Intan memang anak semata wayang dari pasangan Handoko dengan Sulastri, ia ingin memiliki adik dan teman yang bisa untuk curhat hati nya yang terkadang kesepian, dan itu di dapatinya dari sosok Bima
Intan mengupload video perkelahian Bima di beberapa sosmed, di bawahnya ia bertanya pada nitizen "siapa yang salah dan siapa yang seharusnya di hukum, saat ini Bima dan Asep korban pengeroyokan sedang di tahan di sel polsek "
Video intan langsung naik dari 50 ke 500 dan masih terus bertambah
" harusnya lawannya Bima yang harus di penjara, aku ada di lokasi saat kejadian terjadi" komen seorang netizen
"Wah keren Bima , ga takut walau 2 lawan 4" satu komen lagi memuji Bima
" teman sejati ga peduli dengan dirinya yang penting temannya selamat, bim 2 jempol untuk mu, semoga kita bisa berteman"
Komentar makin ramai , banyak yang membela Bima dan menghujat rombongan Idrus cs
Intan berterima kasih, ia berharap video yang dia upload dapat membebaskan Bima.
Di rumah Idrus , Idrus dan Hendra di marahi habis habisan oleh ayahnya,
" bodoh kalian, kenapa bisa keduluan ngambil hasil rekaman " bentak ayah Idrus
"Aku ga tahu kalau ada cctv di sana ayah" Hendra menunduk takut, ia memang tak menyangka kalau di lapangan itu ada cctv yang merekam perbuatannya
Hari itu Bima dan Asep di bebaskan polisi yang menghapus video bukti di nonaktifkan dari kepolisian, karena telah mencoreng nama baik kepolisian, rombongan Idrus terkena hukuman 1 tahun penjara tapi mereka hanya membayar denda 10 juta untuk perorang agar tak menjalani hukuman, dan menandatangani perjanjian akan berkelakuan baik
Bima dan Asep berterima kasih pada Intan yang telah banyak membantu
" terima kasih yah mbak, kalau ga karena mbak mungkin kami akan lama berada di sel" ucap Bima tulus
"Bukan masalah besar, ayo pulang dah sore, oh iya nanti malem temenin mbak yah? " ucap Intan tiba tiba
"Kemana mbak?" tanya Bima
"Udah ikut aja,nanti juga kamu tau" intan menjawab dengan senyum.
"Ok mbak , apa sih yang ga buat mbak ku yang cantik ini" goda Bima
"Kamu yah dah pintar ngegombal sekarang " Intan tersipu malu"yah udah sampai nanti malam yah, nanti aku jemput" lanjutnya
"Siap delapan-enam"
Selepas isya Bima sudah rapi dengan setelan celana jeans dan kaos ketat, ia tak tampak seperti anak SMk, perawakan dan tinggi badannya seakan akan anak kuliah.
" wih nambah ganteng aja adikku," puji Intan yang melihat Bima sudah rapi
"Kita mau kemana mbak??"
" jangan cerewet ikut aja"
Bima hanya tersenyum masam mendapat jawaban Intan, Intan menghentikan mobilnya di sebuah mall di Bandar Lampung, Bima turun dari mobil dan ia tertunduk malu saat merasa ia menjadi pusat perhatian
" Eh bukannya itu Bima yang berkelahi di Unila, " celetuk seorang cewek
" iya , itu Bima ganteng aslinya daripada di medsos" sahut teman si cewek tadi
Intan yang melihat banyak wanita yang memperhatikan Bima langsung menggandeng Bima, Bima kaget
"Kenapa mbak??" Spontan Bima
"Udah diem , kamu ga lihat itu cewek cewek ngeliat kamu kaya mau makan kamu" intan menarik Bima ke salon di lantai bawah mall " kamu rapihan rambutnya, nanti ikut mbak kerumah "lanjut nya , Bima hanya bisa mengikuti kemauan intan yang sudah terlalu baik padanya ,Bima di tinggal di salon sendiri sedangkan intan berkeliling di toko baju pria , ia sering melihat Bima memakai pakaian yang sederhana walau masih layak tapi warnanya hampir putar, ia berencana membelikan beberapa stel baju untuk Bima, saat ia kembali ke salon ia terbelalak melihat Bima yang sudah selesai dan sedang duduk di ruang tunggu, Bima terlihat sangat tampan
" hei mbak kok bengong " sapa Bima melihat Intan di depan pintu masuk,
" oh, eh ga papa kok, ini kamu pakai ganti di kamar ganti sana" Intan tergagap dan menyerahkan satu stel pakaian .
