Dyeza Ghinara Alinzkie Harus menerima takdir yang sudah di tentukan oleh ibu tirinya.
Semuanya berawal dari dua garis merah yang di alaminya. kehidupannya jadi berubah
menikah dengan pria yang tidak dirinya kenal. bahkan melihat saja tidak pernah.
Namun apalah daya.
Semua demi kebaikan dirinya dan juga ayahnya
Menerima pinangan seorang presdir muda namun Pria itu juga merangkap sebagai seorang mafia.
Mafia kejam yang tidak segan mengambil organ orang yang sudah berani mengusik pekerjaanya.
Akankah gadis ini bertahan di sisiNya?
Atau malah pergi meninggalkannya.?
🌹🌹
Masih tahap belajar dan terus belajar
Mohon krisan nya ya Readers.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyukai Kesunyian
"Gadis itu hamil tuan." jawabnya.
Sam mengerutkan keningnya. "Apa maksudnya?" tanya nya
"Iyaa gadis yang ada di foto ini sedang hamil. Padahal dia belum bersuami." ucapnya lagi
"Terus..?" tanya nya lagi
"Orang tuanya akan menjodohkan gadis itu dengan pria yang tidak gadis itu kenal." jawabnya
"Kapan pernikahan itu akan berlangsung.?" tanya nya
"Hari ini. Adalah hari pertemuan kedua keluarga tuan." jawabnya
***
"Maaf cari siapa nyonya?" tanya seorang satpam yang berjaga di rumah besar milik Dirga
"Saya Cantika. Ibu dari pemilik rumah ini. Apakah putra saya ada di dalam?" tanya nya
"Ada Nyonya.. Silahkan. Saya antar sampai belakang." ucap satpam itu yang di ketahui bernama Fajar
Cantika mengangguk lalu segera mengikuti langkah Fajar.
Cantika menatap setiap ruangan. Benar benar cantik rumah ini. Dirga ternyata memilki selera yang yang tinggi untuk interior rumahnya. Tempat ternyaman di saat dirinya merasa lelah.
"Nyonya.. Itu tuan Dirga." ucap Fajar sambil menunjuk Dirga yang sedang bermain kuda di belakang rumah.
"Terimakasih.." jawabnya
Cantika melihat putra tercinta yang sedang berkuda. Cantika berdecak kagum pada tubuh anaknya.
"Benar benar sempurna. Tapi kenapa sampai kini Dirga belum memiliki calon istei.?" batinnya.
Saat Dirga berbelok dan tak sengaja matanya melihat wanita yang sangat di kenal.
"Mama" gumamnya. Dirga masih melanjutkan lagi kegiatannya. Hingga dirinya merasa lelah.
Kedua orang yang bertugas di kandang dan di gudang peralatan olah raga milik Dirga. Segera menghampirinya..
"Jadi karena ini.. Kau tidak mau pulang lagi kerumah? " tanya Cantika.
"Mama kenapa kesini?" tanyanya datar. Sambil meneguk air mineral yang sudah di siapkan pegawainya
"Pantas saja. Kau begitu betah." ucap sang mama lagi
Dirga hanya mendesah jengah dengan sang mama.
"Mama ingin kau pulang nanti malam. Ada yang harus di bahas dirumah." kata Cantika dan terus melihat lihat sekeliling taman belakang.
"Dirga bayak urusan ma." jawabnya
"Tolonglah nak. Mama hanya ingin minta waktu mu malam ini saja. " jawabnya
Karena tak ingin mengecewakan sang mama yang sudah merawat dan melahirkan. Ahirnya Dirga pun mengangguk.
"Ya sudah mama mau pulang. Jangan lupa nanti malam datang." ucapnya
Setelah sang mama pergi. Dirga segera masuk kedalam dan menuju ruang kerjanya.
Dirga membuka laptopnya dan segera berselancar di sana jari jari besarnya.
Mengamati berkas berkas yang di bawa dari kantor.
Kalo boleh memilih Dirga lebih suka menguasai perdagangan gelap dari pada harus berkutat dengan orang orang di kantor. Apalagi kalo sudah menyangkut rapat dan laporan laporan yang bikin pusing.
Jam 9
Dirga segera menyudahi pekerjaanya dan segera mandi.
Di dapur sudah ada pelayan yang menyiapkan makan untuk Dirga
15 menit kemudian.
Dirga sudah selesei dengan ritual di kamar mandi. Kini tengah duduk menikmati sarapan pagi dalam sunyi. Suasana seperti inilah yang amat Dirga sukai.
Tidak ada kebisingan dan terasa dunianya ini hanya dirinya saja sebagai penghuni yang kekal.
Dertttt...
Dertttt..
Dirga segera meraih ponselnya saat berdering.
"Ya Sam.. Bagaimana?" tanya nya
Sam pun segera menyampaikan apa yang di sampaikan oleh Rusni.
"Baiklah.. Nanti ke kantorku. Aku ada tugas lagi untukmu." katanya lagi.
Pip..
Obrolan nya segera di akhiri.
Dirga kembali melanjutkan makanannya.
