NovelToon NovelToon
BERGELUT DENGAN NAFSU

BERGELUT DENGAN NAFSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Theo mengkhianati sahabat serta anak dari keluarga yang sudah menjadikannya keluarga sejak ia usia 7 tahun. Ia berselingkuh dengan Zeva, istri dari Anthon, sahabat Theo. Terlalu sering menolong Zeva dari suaminya yang kasar dan penyiksa, membuat Theo memiliki perasaan pada wanita itu hingga terjadilah hubungan terlarang keduanya. "Aaaaaakh!!! Theooooo, aku mohon bawa aku kabur dan nikahi aku!" -Zeva Auliora "Maafkan aku, Zeva. Aku tidak bisa meninggalkan Anthon dan keluarganya, mereka sudah menjadikanku seperti ini" -Theo James "Zeva akan tetap menjadi istriku meskipun kamu sudah menikmati tubuhnya, aku tidak akan melepaskan wanita itu" -Anthon Stephen Bagaimana kelanjutan cinta segita dengan panasnya hubungan perselingkuhan antara Theo dan Zeva? Apakah Anthon akan menyerahkan istrinya untuk pria lain? Dukung novel ini untuk tetap berkarya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PRIA LUMPUH HILANG

Tak berselang lama bel kamar berbunyi lagi. Felisa membukakan pintu.

"Ibu" panggilnya.

"Udah bangun ya kamu Fe?" sahut Gia.

"Iya bu. Aku sama Pablo mau sarapan. Ibu sudah sarapan?" tanya Felisa.

"Sudah. Tadi checkout setelah sarapan di hotel0 jawab Gia.

Lalu tiba tiba muncul seorang pria muda di depan pintu.

"Ah Jerome, kamu sudah parkir ya? Ayok masuk" ucap Gia sumringah melihat pria bayaran selama di London sudah datang menyusulnya.

"Aku tidak bisa lama lama meninggalkanmu sendiri, sayang" ujar pria bernama Jerome itu lalu merengkuh pinggah Gia.

Jika dilihat, Gia seperti mengencani anaknya sendiri karena Jerome terlihat jauh lebih muda.

Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah hingga ruang tamu. Zeva dan Jane melihat kearah mereka.

"Ibu, kamu udah kembali" ujar Pablo sambil memeluk ibunya.

"Iya sayang. Ibu mau pamit sama kamu untuk besok Ibu dan Jerome akan berlibur ke Swiss sampai tahun baru. Tadi malam tiba tiba ibu ingin kesana bersama kekasihku" ucap Gia sambil manja memeluk Jerome.

Wajah Pablo langsung tidak enak menatap pria yang terlihat lebih muda darinya itu.

"Ibu, ibu harus ingat. Kita ada janji setelah tahun baru mengunjungi keluarga Galio kan demi Zeva? Jika ibu pergi bersama pria ini, bisa jadi ibu akan lebih lama" protes Pablo.

"Tenang saja, ibu akan pulang langsung dari Swiss ke Paris. Ibu juga tidak bisa ambil resiko jika Zeva tiba tiba pulang kerumah untuk mencari kita dan menemukan ayahnya terbaring dirumah kan. Jadi tenang saja, biarkan ibu bersenang senang dulu tahun baru ini" ujar Gia.

"Yang penting, malam ini malam natal, kita akan merayakan bersama sebelum besok pagi ibu akan pergi" lanjutnya membuat Pablo semakin tidak suka dengan keputusan ibunya itu.

Ia mengepalkan tangan seperti hendak memukul Jeroma tapi tidak bisa.

"Tenang, Pablo. Aku akan menjaga ibumu karena dia wanita tercantik di dihidupku sekarang" sahut Jerome dengan senyuman menggoda.

Mendengar gombalan hiperbola dari Jerome kepada wanita berusia 50 tahun lebih itu membuat siapapun yang mendengarnya diruangan itu seperti menjijikan.

Zeva dan Jane hanya diam sambil membersihkan ruangan tapi telinga mereka aktif mendengar.

"Ah...kalian petuga bersih bersih hari ini ya?" tanya Gia tiba tiba kearah Zeva dan Jane.

"Benar, Nyonya" jawab Jane.