Bima mengambil baju itu dan masuk kedalam kamar ganti, saat keluar dari kamar ganti Intan makin terbelalak, bagaimana tidak dengan rambut yang sudah di rapihkan dan stelan kemeja biru muda yang di pakainya membuat pesona ketampanan Bima menguar .
" Ayo mbak kita pulang " Bima menyenggol Intan yang sedang terbengong
" Eh iya ayo " Intan tersadar dan langsung menggandeng Bima
"Bim , mbak mau nanya boleh? " Tanya Intan setelah di dalam mobil
"Tanya apa mbak, boleh kok?"
" sebenarnya umur kamu berapa sekarang"
" oh itu, bulan depan aku 17 tahun mbak , aku telat masuk sekolahnya , aku masuk sd hampir 8 tahun mbak" terang Bima
"Eh cuma beda setahun sama aku dong, ya udah jangan panggil mbak yah panggil intan saja"
"Eh ya ga boleh dong mbak , mbak kan lebih tua..." ucapan Bima terhenti saat melihat intan melotot padanya
Mobil yang di kendarai intan dan Bima memasuki kompleks Way Halim , perumahan yang ramai
"Ayo turun " ajak Intan
" ini rumah kamu tan,? Megah banget" Bima terkagum dengan rumah intan, rumah yang luas dan bertingkat
"Rumah ortu , aku belum punya rumah , cuma numpang " intan terkekeh melihat sikap Bima
" sama aja tan"
" Assalamualaikum ," salam Bima saat memasuki rumah mewah itu
"Waalaikum salam " seorang pria berumur 40 tahunan keluar dan menjawab salam Bima
"Papa ," intan langsung memeluk pria itu yang ternyata papanya, Bima salim tangan dan grogi karna di perhatikan oleh papanya intan
" ini nak Bima??"Tanya nya kemudian
"Iya om, saya Bima teman intan om," Jawab Bima menunduk karena tatapan tajam papanya intan menatapnya tajam menyelidik.
"Intan , kamu buat air minum sana " perintah handoko pada anaknya
Intan langsung bergegas ke dapur, sepeninggal intan tatapan handoko makin tajam.
"Kamu yang viral berkelahi kemarin kan, apa tujuan kamu mendekati intan " selidik handoko
Degh,
hati dada Bima terasa sesak, "inikah pemikiran setiap orang kaya" sangkanya dalam hati,Bima menghela napas panjang
"Maaf om, saya ga ada maksud apa apa terhadap intan, saya hanya menganggap nya sebagai teman dan sosok mbak, ga lain dan ga lebih " tutur Bima panjang lebar
"Kamu memang tampan, tapi tampan saja tak mendukung masa depan" handoko tersenyum sini
"Maksud om??
"Kamu mendekati intan karena kamu mau morotin nya ,iya kan!!bentak handoko, Bima tersentak kaget
"Maaf om, saya murni ingin berteman, emank intan sempat memberikan saya hp dan baju yang saya pakai tapi saya tak pernah meminta, dan penolakan saya tak di anggap sama Intan, " Bima menarik napas panjang " ini om , hp yang Intan berikan, baju masih ada di mobil Intan , dan untuk baju yang saya pakai, besok saya akan kembali kan uangnya, karena baju saya tak tahu di taruh Intan di mana" Bima meletakkan hp , dan langsung pergi setelah mengucap salam.
Bima menyusuri jalan trotoar sepanjang jalur dua Way halim, matanya jauh menerawang ucapan papanya intan terasa menyesakan , ia memang miskin tapi ia tak pernah meminta makan pada orang lain, ia selalu berusaha bekerja keras agar bisa mencukupi kebutuhan keluarganya
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