Sequel Story Of [SELEPAS KATA TALAK]
"Dia!" Tetuah itu menunjuk ke arah ... Bukan ke arah perawan desa yang dari dulu menantikan tubuhnya di jamah oleh Pak Kades yang menurutku biasa saja ini, tapi dia menunjuk ke arahku. "Non Gea, yang akan menjadi Bu Kades."
"Hah?" Aku mendelik, tipe orang macam Tetuah desa ini lah yang ingin aku libas akhir-akhir ini. "Sialan."
*****
Bagaimana jadinya. jika Gea yang ingin membalaskan dendamnya kepada Kades yang sudah menghamili kakaknya malah terjebak menjadi istri Kades itu sendiri dengan identitas rahasia yang masih ditutupi.
Akankah Gea bertahan dalam balas dendamnya. atau malah menyerah dengan rencananya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11. Aib Desa
"Gibran, kamu Mama tinggal disini gapapa kan, Mama ada kelupaan sesuatu," Aku melirik Gibran yang sedang bermain mobil-mobilan.
Gibran menatap ku dengan pupple eyes yang membuatku terenyuh perlahan. "Mama jangan lama tapi yah?"
Aku tersenyum sekilas kemudian, menatap Gibran. "Janji kok."
Dengan menyambar kertas proposal yang harus di tanda tangani Pak Kades, aku berjalan keluar dari dalam kamar meninggalkan Gibran sendiri, sebenarnya agak was-was tapi tidak aman membawa Gibran.
Aku berjalan keluar dari rumah Mak Saharia, tidak ada tanda Mak Saharia akan pulang, pasti Balai Desa masih rame jadi tujuan utamaku adalah Balai Desa karena sudah pasti Pak Kades ada disana.
Aku menutup pintu rumah Mak Saharia kemudian berjalan menyusuri jalan setapak pedesaan itu, suasana sejuk walaupun langit siang menghangat tapi jauh di ujung sana sedang mendung, mungkin di bagian lain daerah ini sedang turun hujan.
"Non Gea?"
Aku berbalik, itu adalah penduduk lokal, aku gak tahu kenapa mereka memanggilku dengan sebutan Non, tapi aku fine-fine aja dengan jenis panggilan seperti ini.
Bayangkan saja yah, Non kerap digunakan untuk imbuhan panggilan bawahan kepada majikannya, jadi aku bisa seolah-olah adalah majikan semua penduduk disini, kecuali Kak Ion dan Pak Kades yang memanggilku dengan sebutan Dek Gea.
"Iyek?" Aku menatap ibu tersebut, dia ada di Balai Desa tadi karena hampir semua penduduk ada di Balai Desa kecuali beberapa pria dewasa yang kerja dan tidak bisa hadir.
"Mau-ki Ke Balai Desa?" tanya Ibu tersebut yang sontak membuatku mengangguk lebar.
"Iyek, Mau ketemu sama Pak Kades, mau minta tanda tangan nya," jawabku menunjukkan proposal yang aku pegang.
"Ndak ada-mi Pak Kades di balai desa, bubar semua-mi orang, palingan kalau mau ketemu sama Pak Kades, harus-ki ke kantor desa, disana itu."
Mendengar pernyataan itu membuatku menghela napas panjang, hampir saja aku berjalan sia-sia menuju balai desa.
"Dimana kantor desanya?"
Ibu tersebut menunjuk ke arah jalan setapak lain, tapi ini lebih luas, di ujung jalan itu bisa aku lihat bangunan putih yang sudah ku pasti kan adalah Kantor Desa setempat.
Tidak jauh dari tempatku berdiri, aku berterimakasih kemudian dengan langkah cepat aku berjalan ke kantor desa tersebut, aku tidak mau berlama-lama di luar.
"Kok sepi?" Aku bergumam sendiri jadinya. Soalnya di kantor desa tersebut tidak ada siapapun walaupun pintunya terbuka.
Aku mengucap salam kemudian berjalan masuk ke dalam sana, tidak ada jawaban sebelum sebuah tepukan di pundak ku membuatku tersentak.
"Dek Gea?"
"Astagfirullah! Bangs-" Aku hampir saja mengeluarkan kalimat itu. Bisa yah sehabis mengucap istigfar aku malah ingin mengumpat, jangankan kalian, aku saja tidak habis pikir. "Pak Kades bikin kaget saja."
"Maaf, Dek, cari siapa disini?"
CARI KAMU SIALAN! Aku berusaha tersenyum palsu tapi manis, kurasa ini adalah senyum paling manis yang pernah kuberikan karena terakhir aku tersenyum manis adalah waktu wisuda TK.
Abah memaksaku tersenyum, sedangkan kondisiku waktu itu malas, lelah, lesu jadi aku harus tersenyum palsu pada sesi berfoto.
"Cari Pak Kades."
"Mas Ozan saja, kalau kita berdua jangan terlalu formal," jawab Pak Kades yang membuatku menunduk.
"B-boleh?"
"Saya panggil kamu sayang aja juga boleh," Pak Kades bergurau.
DASAR BUAYA KEJENGKANG!
"Ehm, Mas Ozan, aku pengen minta tanda tangan buat proposal penelitianku selama di desa ini, apakah boleh?" tanyaku pada Pak Kades.
