Perubahan hidup seorang gadis yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan alasan klasik memberikan yang terbaik,tapi bukannya kebahagiaan yang didapat ia justru menderita karena suaminya yang tak pernah menganggapnya ada dan malah menikah lagi dengan wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwineka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diatas Kertas #11
Flashback on
Seorang wanita hamil dilarikan kerumah sakit bersalin dengan kondisi pendarahan parah dimalam hari. Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan dokter memutuskan melakukan tindakan operasi untuk menyelamatkan ibu dan juga janin yang berada dalam perut wanita itu,semua terpaksa dilakukan mengingat kondisi sang ibu yang sudah cukup parah.
Valdo yang sedang berada diluar kota karena urusan pekerjaan terpaksa pulang lantaran mendapat kabar dari rumah sakit. Walau sudah ada 2 istri lainnya tapi Reva merupakan cinta pertama Valdo,membuat lelaki bertubuh tinggi kekar itu gelisah tak karuan. Terlebih seseorang menghubunginya mengatakan kalau nyawa istri dan juga calon anak pertama mereka sedang dalam bahaya dan butuh penanganan segera.
Sambil menunggu kedatangan suami pasien yang sedang keadaan sekarat,dokter menyuntikkan obat pembeku darah untuk menghentikan pendarahan yang dialami si wanita. Beruntung janin dalam keadaan baik.
Saat surat perjanjian sudah ditandatangani oleh Valdo,barulah tim dokter berani mengambil tindakan operasi untuk Reva dan juga calon bayi yang dikandungnya.
2jam sudah berlalu sejak ruang operasi ditutup,kini lampu dalam ruang operasi sudah menyala terang,menandakan operasi sudah selesai dilaksanakan.
Sayup-sayup terdengar suara tangis bayi dari dalam bilik bedah. Seorang dokter yang masih mengenakan APD lengkap keluar dari pintu kaca yang dibuat gelap. Valdo segera menyambut dokter tersebut dan menanyakan bagaimana kabar istri dan juga anaknya.
"operasi berjalan dengan sukses,istri anda bisa diselamatkan,dan selamat kami ucapkan atas kelahiran putri anda !!" Valdo mengucap syukur karena kekhawatirannya tidak terjadi,dokter tersebut pun kembali masuk ke dalam ruang operasi. Valdo bermalam di hotel tak jauh dari rumah sakit,baru kembali ke rumah sakit keesokan harinya. Sebelum menemui Reva di ruangannya,bapak baru itu lebih dulu menemui dokter yang menangani istrinya semalam. Saat itulah dia mendapati sebuah kenyataan pahit yang baru ia tau tentang penyakit yang diderita Reva.
Reva didiagnosis mengidap cancer ovarium.
Kanker yang biasanya menyerang organ kewanitaan yang menghasilkan telur (ovarium).
Kanker ovarium sering tidak terdeteksi sampai telah menyebar di dalam panggul dan perut. Pada stadium akhir ini, kanker ovarium lebih sulit diobati dan bisa berakibat fatal.
Dokter bahkan memprediksi waktu Reva tak lama lagi mengingat gaya hidup pasien yang suka merokok dan minum alkohol bahkan konsumsi obat-obatan.
Ayah muda itu bertekad memberi yang terbaik sebelum ajal menjemput pada Reva yang akan meninggalkan putri mereka yang mereka beri nama Rina putri Valdo atas kesepakatan bersama. Valdo pun meminta izin pada 2 istrinya untuk merawat Reva sepenuhnya,beruntung baik Jesica maupun Melinda mengizinkan dan tak mempermasalahkannya.
Bulan demi bulan pun berlalu,baby R kini sudah mulai belajar berdiri walau hanya beberapa detik tanpa berpegangan. Tapi pada suatu ketika baby R seharian penuh rewel terus,entah apa yang menyebabkan bayi cantuk tersebut bersikap tak seperti biasanya.
Ketika jelang sore,sebuah kabar duka datang dari suster yang merawat Reva karena kondisinya yang sudah semakin lemah sejak beberapa minggu belakangan.
"tuan,maaf saya harus menyampaikan kabar buruk" kata perawat berbaju putih ragu.
"ada apa ?" tanya Valdo sambil menimang nimang Rina yang sudah agak tenang.
"Nyonya Reva sudah meninggalkan kita semua" ucap sang perawat tersebut seraya menundukkan kepala lalu menyeka air mata yang tak terasa sudah jatuh menetes membasahi pipi.
Valdo tampak tenang dan tegar mendengar kabar kematian istrinya yang memang sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Rina kecil diletakkan ayahnya didalam box bayi yang ada dikamarnya. Bayi perempuan itu mungkin lelah setelah seharian penuh menangis.
Prosesi pemakaman untuk cinta pertamanya pun dilakukan dengan cepat dan cukup khidmat,kedua istri yang lain juga datang di acara pemakaman yang digelar secara tertutup hanya terbatas keluarga dalam,bahkan ART yang bekerja dengannya tak diperkenankan hadir untuk mengiringi majikan mereka menuju peristirahatan terakhirnya.
.....Flashback off
..