NovelToon NovelToon
Bringing Back, My Wife

Bringing Back, My Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Penyesalan Suami
Popularitas:7.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lunoxs

Karena satu kesalahannya, Azam harus kehilangan semua yang ia miliki, istri dan keluarga besarnya.

Azam melakukan segala cara untuk kembali meraih apa yang sudah terlepas. Meski jalan yang ia lalui tidak mudah.

Bisakah Azam mendapat semuanya kembali? cinta sang istri dan keutuhan keluarga Malik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BBMW BAB 11 - Berbohong

Malam ini Azam memang memeluk Bella erat, namun rasanya hati Bella begitu jauh untuk bisa ia jangkau.

Semalaman pelukan Azam tetap tidak mendapatkan balasan.

Sepanjang malam pu Azam terus terjaga, tidak sedikitpun menutup matanya. Ia terus menatap wajah sang istri yang tengah terlelap.

Wajah cantik itu terus Azam pandangi lekat-lekat. Melihat sampai puas selagi ia bisa.  Kedua mata Bella yang terpejam, alis yang tersusun rapi dan bulu mata yang sangat lentik.

Belum lagi hidung dan bibirnya yang begitu menggoda.

Bella memang sangat cantik, sejak dulu pertama kali bertemu dengan Arra kecil, Arra sudah terlihat sangat cantik.

Keceriaannya bahkan mampu membuat siapapun merasakan kebahagiaan yang sama.

Pelahan, Azam pun membelai wajah itu, berulang kali mengelusnya lembut.

Hingga waktu subuh tiba Azam pun masih belum juga terlelap. Azam memutuskan bangun dan membersihkan tubuhnya.

Lalu berkutat di dapur untuk membuatkan sarapan.

Sementara Bella di dalam kamar mulai membuka mata saat merasa hawa dingin mulai menyerang tubuhnya. Pelukan hangat itu sudah tidak ada dan membuatnya terbangun.

Membuka mata dan benar-benar tidak menemukan suaminya disana.

Bella sendirian, memeluk tubuhnya yang terasa dingin. Ingatannya tentang semalam kembali datang. Tentang semua ucapan Azam, tentang semua kehangatan yang ia dapatkan.

Tapi hatinya yang sudah terlanjur luka mmebuat Bella tak lagi gampang percaya. Dia pernah terluka, lalu memberikan kesempatan kedua, namun Azam pun tetap meninggalkan dirinya, bahkan dikeadaan yang begitu hina.

Ingat kejadian di Jepang waktu itu membuat Bella langsung bangkit dari tidurnya dan mengusap wajahnya kasar.

Sampai kapanpun ia tak akan pernah bisa melupakan kenangan buruk itu, bahkan rasa sakitnya masih begitu jelas ia rasa.

“Tidak, aku tidak akan lagi memberikan hatiku pada pria brengsek itu,” gumam Bella.

Ia pun turun dari atas ranjang dan mulai keluar.

Sayup-sayup mendengar suara bising dari arah dapur, kedua kakinya seolah bergerak sendiri untuk menghampiri sumber suara itu.

Dilihatnya Azam yang sibuk sendiri dan memunggunginya. Berkutat dengan banyak sayuran disana.

Tapi Bella tak terpengaruh dengan itu, ia tahu Azam memang bisa segalanya.

Pria paling sempurna versi dia sendiri, umpat Bella di dalam hati.

Aku harus pura-pura baik, setidaknya sampai aku keluar dari dalam apartemen sialan ini. Batinnya lagi seraya melanjutkan langkah untuk mendekati Azam.

Duduk disalah satu kursi meja makan dan menunggu disana.

Saat Azam berbalik ia sudah melihat Bella yang duduk, tentu saja Azam langsung tersenyum.

“Kamu mau minum apa? Susu atau air putih?” tawar Azam, ia sudah siap untuk menyajikan minuman itu.

“Tidak perlu repot, apa hari ini kamu masih akan mengurungku disini?” tanya Bella, masih dengan suaranya yang ketus.

“Tergantung bagaimana sikapmu padaku,” balas Azam, ia tersenyum menggoda dan terlihat menjijikkan di mata Bella.

“Kamu benar-benar egois.”

“Iya, aku memang egois.” Azam mendekati Bella dengan segelas susu hangat di tangannya, menyajikannya persis dihadapan sang istri.

“Minumlah selagi hangat,” ucap Azam kemudian, ia mengelus pucuk kepala Bella, bahkan mencium pipinya pula.

Sementara Bella hanya diam, lebih tepatnya ia bersikap seolah menjadi patung.

Lalu Azam kembali menuju dapur dan membuat makanan yang entah Bella tidak tahu apa.

Mereka sarapan bersama, Bella terpaksa memakan masakan Azam karena perutnya pun merasa lapar.

Sesekali Azam memberikan suapan pada sang istri dan Bella hanya menerimanya dengan setengah hati.