"Oke..tolong siapkan air hangat di kamar utama karena aku ingin berendam" suruh Gia.

"Baik, Nyonya" sahut Jane lagi.

Zeva melirik dengan tajam kearah wanita yang ia kenal ibunya itu.

Namun saat akan masuk kamar mandi, telepon Gia berbunyi.

"Ngapain Bibi telepon?" lirihnya namun ia tetap mengangkat panggilan itu karena berhubungan dengan rumah.

"Ada apa Bi, telepon? Kan aku udah bilang jangan ganggu liburanku" kesal Gia.

"Maaf, Nyonya. Tuan besar kabur saat berjemur di taman belakang" ucap Bibi, asisten rumah keluarga Hermes.

"APAA?!!! BAGAIMANA BISA PRIA LUMPUH ITU KABUR?!!" teriak Gia kemudian.

"Maafkan saya, Nyonya. Tadi tiba tiba ada beberapa orang tak dikenal masuk dan membuat kami semua pingsan" ucap Bibi jujur.

"SIALAN!!! CEPAT CARI AUSTIN DIMANAPUN BERADA!! AKU TIDAK MAU TAU, SAAT AKU SAMPAI PARIS, DIA HARUS KETEMU ATAU KALIAN SEMUA AKAN MERASAKAN AKIBATNYA?!" teriak Gia murka.

Lalu panggilan tertutup.

Pablo sudah berada dihadapan ibunya.

"Apa yang terjadi bu? Ayah kabur? Bagaimana bisa?" tanya Pablo ikut panik.

"Ibu juga tidak tau. Pasti ada seseorang yang ingin menyelamatkan Austin. Apa Zeva sudah tau keadaan ayahnya?" tebak Gia.

"Mana mungkin anak haram itu tau? Dia sudah seperti boneka untuk kita kan bu? Dia menurut sama ibu. Selama setahun ini dia tidak curiga jika kita telah memanfaatkannya" ucap Pablo.

Zeva yang mendengarnya lagi lagi syok dalam diam.

"Kalian berdua, pergilah!" suruh Gia kepada 2 pembersih rumahnya.

"Tapu nyonya..bagaimana dengan.." sahut Jane.

"AKU BILANG PERGILAH!!! KALIAN TIDAK DIBUTUHKAN LAGI DISINI!" teriak Gia marah.

Jane dan Zeva pun buru buru membereskan peralatan mereka lalu keluar rumah.

Mereka berjalan ke ruang belakang.

Zeva langsung menangis disana.

"Apaa...apa yang terjadi?? bagaimana ibu bisa melakukan ini semua?!!" lirihnya.

"Sabar Zeva. Kita dengarkan lagi apa yang mereka katakan. Aku sudah memasang recorder penyadap di rumah itu" sahut Jane.

Mereka pun duduk di gudang sambil memakai headset satu satu.

"AKU KAN SUDAH BILANG PADA IBU, LETAKKAN SAJA AYAH KE RUMAH SAKIT GILA! KEJADIAN INI TIDAK AKAN TERJADI SAMPAI DIA KABUR ENTAH KEMANA!" seru Pablo.

"APA KAMU MAU KALAU AYAHMU JADI GILA BENERAN HAH?" sahut Gia dengan amarah.

"HAHAHAHA IBU IBU...IBU SUDAH MEMBUAT AYAH LUMPUH, BAGAIMANA BISA IBU JADI SEBAIK INI KEPADANYA? RASA BENCI IBU PADANYA SUDAH DIAMBANG BATAS" balas Pablo dengan amarah.

"TAPI DIA MASIH SUAMI KU, AYAHMU!! MANA MUNGKIN AKU TEGA MEMBUATNYA JELAS JELAS GILA! DAN AKU MELAKUKAN INI SEMUA DEMI KAMU, PABLO! DEMI PERUSAHAAN HERMES AGAR KAMU MILIKI" seru Gia membela diri.

"BAGIKU, SEJAK AUSTIN BERSELINGKUH DAN MEMBAWA ANAK HARAM ITU KERUMAH, AKU SUDAH TIDAK MEMILIKI AYAH. IBU SEHARUSNYA MENCERAIKAN DIA DARIPADA MEMBUAT KITA SEMUA MENDERITA SEPERTI INI" ujat Pablo tak mau kalah.

