Mengejar Cinta Istri Yang Kabur

Kaisar tersenyum lebar setelah mendapat ijin dari Lisa.

Mata mereka saling bertatapan begitu dalam seolah mencari sesuatu di dalam sana.

Kaisar perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Lisa, Lisa pun semakin terhanyut dengan tatapan yang di berikan Kaisar dia begitu Tampan dan mempesona bagi Lisa.

Samakin dekat.

Lisa menahan bibir Kaisar yang ingin menyentuh bibirnya.

"Mas sedang terluka,"

"Ini tidak sakit," Kaisar menggenggam tangan Lisa yang mencoba menahannya, ia mencium tangan Lisa dengan lembut.

Lisa semakin tersentuh dengan perlakuan manis Kaisar, Meskipun belum terucap kata CINTA di antara mereka berdua, tapi tatapan kedua manusia ini begitu dalam,

Kaisar menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutupi kening Lisa, ia pandangi lagi wajah manis Lisa.

Cup.. Kaisar mendarat kecupan di kening Lisa, ia tersenyum kala melihat ekspresi Lisa dengan wajah malu dan memerah seperti buah Naga.

"Kamu sangat cantik." Puji Kaisar.

Lisa tidak menjawab dia hanya bisa tersenyum menahan getaran di dadanya yang seolah ingin loncat dari tempatnya,

Perlahan tapi pasti.

Cup.. Kaisar kembali memberikan serangan kecil di bibir Lisa, dan kembali ia Lakukan lagi, dan lagi, tapi Kali ini bukan kecupan ini lebih ke Ciuman.

Lama Kaisar merasai bibir lembut Lisa yang membuat nya terhanyut dan ingin merasakan yang lebih, ciuman jadi semakin dalam dan Lama hingga membuat Lisa tidak bisa bernafas dan refleks mendorong dada bidang Kaisar.

"Aku tidak bisa bernafas Mas!" Ujar Lisa sambil mengatur nafas nya.

Kaisar tersenyum.

"Apa ini yang pertama bagi mu?"

Lisa menjawab dengan anggukan.

"Bagus, jangan pernah ada yang menyetuh bibir mu selain Mas."

Kaisar Kembali melanjutkan aksinya yang tertunda, Kali ini ciuman itu semakin panas, Kaisar menggigit bibir Lisa yang sedari tadi tidak merespon dan tertutup rapat, refleks Lisa membuka sedikit bibir nya, di kesempatan itu kaisar langsung mendalami isi di dalam sana.

Ia perlahan mendorong tubuh Lisa di atas Ranjang, hingga posisi Lisa kini berada di bawah kukungan Kaisar.

"Apa kamu siap?"

Lisa mengangguk, senyuman terbit di bibir Kaisar, ia melanjutkan Ciuman panasnya.

Dan kini beralih di Leher jengjang Lisa, bibir Kaisar bermain Lama di sana hingga kecupan yang cukup kuat membuat Lisa sedikit berteriak.

Dari kecupan itu, terciptalah maha karya luar biasa yang di ciptakan Kaisar di Leher putih Lisa, Kaisar memberikan sentuhan-sentuhan lembut pada Lisa, yang membuat Lisa serasa terbang ke langit Ke sepuluh.

Malam semakin Larut dan mungkin sebagian manusia sudah menuju alam mimpinya masing-masing.

Berbeda dengan Lisa dan Kaisar yang sedang menuju yang sering orang bilang surga dunia.

...*******...

Jam menunjukkan pukul tiga dini hari, Kaisar masih memeluk tubuh polos Lisa di bawah selimut.

"Apa masih terasa sakit?" Tanya Kaisar sambil membelai rambut Lisa.

"Iya." Jawab Lisa singkat.

"Maaf kan Mas," sedih Kaisar.

"Kenapa harus minta maaf Mas? ini sudah kewajiban ku mas berhak melakukan nya."

Kaisar kembali mencium kening Lisa.

"Tidurlah Mas akan menemanimu."

Seolah tak ada puasnya Kaisar kembali mengecup kening dan bibir Lisa.

***

Pagi hari, Kaisar turun seorang diri tanpa Lisa, Bi Lilis yang melihat Tuanya turun seorang diri sedikit heran. biasanya bi Lilis selalu melihat mereka turun bersama.

"Apa semalam John tidur di sini?" Tanya Kaisar yang sudah sampai di meja makan.

"Iya tuan Kai, semalam tuan Jhon tidur di sini."

"Di mana dia sekarang?"

"Masih di kamar tamu tuan, apa mau bibi panggilkan?"

"Tidak usah, biarkan saja, hari saya libur tidak ke kantor."

Bi Lilis kembali di buat heran, tidak ada kata libur bekerja bagi Kaisar, bahkan di akhir pekan pun ia akan tetap bekerja, tapi kenapa tiba-tiba tuannya ingin libur, di tambah lagi semenjak turun dari lantai atas Kaisar nampak terlihat sumringah, wajah nya seperti di penuhi kembang-kembang berwarna warni dengan berbagai jenis.

"Siapkan sarapan untuk saya dan Lisa, kami akan sarapan di kamar."

"Di kamar?"

"Iya! Lisa sedang tidak enak badan, dia tidak bisa turun, jadi biarkan dia sarapan di kamar." jelas Kaisar.

" Apa! Nona Lisa sakit?" Bi Lilis nampak khawatir.

"Eemm, sedikit."

" Biar Bibi yang akan membawakan sarapan untuk Nona tuan."

