Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 hadiah untuk Doni
Safira tersenyum saat melihat Doni yang menggelengkan kepalanya, Safira memilih membuka pintu dan meminta Amel juga Doni untuk masuk.
"Maaf membuat kalian berdua menunggu, ada kesalahan teknis tadi sedikit. "
ucap Safira saat ketiganya masuk kedalam rumah.
"Bu Bos tadi yang anterin pake mobil mewah itu siapa?? pacarnya yaa?? "
tanya Amel dengan nada senangnya dan Safira hanya mendelik mendengarnya.
"Kamu ini malah membahas mobil lagi, kamu gak lihat mobil aku juga gak kalah mewah. "
jawab Safira dan Amel terbahak mendengarnya.
"Sudah jangan debat dulu, ada yang lebih penting sekarang. "
ucap Doni menengahi keisengan kekasihnya itu.
"Oh iya hampir lupa, ayo jelaskan ke Bu Bos kita biar tambah senang. "
ucap Amel dan Doni hanya menghela nafas mendengarnya sedangkan Safira mengerutkan keningnya.
"Kemarin sore bahan baku utama datang loh, aku gak nyangka kamu secepat itu menyelesaikan nya Fira. "
jelas Doni dan membuat Safira kebingungan.
"Kamu ini membual sekali Donn, aku bahkan belum datang menemui orang itu dan bagaimana bisa bahan bakunya datang?? "
jawab Safira dan sekarang giliran Doni juga Amel kebingungan.
"Tapi katanya kamu sudah menyelesaikan semuanya dan aku terima tanda bukti lalu menerima barangnya bahkan sudah di pakai, barang di toko pagi ini aman semua tinggal di kirim ke cabang cabang lainnya saja. "
ucap Doni dan Safira terdiam mendengarnya.
"Sumpahnya Donn aku gak datang dan malahan kemarin kejebak laki laki itu, ini saja baru pulang setelah derama panjang kali lebar. "
ucap Safira kembali yang memang dia tidak tahu menahu.
"Yasudah biarkan saja lah, mungkin ini semua karma baik buat kita dan ini semua karma baik karena Bu Bos sangat baik hati. "
ucap Amel yang memang tidak mempermasalahkannya.
"Yasudah nanti aku yang akan datang ke tempat orang yang janjiannya, kamu sama Amel di kantor toko cabang kota ini tunggu. "
putus Doni yang merasa kejanggalan dengan semuanya.
"Baiklah karena memang aku juga minta kamu yang datang hari ini, ini berkasnya kamu nanti tanyakan yang sebenarnya. "
ucap Safira yang menyetujui usulan Doni.
"Bu Bos ini rumah punya Bu Bos?? "
tanya Amel yang penasaran dengan rumah yang di datanginya.
"Iya Amel, ini rumah mendiang orang tua aku dan di tinggalkan hampir tiga tahun, oh iya kamu bawakan barang yang aku minta kan Amel?? "
jawab Safira dan Amel menganggukkan kepalanya lalu menyerahkan sebuah amplop pada Safira.
"Sudah dong dan Pakaian Bu Bos juga udah aku bawa lengkap, memangnya buat apa berkas kependudukan itu Bu Bos?? "
ucap Amel saat Safira membuka berkas berkasnya.
"Ini juga mau aku jelaskan ke kamu dan Doni, aku mau menikah minggu depan dan berkas ini untuk kelengkapan persyaratannya. "
jelas Safira dan membuat keduanya langsung melototkan matanya.
"Keren Bu Bos gak pacaran tapi langsung menikah, lihat kita kalah start loh. "
ucap Amel dengan senyum senangnya dan Doni hanya menghela nafasnya.
"Kamu antusias banget sih, kita dengarkan penjelasan Safira dulu karena gak sesederhana itu Amel. "
ucap Doni yang memang mengetahui sedikit masalah Safira.
"Kamu benar Donn, gak ada pilihan lain selain menerima laki laki dingin itu dan aku kembali dalam jerat hasrat dosen dingin itu, aku yang salah karena aku juga yang melanggar kesepakatan. "
ucap Safira dengan nada sedihnya dan membuat Doni kembali merasakan kesedihan tiga tahun lalu terulang lagi.
"Kamu yakin dengan pilihan kamu ini?? aku bisa bantu kamu untuk pergi kembali Safira. "
tanya Doni untuk meyakinkan pilihan yang di pilih Safira saat ini.
