NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Bersemi

Ketika Cinta Bersemi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cumi kecil

Di sebuah universitas yang terletak kota, ada dua mahasiswa yang datang dari latar belakang yang sangat berbeda. Andini, seorang mahasiswi jurusan psikologi yang sangat fokus pada studinya, selalu menjadi tipe orang yang cenderung menjaga jarak dari orang lain. Dia lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan, membaca buku-buku tentang perilaku manusia, dan merencanakan masa depannya yang penuh dengan ambisi.

Sementara itu, Raka adalah mahasiswa jurusan bisnis. raka terkenal dengan sifatnya yang dingin dan tidak mudah bergaul, selalu membuat orang di sekitarnya merasa segan.

Kisah mereka dimulai di sebuah acara kampus yang diadakan setiap tahun, sebuah pesta malam untuk menyambut semester baru. Andini, yang awalnya hanya ingin duduk di sudut dan menikmati minuman, tanpa sengaja bertemu dengan Raka.

Yuk guys.. baca kisah tentang perjalanan cinta Andini dan Raka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33 KEJUTAN.

Setelah pertemuan pahit dengan Ibu, Andini memilih duduk di taman dekat fakultas. Angin sore menghembus pelan, tapi pikirannya masih penuh badai.

Di tengah lamunannya, matanya tertuju pada seorang wanita yang berdiri tak jauh darinya. Wanita itu tampak kebingungan, menatap layar ponsel lalu menoleh ke sekeliling, seakan mencari seseorang. Pakaiannya sederhana, kemeja putih, celana bahan, sepatu bersih. Tapi dari cara dia berdiri, raut wajahnya yang tenang meski resah, serta cincin mahal yang nyaris tersembunyi di jarinya, Andini bisa menebak... dia bukan orang sembarangan.

Andini mendekat, setengah ragu. “Maaf, Bu. Ibu terlihat seperti sedang butuh bantuan?”

Wanita itu menoleh. Ada senyum tipis di wajahnya yang cantik dan dewasa. “Ah… iya. Saya janjian bertemu anak saya di sini. Tapi ponsel saya tiba-tiba mati, dan saya tidak hapal nomornya.”

Andini mengangguk pelan. “Kalau Ibu tahu nama lengkapnya, saya bisa bantu cari lewat kampus. Siapa tahu saya kenal.”

Wanita itu tersenyum lebih lebar, kali ini lebih hangat. “Wah, kamu baik sekali. Tapi tidak perlu repot. Saya hanya akan duduk sebentar. Mungkin dia juga sedang mencariku.”

Andini mengangguk sopan. “Kalau begitu, saya temani saja sebentar. Lagipula… saya juga sedang butuh ketenangan.”

Mereka duduk bersebelahan. Hening, namun terasa nyaman.

Tak lama, wanita itu menoleh. “Kamu mahasiswa di sini?”

“Iya, Bu. Sudah tahun ketiga.”

“Kelihatan dari cara kamu bicara... kamu cerdas, sopan, dan... berbeda.”

Andini tertawa kecil. “Berbeda baik atau buruk?”

“Berbeda yang berkarakter,” jawab wanita itu sambil menatap lurus ke depan. “Kadang orang seperti kamu akan dicoba lebih keras oleh dunia... karena kamu ditakdirkan untuk jadi lebih dari sekadar biasa.”

Andini terdiam. Kata-kata itu menampar lembut, tapi menenangkan. Ia tak tahu siapa wanita ini. Tapi entah kenapa, ia merasa... dilihat.

Dan saat Andini akhirnya pamit, wanita itu hanya tersenyum lagi. “Sampai jumpa, Andini.”

Andini berhenti. “Ibu tahu nama saya?”

Tapi wanita itu hanya melambaikan tangan, lalu berjalan menjauh, meninggalkan Andini dengan sejuta tanya.

BEBERAPA HARI KEMUDIAN.

Andini masih memandangi punggung wanita itu yang perlahan menghilang di balik deretan pohon taman kampus. Kata-katanya masih terngiang di kepala.

 “Kamu ditakdirkan untuk jadi lebih dari sekadar biasa.”

Ia tak sempat menanyakan bagaimana wanita itu tahu namanya. Tapi satu hal pasti, pertemuan tadi meninggalkan kesan mendalam.

Beberapa hari berlalu, dan kampus mulai ramai oleh persiapan acara Annual Scholarship Award, acara bergengsi tempat para mahasiswa berprestasi diberi penghargaan. Nama Andini masuk dalam daftar nominasi utama. Banyak yang bangga, tapi tak sedikit juga yang mencibir, terutama... Tahira.

Hari pengumuman, di aula utama kampus dipenuhi mahasiswa, dosen, dan tamu kehormatan. Salah satunya adalah seorang wanita elegan, sederhana tapi berwibawa, yang duduk di deretan depan. Saat namanya disebut oleh MC, semua tepuk tangan. Termasuk rektor kampus, yang menyebutnya sebagai "donatur paling berpengaruh tahun ini."

Andini yang duduk di belakang, terbelalak.

“Itu… itu kan…” gumamnya.

Dan benar saja.

“Selamat datang, Ibu Ratna Handayani,” ucap MC.

“Pendiri R&H Foundation, dan tentu saja, ibunda dari Raka.”

Semua mata kini tertuju pada wanita itu.

Tahira yang duduk beberapa kursi dari Andini ikut menoleh, matanya membulat. “Apa?” bisiknya tajam. “Dia... ibunya Raka?”

Andini nyaris tak percaya. Dunia seakan mempertemukannya kembali dengan wanita itu, bukan sebagai orang asing, tapi sebagai sosok berpengaruh, dan... keluarga dari orang yang ia cintai.

Selama ini, Andini tidak pernah mencari tau latar belakang Raka. Andini pikir setelah mengetahui jika Raka adalah pewaris Adiwangsa, tidak akan ada kejutan lainnya. tapi ternyata..

Setelah acara selesai, Ibu Ratna menghampiri Andini. Banyak yang memperhatikan, termasuk para dosen dan mahasiswa.

“Senang bisa bertemu kamu lagi, Andini,” katanya hangat. “Kamu sudah bikin saya makin yakin... kamu orang yang tepat.”

Andini tersenyum gugup. “Terima kasih, Bu... saya juga baru tahu, Ibu adalah, ”

“Ibu dari Raka? Iya,” jawab Ibu Ratna cepat, tersenyum misterius. “Dan sekarang... juga seseorang yang akan berdiri di pihakmu.”

Di kejauhan, Tahira dan ibunya memperhatikan dari kejauhan. Dan untuk pertama kalinya... mereka terlihat benar-benar terancam.

1
Kim Bum
titip sandal ya kak. nanti kalo udah rame balik lagi😁
Marchel: Terimakasih kak, sudah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!