***
"Silahkan masuk jenk." ucap Desi mempersilahkan tamunya.
Daniel segera menyambut tamunya Yang akan menjadi besan atau menantunya. Yeza gadis malang itu hanya menunduk saat berada di ruang tamu.
Hatinya benar benar menjerit ingin rasanya berontak.
Pria yang sama sekali tidak kenal. Dan sebentar lagi akan menjadi suaminya. Bahkan penampilan pria itu tidak layak untuk menjadi pendamping Yeza. Entah darimana Desi menemukan pria seperti dia.
"Aku ingin.. Kau tetap menyayangi Yeza dan anaknya. Walaupun kau bukan ayahnya." ucap Desi pada pria yang di sebut Juna itu.
"Iya mbak. Saya akan menyayangi dia." jawabnya
"Kalo begitu kapan kita akan menikahkan mereka pa.?" tanya Desi
"Sebaiknya lebih cepat lebih baik jeng Desi. Mengingat Yeza juga tengah hamil." jawab Nita. Teman Desi
"Baguslah kalo begitu. Kita nikahkan minggu depan yaa." ucap Desi
Mereka segera melakukan makan siang. Yeza masih menunduk tak berani menatap Juna calon suaminya. Yeza memiliki firasat buruk pada pria yang ada rumah ini
Setelah selesei makan siang. Juna dan kakaknya berpamitan. Sedangkan Yeza kembali ke kamarnya..
***
Dari kejauhan ada sepasang mata yang mengawasi calon suami Yeza. Mengambil fotonya beberapa kali.
Setelah dapat orang itu segera pergi meninggalkan rumah Yeza.
Samuel..
Pria yang Dirga tugaskan untuk mengikuti pria yang akan menjadi suami Yeza
***
"Sayang.. Kau datang juga ahirnya." ucap Cantika. Saat melihat putra tercintanya memenuhi undangannya
"Mama.. Dirga tidak lama. Karena banyak urusan."
"Masuk dulu dong. Baru juga datang. Masak iya mau pergi lagi." ucap Cantika
Di dalam sudah ada papanya dan juga tamu pria dan dua wanita.
"Sayang kamu ingat nggak sama gadis itu?" tanya Cantika sambil menunjuk gadis yang duduk di sebelah wanita yang usianya lebih muda dari Cantika.
Dirga mengerutkan keningnya.
"Dia Tania. Teman kamu waktu SMA dan tetangga kita dulu." jawab Cantika
"Oh" jawab Dirga
"Kok hanya oh." kesal Cantika
Dirga pria yang paling tidak suka basa basi pada siapapun.
"Sayang.. Ajak ngobrol dong Tania nya nak." ucap Cantika
Dirga tak berkutik. Tapi malah masuk meninggalkan keluarganya yang masih duduk dan ngobrol.
"Sayang.. Samperin itu Dirga nak." ucap Cantika pada Tania
Tania pun segera berdiri dan menghampiri Dirga yang sedang duduk di taman sambil memainkan ponselnya.
"Sibuk banget Ga." ucap Tania yang tiba tiba. Dan langsung duduk di sebelah Dirga
Dirga tak menoleh ataupun menanggapi Tania.
"Kau tetap saja yaa.. Masih seperti dulu."
"Apa yang ingin kamu ucapkan. To the point aja. Aku masih banyak kerjaan." ucap Dirga datar. Tanpa menatap lawan bicaranya.
"Ga.. Aku.. Aku.. Aku kangen sama kamu" ucapnya lirih. Karena sangat ragu
Dirga tetap diam. Lalu menoleh ke Tania. Tak ingin menanggapi ucapan Tania. Dirga langsung berdiri. Dan melangkah hendak meninggalkan Tania.
Namun tangan Tania dengan cepat mencekal tangan Dirga yang besar dan berotot.
"Maafin aku Ga. Aku memang salah." ucapnya sambil memeluk Dirga dari belakang.
"Jujur sejak saat itu aku tidak bisa hidup tenang. Maafin atas ucapanku waktu itu. " ucapnya lagi
"bahkan aku tidak peduli dengan apapun yang kamu ucapkan. " ucap Dirga dingin. Lalu melepas Pelukan Tania. Dan segera melangkah memasuki ruang makan. Karena sang mama sudah menyambutnya.
"Ayo sayang. Makan malam dulu." ajak Cantika. Dan Tania pun mengikuti langkah Cantika dan Dirga.
"Bagaimana. Tania cantik kan sekarang sayang. Dulu kalian itu begitu sangat akrab. Mama menyukai Tania." ujar Cantika
"Tania belum punya pacar kan?" tanya Boni. Papa Dirga
"Belum om. Tania belum bisa move on dari Dirga." jawabnya
Dirga tak menggubris omong kosong yang keluar dari mulut Tania. Dirga tau Tania hanya ingin mempermainkannya
"Ohh cinta pertama toh." ucap papa Tania
Merekapun kompak tertawa. Hanya Dirga yang tidak merespon
**
"TAK KAN KUBIARKAN KAU MENGAMBIL ANAKKU." gumam Dirga
maap blm bs kasih rate krn bru baca bab 1🤗