Terus seperti i-tu hingga sarapan usai.

“Apa rencanamu hari ini?” tanya Azam, kini ia mencuci piring kotor di wastafel, sementara Bella hanya duduk dan

memperhatikan.

Dalam kepalanya Bella langsung memikirkan jawaban apa yang harus ia ucapkan untuk pertanyaan Azam itu. Jawaban yang akan menjadi penentu, untuk dia bisa keluar dari apartemen ini.

Apa ya?

Apa ya? Batin Bella, sampai akhirnya ia menemukan sebuah jawaban yang pasti akan membuat Azam melepaskannya.

“Aku dan Fhia berencana kembali ke Indonesia, ada acara penting di Yayasan,” jawab Bella bohong. Wajahnya dibuat datar seolah berucap dengan jujur.

“Benarkah?” Azam memastikan, meski mendengar nama Indonesia membuatnya sedikit tak suka. Uang yang ia punya akan cepat habis jika terus kulu kilir Indonesia Singapura. Karena niat awalnya selama 1 bulan ini Azam akan menetap disini.

Selain sudah menyewa apartemen, Azam pun ingin selalu dekat dengan sang istri. Pekerjaanya pun beberapa sudah ada yang ia bawa kemari.

Jika kembali ke Indonesia, pasti akan banyak mengeluarkan biaya lagi, juga waktu yang terbuang sia-sia.

“Berapa lama disana?” tanya Azam, sebelum Bella menjawab pertanyaan yang yang pertama.

“Mungkin 1 minggu,” balas Bella, mengangkat matanya seolah berpikir.

“Biar Fhia saja yang pergi sendiri dan kamu tetaplah disini,” balas Azam cepat.

Membuat kedua netra Bella langsung membola. Bagaimana bisa Azam tidak mengizinkannya pergi? Tidak simpati kah Azam pada anak-anak Yayasan disana?

Argh! Di dalam hatinya Bella menjerit.

“Kenapa? Ku pikir kamu akan menemani aku ke Yayasan, mereka bukan hanya butuh uang, tapi juga kasih sayang yang tulus,” sanggah Bella pula, ia belum menyerah.

Menyerang sisi simpatik Azam pada orang-orang yang tak berdaya, Bella yakin Azam akan segera iba dan akhirnya mengizinkan dia pergi.

Dilihat oleh Bella, Azam yang nampak berpikir. Bahkan pergerakan tangan Azam yang sedang mencuci piring pun terhenti sejenak.

“Baiklah, kamu boleh pergi,” jawab Azam akhirnya membuat Bella langsung bersorak di dalam hatinya.

Bella tersenyum lebar, dan Azam yang melihat senyum itupun ikut tersenyum pula.

Azam tidak tahu, jika setelah keluar dari apartemen ini Bella bukan menuju Yayasannya yang ada di Indonesia.

Tapi Bella akan berlari jauh, kabur dari dirinya. Meskipun belum tahu Bella akan kabur kemana.

Namun dibenaknya hanya ada satu nama yang mungkin bisa membantunya untuk pergi. Atau setidaknya membuat Azam tak bisa menggaggu dirinya.

Dan orang itu adalah Edward.

1
HASLINDA RABASENG
sama julian aja thor
altanum
karyamu selalu bagus thor.
terus semangat berkarya thor
miroh Jasseem
Luar biasa
Maryam Renhoran
jadinya ikut nangis di episode ini,
Mksih yaa thor uda sajikan bacaan terbaik yg mbuatkuu makin penasaran dari episode ke episode 🫰😍
Maryam Renhoran
Semangat Adam....💪💪
smangat mnjalanii cobaan dlam RT...
Miss Yeye
Luar biasa
Nurul Aeni
Biasa
Nurul Aeni
Buruk
Musfa Ningsih Karyadi
Arnold msh cemburu☺
Anonymous
ok
Riyana Rika
baca ini kayak ngiris bawang .. bikin meleleh /Sob/
Anik Suwarni
fhia jodohin sama Ben ya Thor, biar tambah seru😀😀
Nur Syamsi
2 tahun Edwar menunggu, bgaimna Tdk langsung mekamar pas wisuda wanitanya ...
Nur Syamsi
Haura ingat nenek Zahrah, pda saat mrk bersamaan hamil mrk diajak nenek Zahrah untuk jual sembako diperkampungan
Nur Syamsi
Dua tahun Tdk terasa Edwar sabar .....
Nur Syamsi
Keluarga Malik udah kaya baik, Tdk pandang status dermawan pula.....👍👍👍
Nur Syamsi
author nenek Aminah SMA om Jodi mana ya...
Nur Syamsi
Arnold takut diembat lagi mangkanya langsung tunangan
Nur Syamsi
lanjut author seru
Nur Syamsi
Aghata Aghata benar" polos anaknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!