"Loh? Bukannya waktu itu sudah yah, sekalian sama surat persetujuan kamu masuk desa?" jawab Pak Kades.
Dasar Enjel kurang ajar, berani-beraninya dia ingin membuatku malu begini, aku akan berdoa semoga disana dia bersin-bersin karena sengaja ingin menjebakku dalam situasi seperti ini.
"M-mungkin itu data dari kampus, kalau aku butuhnya buat rangkuman data akhir, jadi harus dimintai langsung," jawabku ngasal.
"Emang ada yah? Setahu saya tidak ada sih."
Tuhan! Aku lupa terakhir aku kuliah setahun yang lalu. Blushing! Wajahku memerah ya Allah.
"Ehm, kebijakan dari kampusnya begini Mas," Aku kembali ngawur, ngasal bin ngada-ngada.
Malu gak sih jadi aku? Malu banget! Tuker tempat yuk!
"Oh Oke, setiap kampus juga beda-beda," Mas Ozan maksudku Pak Kades menerima proposal tersebut kemudian membacanya.
Walaupun aku yakin dia sudah pernah membacanya. "Saya baru ingat, saya juga dulu kuliah di universitas kamu."
"Oh iya?"
Aku pura-pura antusias karena aku tahu, di sana lah dia bertemu Kak Ratna dan menghamili kakakku sehingga dia tidak ingin bertanggung jawab.
"Iya, tapi saya di D-O waktu itu."
"Karena apa?"
KARENA NGEHAMILIN KAKAKKU KAN? JELASLAH DI Drop Out orang Video ranjang kalian berdua menghebohkan seisi kampus!
"Ah biarlah rahasia, saya harap kamu tidak pernah tahu."
AKU TAHU! Itu adalah cerita kampus yang diceritakan dari angkatan ke angkatan walaupun video itu katanya sudah dihapus atas perintah Dewan Kampus.
Pak Kades mengeluarkan pulpen dari sakunya kemudian hendak menandatangani proposalku, tapi ia tampak mengerutkan dahinya karena tinta Pulpen tersebut sudah habis.
"Tampaknya tintanya sudah habis. Ayok ikut saja ke ruangan saya disana ada Pulpen!"
Entah kenapa dengan bodohnya aku memilih ikut begitu saja bersama Kades ini, masuk ke ruangan itu, sesampainya didalam sana, aku langsung melirik ke kiri dan ke kanan, perfect! Pria sialan ini memilih jiwa seni yang bagus.
Disaat kami berdua berada didalam tiba-tiba saja pintu terkunci oleh seseorang yang sengaja menguncinya.
Aku dan Pak Kades menatap ke pintu tersebut, memastikan apa terkunci atau tidak dan benar saja terkunci.
KONSPIRASI APA INI?
Pak Kades berusaha membuka pintu tersebut tapi tidak bisa terbuka, dengan sekuat tenaga dia hendak mendobraknya tapi tetep tidak bisa!
"Bagaimana ini Pak?"
Aku panik, terjebak dalam satu ruangan berdua dengan Pak Kades bukanlah bagian dari opsi hidupku.
Aku berjalan menuju jendela berusaha membukanya tapi sama saja terkunci, Pak Kades berpikir sejenak dia mengambil kursi dan hendak membuka engsel jendela bagian atas yang muat di lewati satu orang.
"Dek! Pegang kursinya!"
Aku memegang kursi tersebut dan membuat Pak Kades memanjat tapi sayang sial atau bagaimana kursi tersebut goyah dan Pak Kades jatuh dalam keadaan menindihku.
BRAK!
Pintu tiba-tiba terbuka dalam keadaan kami masih saling menindih, Mbah Sudarsono bersama Warga lain menatap terkejut kepada kami, ehm tidak Mbah Sudarsono tampak santai saja.
Aku dan Pak Kades segera berdiri untuk memberikan klarifikasi.
"Ini tidak seperti yang kalian pikirkan-"
Belum habis Pak Kades menjelaskan Mbah Sudarsono seperti biasa langsung memotong.
"AIB DESA! KALIAN AKAN DINIKAHKAN MALAM INI!"
Apa!?
•
•
•
TBC
Assalamualaikum
Jangan Lupa Like
Mas Ozan dan Dek Gea
mengingat putra bungsuku bernama Akhta yg 4 lalu berpulang d usia 4 thn 4 bln😢
suka ngakak deh pas baca suara hatinya Gea..
lain di mulut lain di hati itu mah, wkwkwkwk..
Gea ini kriteria cewek yg dibaperin dikit udah meleyot, jadi gampang banget berubah haluan..
apalagi kalo Allah udah turun tangan, jadilah benci dan dendam berubah jadi cinta dan sayang.. hehe..
belum sampai hamil ceritanya, tapi it's okay..
oke deh dek othor, Terima kasih atas ceritanya yg bagus banget..
semoga sehat sehat selalu dan tetap semangat untuk terus berkarya..
semoga sukses selalu yah dan lancar untuk kuliahnya jg..
barokallahu fiik🙏
ada jg 1 na 2000 x thor...
mode emak2 menjeriittt...😲😲😲
😃😃😃
Gea nya kocak 😂😂😂😂👍👍👍👍
karena ratba bilang ada foto disimpan, tp gea tidak mau melihat fotonya