"Terimakasih Donn dan aku senang mendengarnya, untuk sekarang kasusnya beda dan aku sudah menerima semua ini, aku sudah memutuskan untuk mencoba menjalaninya. "
jawab Safira yang memang sudah pasrah dengan pilihannya.
"Yasudah kalau kamu memang sudah menerimanya, aku mendukung semuanya dan sepertinya laki laki itu sangat mencintai kamu cuma caranya saja yang salah, mungkin karena sifatnya yang gengsian jadinya malah menjerat kamu dengan semua kekonyolan ini, aku cuma mau memberitahu saja Safira, terimalah dia dengan ikhlas karena aku yakin dia akan memperlihatkan semua kasih sayang nya ke kamu dengan cara yang benar, bahkan kamu meminta seisi duniapun dia akan menyanggupi, kamu berhak bahagia Safira dan kalau dia gak mencintai kamu, buat dia mencintai kamu agar kamu bisa mendapatkan kebebasan nantinya, kebebasan dalam arti kamu gak akan terlalu di kekang oleh dia, kamu akan mendapatkan hatinya bukan hanya raganya saja. "
jelas Doni dengan nada tulusnya dan Safira langsung menganggukkan kepalanya.
"Terimakasih nasihatnya Donn, kamu memang teman, saudara, kakak dan sahabat terbaik aku, aku akan mencoba ikhlas untuk semua nya, oh iya......kalian cepatlah menikah jangan sampai ada Doni junior atau Amel junior, aku sudah tahu kelakuan kalian berdua lebih dari pacaran. "
ucap Safira dan membuat Amel langsung menahan malu sedangkan Doni mendengus sebal mendengarnya.
"Aku masih ada cicilan mobil Fira jadi aku belum berani, rumah juga aku kan belum ada masih tinggal di atas kantor. "
ucap Doni dan Safira tersenyum mendengarnya.
"Doni aku memberikan semua aset perusahaan aku buat kamu, anggap saja sebagai kado pernikahan kamu, jangan nolak karena aku gak suka. "
ucap Safira dan membuat Doni juga Amel melototkan matanya.
"Kamu ini bicara apa Fira, perusahaan itu kamu yang membangun nya dan aku tahu perjuangan kamu gak gampang Fira, aku jelas sangat menolak. "
tolak Doni dan diangguki Amel karena keduanya menjadi saksi bagaimana kegigihan Safira.
"Kamu lebih berharga dari perusahaan itu Donn, kamu dulu rela meninggalkan pekerjaan kamu bahkan tabungan masa depan kamu habis hanya untuk membiayai aku dan membiayai usaha aku waktu itu, anggap saja ini semua perjuangan kamu Donn karena aku gak akan bisa lagi mengelolanya, kamu tahu kan laki laki itu sangat posesif bahkan belum apa apa aku sudah di larang ini itu dan sudah bisa di tebak aku gak akan bisa ada selalu di perusahaan nantinya, ini semua untuk kamu Donn dan kelola lah dengan baik, bekal masa depan kamu dengan Amel makanya cepatlah menikah. "
jelas Safira kembali memberikan pengertian agar Doni enggan menolak nya.
"Oh iya, pindahlah ke kota ini dan tempati rumah ini. Aku hadiahkan juga untuk kalian, dari pada di jual kan sayang juga, rumah aku yang disana biarkan untuk anak anak biar gak kost lagi. "
ucap Safira kembali dan semakin membuat Doni terdiam.
"Pabrik kan adanya disana Fira, kantor pusat juga disana, bagaimana bisa aku pindah. "
ucap Doni dan Safira mendelik mendengarnya.
"Kamu membuat semua jadi sulit, ayolah Donn kamu lupa kalau teknologi digital sudah moderen sekarang, jangan banyak mengelak dan banyak alasan, pindah kan saja kesini pusatnya dan pabriknya biarkan disana, kamu bisa kan datang untuk mengecek sesekali, lagian tim kita disana sangat solid. "
ucap Safira yang memang tahu akal penolakan Doni.
"Oke aku menerima semuanya Safira kamu puas kan sekarang. "
putus Doni karena dia gak bisa menolak lagi untuk semuanya yang memang sudah tersudutkan oleh Safira.
"Nah kan jadi mudah sekarang, makasih Doni karena aku yakin kamu mampu. "
ucap Safira dengan senyum bahagianya dan Doni mendelik melihatnya sedangkan Amel hanya bisa bertepuk tangan.
.
.
.
Bersambung.....
rp.perlu di pertanyaan nih