Dijual oleh Ibu dan Kakak tirinya pada seorang CEO dingin demi untuk menebus rumah yang digadaikan oleh Ibu tirinya dan juga melunasi hutang judi Kakak tirinya. Diandra terpaksa menikah dengan laki-laki kejam bernama Erlangga.
CEO yang begitu terkenal dengan prestasi dan begitu diidamkan banyak wanita itu, selalu berlaku semena-mena pada Diandra, terutama saat diatas ranjang.
Diandra terpaksa bertahan, tetapi bukan karena mencintai Erlan, melainkan karena keluarga barunya yang begitu menyambut baik kedatangan Diandra sebagai menantu. Ditambah lagi, dia tidak punya tempat berteduh kecuali rumah suami kejamnya itu.
Akankah Erlan luluh dan mencintai istrinya Diandra saat kekasih Erlangga yang sesungguhnya datang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delis Misroroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagiaan Kecil
Sepanjang meeting dengan Pak Davis, Erlan begitu terlihat bahagia bahkan dia begitu lancar memaparkan keuntungan-keuntungan jika bekerja sama dengan perusahaannya. Pak Davis cukup kagum dan Erlan memang patut diapresiasikan sebagai CEO berprestasi. Kerja sama dan tanda tangan kontrak pun berhasil dia dapatkan.
"Pak Erlan benar-benar hebat. Saya baru bisa membuktikan dengan mata kepala saya sendiri bagaimana cara pemimpin perusahaan yang terkenal itu memikat kami. Ternyata patut diacungi dua jempol," ucap Pak Davis seraya mengangkat kedua ibu jarinya sebagai tanda pujian untuk Erlan. "Biasanya laki-laki yang sudah menikah bisa begitu hebat dalam bekerja itu karena ada peran dan doa seorang istri dibalik layar," lanjut Pak Davis membuat Erlan ingat dengan kata-kata Diandra.
"Semoga pekerjaanmu lancar, Mas,"
"Ah, iya. Anda tepat sekali, Pak. Apakah istri anda juga selalu mendoakan agar pekerjaan anda lancar dan mencium tangan anda saat berangkat bekerja?" tanya Erlan asal-asalan.
"Tentu saja, Pak Erlan. Doa seorang istri itu tidaklah main-main. Selama ini saya sudah membuktikan sendiri, Pak." Pernyataan Pak Davis membuat Erlan penasaran.
"Buktikan apa, Pak? Boleh ceritakan pengalaman rumah tangga anda pada saya supaya saya bisa belajar dari Pak Davis?" Erlan langsung menarik kursi dan duduk berdekatan dengan Pak Davis. Sedangkan Jio hanya bisa mengelus dadanya melihat sikap Erlan yang berubah seratus delapan puluh derajat.
"Haha ... sepertinya anak muda memang harus belajar dari yang berpengalaman," jawab Pak Davis tidak percaya dengan antuasias Erlan.
"Iya dong, Pak. Saya tidak punya ayah, jadi saya bisa belajar dari Pak Davis, kan?" bujuk Erlan membuat Pak Davis manggut-manggut.
"Ya anda benar. Jadi intinya saja, Pak. Jangan pernah sakiti hati istri anda jika anda mau pekerjaan anda lancar. Saya pernah bertengkar pada istri saya hanya gara-gara handuk yang saya letakkan di atas tempat tidur. Sepele sekali ya? Tapi istri saya terus ngomel dan akhirnya saya membentaknya. Dia nangis bahkan kita tidur terpisah malamnya. Keesokan harinya mobil saya pecah ban, padahal saya sedang dalam perjalanan bertemu dengan klien. Saat itu saya masih merintis bisnis, jadi saya belum punya supir pribadi. Akhirnya saya memutuskan naik ojek online demi tepat waktu. Sayangnya saya tidak berhasil mendapatkan kontrak dengan klien saya tersebut. Dia bilang tidak puas dengan presentasi saya," papar Pak Davis dan kini Erlan yang manggut-manggut.
Jio pun mendengarkan dengan seksama karena bisa juga sebagai pembelajaran dia saat sudah menikah. Masalahnya saat ini hanyalah calon saja yang belum punya karena sibuk mengikuti Erlan.
"Apa anda yakin itu karena anda membentak istri anda, Pak? Bisa saja itu hanya sebuah kebetulan." tanya Erlan begitu antusias mendengarkan cerita Pak Davis.
"Sorenya saya pulang dan istri saya masih marah. Rumah berantakan karena anak pertama saya sangat aktif. Dia bahkan tidak masak makan malam dengan alasan repot mengurus anak. Saya pun berpikir atas kesalahan saya karena sebelumnya dia tidak pernah bersikap seperti itu. Bahkan setelah melahirkan saja dia memaksa untuk menyiapkan segala kebutuhan saya."
"Lalu?"
"Saya meminta maaf pada istri saya dengan sangat tulus dan berjanji akan meletakkan handuk di tempatnya setelah mandi. Istri saya memaafkan dan kami biasa lagi. Setelah itu keesokan harinya istri saya berdoa supaya bisnis saya lancar dan sukses sampai kita tidak akan kekurangan suatu apa pun. Ternyata doa itu terkabul. Saham saya naik pesat dan saya mendapatkan beberapa kontrak kerja sama yang sangat menguntungkan. Saya bisa berdiri sampai sekarang itu karena dukungan penuh dan doa istri saya," jelas Pak Davis membuat Erlan memberikan tepuk tangan kemudian keduanya berjabat tangan.