Gia melihat Pablo dengan tatapan tajam namun lama kelamaan melemah.

Ia tidak bisa semakin marah dan kesal pada putra semata wayangnya itu.

"Cukup! Cukup Pablo. Saat ini kita harus segera kembali ke Paris dan mencari Austin. Jangan sampai orang yang menculiknya adalah orang suruhan Zeva atau dari keluarga Galio. Kita bisa mati" ujar Gia dengan nada lebih tenang.

"Tidak mungkin keluarga Galio tau hal ini. Mereka tidak peduli dengan keadaan keluarga kita. Si Anthon itu hanya peduli soal Zeva. Saat Zeva sudah ia nikahi, ia sudah tidak terobsesi dengan keluarga kita bu. Dan karena itu kita masih mendapatkan kompensasi darinya setelah menjual Zeva" jelas Pablo.

Zeva yang mendengarnya kembali syok.

"Aku benar benar dijual oleh mereka" batinnya.

Jane merengkuh pundak wanita yang menjadi bahan transaksi keluarganya itu.

"Syut! Sudah jangan dibahas soal anak itu lagi. Ibu jadi semakin pusing. Kita harus kembali sekarang" ucap Gia sudah memutuskan.

"Bagaimana dengan rencana ke Swiis kita sayang?" tanya Jerome.

"Kamu bisa tetap pergi dan kembali menemuiku di Paris sesuai rencana. Tiketmu sudah jadi milikmu" jawab Gia.

Wajah Jerome terlihat tidak suka tapi dalam hatinya berbunga bunga.

"yes!!" batinnya senang.

"Aku tidak akan meninggalkanmu" ucapan yang keluar dari mulutnya.

Pablo tidak bisa menahan amarahnya lagi kepada pria muda itu.

Ia mendorong Jerome hingga menjauh dari ibunya.

"Turuti apa yang dikatakan ibuku atau kamu tidak akan pergi kemana mana" ucap Pablo penuh penekanan.

Jerome terdiam.

Gia sudah tidak ada waktu lagi mengurusi brondong mudanya. Ia membeli tiket untuk dirinya dan putranya pulang.

"Bu, jangan lupa tiket untuk Felisa juga. Aku sudah berjanji untuk membawanya pulang bersama kita sekarang" ujar Pablo.

Gia hanya menoleh tajam pada putranya lalu berkata "Sudah aku belikan. Kalian bersiap siaplah"

Pablo dan Felisa langsung masuk kamar dan berkemas. Sedangkan Gia masih berhadapan dengan Jerome.

"Pergilah ke Swiss, tapi aku tidak mau jika mendapatkan kabar kamu bermain dengan wanita lain. Mengerti?" ucap Gia kepada Jerome.

"Siap, sayangku. Aku hanya akan menikmati keindahan Swiss dan membayangkan wajahmu" sahut Jerome sambil membelai wajah sugar mommynya itu.

CUP!

Jerome mencium bibir Gia.

Senyum wanita itu terbentuk setelah mendapatkan perlakuan romantis dari pria muda dihadapannya yang baru ia kenal kemarin sore saat berada di club.

"Aku beres beres dulu. Kamu tunggulah disini" suruh Gia dan Jerome menurut.

Gia masuk ke kamar dan beres beres bawaannya. Sedangkan Jerome duduk manis diruang tamu tanpa berkata apa apa tapi senyuman bangganya terlihat sambil memainkan handphonenya.

"Akhirnya aku bisa pergi ke Swiss, yeees!!!" batinnya.

Setelah selesai berkemas, Gia, Jerome, Pablo, dan Felisa keluar dari rumah.

Saat sudah didepan gedung rumah alias di pinggir jalan Jerome memilih menaiki taxi untuk pulang. Sedangkan Gia, Pablo, dan Felisa menaiki mobil yang mereka sewa bersamaan dengan driver menuju bandara.

Jane buru buru naik ke kamar yang dihuni oleh mereka semua untuk mengambil alat penyadapnya sebelum ketahuan orang lain. Setelah itu ia kembali ke gudang.

Zeva duduk menekuk lutut dan menangis terisak mendengar semua kebenaran ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!