Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 11
Tidur siang Alisha yang nyenyak harus terganggu oleh suara ribut-ribut yang memekakkan telinga. Dengan dibantu oleh Hana dan Irma, Alisha keluar kamar untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Gadis itu memicingkan mata saat melihat wanita yang menjadi mertuanya tengah berdebat dengan kepala pelayan yang tak jauh dari pintu kamarnya.
“Tidak bisa Nyonya Syana, Tuan Rafael melarang Nyonya untuk menemui Nyonya Alisha tanpa izin dari Tuan Rafael,” kata kepala pelayan.
“Saya ini ibu kandungnya tuanmu, jadi seharusnya kamu lebih menghormati saya,” kata Syana merasa tidak terima karena dilarang menemui Alisha di belakang Rafael.
“Maaf Nyonya. Tapi kami semua bekerja untuk Tuan Rafael, bukan untuk Nyonya. Tuan sudah mengizinkan kami untuk tidak sungkan mengusir Nyonya jika membuat keributan.”
“Berani sekali kamu!”
“Bu Linda, biarkan saja Nyonya itu menemuiku. Sepertinya dia sangat ingin bertemu dan mengenal menantunya,” kata Alisha yang membuat kedua wanita itu menoleh padanya.
Syana melotot pada kepala pelayan yang bernama Linda itu. Dia lalu berjalan menghampiri Alisha yang duduk di kursi roda ditemani dua perawatnya yang berdiri di belakang.
“Menantu?” Syana mencebik. Dia memperhatikan Alisha dengan teliti. Tidak ada yang buruk dari penampilan gadis itu, tetapi kelumpuhannya membuat semua kecantikan yang dimiliki gadis itu tidak ada artinya.
“Bukankah istri dari anak itu namanya menantu?” tanya Alisha. Dia tidak tahu apakah mertuanya itu bisa menjadi sekutunya atau tidak, tetapi menghadapi mertua seperti Syana, Alisha memang harus menguatkan mentalnya supaya tidak terlihat lemah yang nantinya malah akan ditindas oleh mertuanya seperti di sinetron-sinetron yang pernah dia tonton.
“Sebagai ibu, saya tidak merasa pernah menikahkan Rafael dengan kamu, lalu bagaimana kamu bisa menjadi menantu saya?” tanya Syana. Wanita itu berjalan menuju sofa ruang tengah. Berdiri lama-lama bisa membuat kakinya terasa kaku.
Alisha terpaksa mengikuti mertuanya karena tidak mungkin mereka berbicara dengan jarak yang lumayan jauh. Irma membantu mendorong kursi roda Alisha hingga jaraknya dengan Syana mulai terkikis.
“Bu Linda tolong buatkan minum untuk ibu suamiku,” kata Alisha berusaha terlihat percaya diri, walau sebenarnya dia merasa sangat gugup saat ini.
“Wau, berlagak seperti Nyonya kamu ya,” cibir Syana. “Mana buktinya kalau kamu menikah dengan Rafael?”
Alisha tidak bisa langsung menjawab karena dia memang tidak memiliki buku nikah yang menjadi bukti kuat pernikahannya.
“Tidak punya bukti, ‘kan? Saya sudah tahu, kamu adalah korban dalam kecelakaan tunggal yang terjadi karena kesalahan Rafael. Dia merawat kamu karena rasa bersalah apalagi ayahmu meninggal saat kamu koma. Kalau Rafael menikah denganmu karena cinta, dia tidak mungkin membiarkanmu tidur di kamar yang terpisah dengannya. Dan asal kamu tahu, Rafael hanya mencintai Melinda.”
Alisha kehilangan kata-kata. Memang benar yang dikatakan oleh ibu mertuanya itu bahwa Rafael hanya menikahinya karena tanggung jawab.
“Kamu hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk membalas sakit hatinya pada Melinda,” sambung ibu kandung Rafael itu.
Tanpa mereka tahu, Rafael sudah tiba di rumah dengan memberi isyarat para pelayan untuk diam. Diam-diam dia mendengarkan pembicaraan antara Alisha dan ibunya itu.
“Apa Ibu Mertua mengharapkan wanita itu menjadi menantu, sampai-sampai tidak bisa menerimaku yang sudah terlanjur dinikahi ini? Kasihan sekali, padahal kalau Ibu Mertua bersikap baik, kita bisa bekerja sama sebagai menantu dan mertua yang kompak untuk membuat laki-laki arogan itu menceraikanku,” kata Alisha dengan mata berkedip-kedip.
Syana tidak percaya Alisha bisa berkata seperti itu, padahal Rafael sangat sempurna, tetapi kenapa dia malah mengharapkan perceraian? Syana pikir Alisha akan memanfaatkan sakitnya untuk memperdaya Rafael, tapi ternyata salah.
“Apa yang sedang kalian bicarakan?”
Alisha menoleh pada laki-laki yang entah muncul dari mana. Bahkan suara langkahnya pun tidak mereka dengar, kenapa dia bisa tiba-tiba muncul?
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.