"Terima kasih banyak, Pak Davis. Anda memang suami yang hebat. Semoga bisnis kita menghasilkan banyak keuntungan," ucap Erlan yang terlihat jelas rasa bahagianya. Erlan pun pamit.
...***...
Para karyawan di kantor Erlan sedang sibuk berbisik sana-sini. Bahkan semua karyawan terlihat antusias dan bahagia menyambut kedatangan CEO mereka. Tentu saja itu adalah momen langka karena itu adalah pertama kalinya dalam sejarah seorang Erlan tersenyum menyapa para karyawan yang menyapanya. Ditambah lagi semua karyawan akan mendapatkan bonus juga makan malam gratis di sebuah restoran cukup mewah.
"Gila emang ya kalau udah kawin. Aura positifnya itu keliatan banget, sumpah parah banget gantengnya Bos kita,"
"Bener banget lo. Gue hampir pingsan gara-gara liat senyum pak Erlan."
"Sejarah yang akan terus dikenang, gaes!"
"Hati gue bahkan meleleh kayak es krim kepanasan tadi!"
"Pasti Bos kita dapet jatah lebih dari istrinya, Cyin! Gila keren parah itu istrinya bisa ngerubah CEO kejam kita jadi hello Kitty,"
"Bener-bener! Gue berdoa semoga istri Pak Erlan selalu sehat dan segera diberi momongan supaya mereka semakin mesra dan bonus kita tiap bulan mengalir,"
"Aamiin ...."
Keributan itu didengar jelas oleh Erlan yang kebetulan akan memeriksa divisi pemasaran. Bukannya marah karena karyawannya asik gibah, Erlan malah tersenyum. "Bos! Ja'im Bos ja'im," bisik Jio membuat Erlan tersadar dan kembali menunjukkan wibawanya.
"Ehem!" Erlan berdehem dan seketika semua karyawan yang asyik bergibah langsung berwajah serius dengan menatap pekerjaan mereka masing-masing. Erlan terus berjalan menuju divisi pemasaran dan mendengarkan dengan seksama apa yang dilaporkan kepala divisi itu bahkan memberikan masukan dan saran. Padahal sebelumnya jika laporan tidak sesuai dengan keinginan Erlan, dia akan marah dan juga berakhir dengan pemecatan tanpa pesangon. "Baiklah ... semuanya mohon berkerja dengan baik dan profesional dan silahkan nikmati makan malam kalian," kata Erlan dengan senyuman di akhir kalimat. Sontak membuat riuh di ruangan karena teriakan juga tepuk tangan yang meriah serta ucapan banyak terima kasih.
Entah kenapa Erlan merasa lebih tenang dan lebih bahagia melihat semua karyawannya bahagia. Bahkan Jio ikut senang karena sejatinya dia juga ikut merasakan kebahagiaan karena perubahan sikap Erlan yang teramat drastis itu.
"Tuan, apa perlu saya carikan kado spesial untuk istri, Tuan? Misalnya buket bunga mawar merah sebagai lambang cinta?" Mendengar itu Erlan langsung menjentikkan jarinya tanda setuju. "Baiklah Tuan, saya akan memesannya," lanjut Jio.
"Serjio Andreas. Bisakah kita bicara biasa saja saat kita hanya berdua? Jangan terlalu formal. Aku jadi ingat bagaimana cara istriku memanggilku dengan sebutan Tuan. Padahal aku suaminya, tapi seolah dia itu budakku. Sungguh lucu. Kamu nggak capek panggil Tuan terus, heh?" Jio tersenyum.
"Saya sedang bekerja, Bos," jawab Jio seraya mengetik sesuatu di ponselnya.
"Baiklah. Terserah kamu." Setelah itu keadaan hening beberapa saat. Erlan pun menatap jam ditangannya dan sudah waktunya untuk pulang. "Kita pulang sekarang," titah Erlan dan Jio mengangguk.
"Buket bunga akan tiba sepuluh menit lagi, Bos! Kita bisa menunggu di lobby,"
"Hm. Boleh juga."
Keduanya pun turun dan berdiri di depan pintu utama kantor tersebut. Tidak berapa lama buket pesanan Jio datang. Erlan menerima buket bunga mawar merah itu bahkan mencium aromanya.
"Sayang! Astaga, kamu sweet banget sih sampe beliin aku mawar merah begini," Cherin tiba-tiba muncul dan segera meraih buket bunga di tangan Erlan.
"Sialann! Itu untuk Diandra," batin Erlan kesal.
........
𝐤𝐥𝐨 𝐚𝐪 𝐝𝐥𝐮 𝐡𝐛𝐬 𝐤𝐮𝐫𝐞𝐭 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝟑𝐛𝐥𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚
𝐲𝐠 𝐩𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐞𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐪 𝐠𝐤 𝐧𝐠𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐥𝐨 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐮𝐝𝐚 𝐭𝐮 𝐠𝐤 𝐛𝐥𝐡 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐩𝐞𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐠𝐢 𝐮𝐬𝐢𝐪𝐮 𝐣𝐠 𝐦𝐬𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟐 𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐢𝐨𝐦𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐢𝐬𝐭𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟑 𝐛𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐨𝐯𝐮𝐦 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐧𝐢𝐧 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐝 𝐝𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐪𝐮 𝐡𝐧𝐲 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐧𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐲𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐢𝐫 𝐤𝐞𝐭𝐮𝐛𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