"Tidak usah, biar saya saja, sekarang Bi Lilis tolong siapkan saja."

"Baik tuan." Sesegera mungkin Bi Lilis menyiapkan sarapan di nampan, dua piring Nasi goreng dan satu gelas susu dan kopi untuk tuannya.

"Jika Jhon sudah bangun, bilang padanya untuk pergi ke kantor sendiri, saya ingin menemani Lisa." Ujar Kaisar yang langsung berlalu menaiki anak tangga menuju kamarnya sambil membawa nampan berisi makanan.

Di kamar.

"Astaga! Aku kesiangan, Mas! Di mana Mas Kaisar? Apa dia sudah berangkat kerja." Lisa langsung bangkit dari tidurnya ketika melihat jam dinding menunjukkan pukul tujuh pagi.

Cklek...

Pintu kamar terbuka, Kaisar masuk sambil membawa Nampan di tangannya

*A*ah ternyata dia belum berangkat.

"Mas!"

"Kau sudah bangun? Gimana? apa masih terasa sakit? Kalau masih sakit kau istirahat saja"

"Tidak Mas, aku baik-baik saja."

"Ini aku bawakan sarapan, kita sarapan di sini saja." Kaisar meletakan nampan di meja dekat sofa.

"Mas tidak perlu repot-repot, aku bisa sarapan di meja makan seperti biasanya."

Kaisar menghampiri Lisa yang masih berdiri di sisi ranjang sambil memegangi selimut yang menutupi tubuhnya.

Cup...

Kaisar mengecup bibir Lisa

"Mau aku bantu untuk mandi?"

"Tidak! Tidak usah mas, aku bisa sendiri." Lisa menjawab dengan cepat.

*M*emalukan sekali jika mandi saja harus di bantu.

"Baiklah jika tidak mau." Kaisar kembali mencium bibir bahkan seluruh wajah Lisa.

"Mas tidak bekerja?"

"Tidak!"

"Kenapa? ini kan bukan akhir pekan?"

"Aku bos nya di sana, jadi aku bebas mau libur kapanpun," jawab Kaisar dengan enteng nya

*Aa*h iya, dia rajanya jadi dia bebas melakukan apapun.

" kalau begitu aku mandi dulu ya Mas." Lisa langsung masuk ke dalam kamar mandi

...****...

"Bi, apa Tuan belum turun untuk sarapan?"

Tanya Jhon sambil menghampiri Bi Lilis yang sedang merapihkan meja makan.

"Sudah tuan, tadi tuan Kai sudah turun, tapi tuan Kai sarapan di kamar."

"Di Kamar?" Wajah Jhon terlihat terkejut.

"Iya tuan, nona Lisa sedang sakit tidak bisa turun, jadi tuan Kaisar dan nona Lisa sarapan di kamar," jelas Bi Lilis.

"Nona Lisa sakit? sakit apa? semalam dia terlihat baik-baik saja."

"Bibi tidak tau tuan, tuan Kaisar juga berpesan, Anda pergi ke kantor sendiri saja, hari ini tuan Kaisar libur."

"Apa libur? tumben sekali, biasa nya tuan tidak pernah mengenal kata libur, bahkan dia pernah menerapkan peraturan tidak ada libur di kantor walaupun akhir pekan. " gumam Jhon.

"Baiklah kalau begitu, saya pergi dulu Bi"

Jhon bergegas keluar mansion, hari ini adalah hari sejarah baginya dia berangkat ke kantor hanya seorang diri tanpa Tuannya yang sedang Libur.

Tentu saja Kaisar hari ini libur, lelaki itu ingin menemani istrinya sepanjang hari yang ia rasa sedang sakit karena perhelatan semalam, perhelatan malam pertama Untuk ke dua nya.

Di kediaman Kakek Marwan.

"Apa kau yakin? bagus kalau begitu, kita akan memulai rencana kita ketika gadis itu Kembali"

Suara Julia sedang menghubungi seseorang di balik telpon, dan segera mematikan panggilan itu ketika ia rasa obrolan mereka sudah cukup.

..."Kita akan segera memulai pertunjukan nya sayang," gumam Julia dengan wajah dan senyuman sinis nya seraya menggenggam Handphonenya...

****

Jembali ke pasanga yang sedang di landa kebahagiaan.

"Kau yakin baik-baik saja?"

"Iya Mas aku baik-baik saja," ucap Lisa meyakinkan suaminya itu.

"Mas aku jenuh Kalau harus menghabiskan waktu di dalam kamar sepanjang hari," keluh Lisa.

Kaisar merengutkan kening nya mendengar keluh Lisa seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Bagaimana kalau hari ini kita pergi ber kencan?"

"Kencan?" Lisa nampak terkejut dengan kata Kencan yang di ucapkan Kaisar.

"Iya, selama kita menikah belum pernah pergi berkencan, mulai sekarang kita akan rutin melakukan kencan."

Lisa tersenyum bahagia, mungkin harapannya ingin membangun keluarga kecil nan bahagia bersama Kaisar benar-benar akan tercapai, Tapi apa mungkin semudah itu?

Cinta memang datang tanpa di undang dan pergi tak di antara seperti jailangkung.

Mereka menikah tanpa ada cinta di hati masing-masing, tapi cinta datang tanpa permisi dan tanpa undangan dari hati mereka.

Tapi mungkin juga cinta yang tumbuh secara perlahan di hati mereka akan pergi dan menghilang begitu saja tanpa pamit.