NovelToon NovelToon
Cinta Sang Jurnalis

Cinta Sang Jurnalis

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Contest / Romansa Modern / Pernikahan Kilat / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: NL choi

Gadis cantik bernama Kirei Fitriya Tsabita berprofesi sebagai jurnalis di sebuah media televisi swasta.

Cita-citanya lahir lewat tangan ayahnya yang juga seorang wartawan senior. Ayah baginya idola, cinta pertama dan kiblatnya. Hingga peristiwa yang menyebabkan ayahnya meninggal ia membulatkan tekad melanjutkan cita-citanya. Sebuah cita-cita sederhana berkat kekaguman seorang anak terhadap ayahnya.

Ternyata cita-cita sederhana itu membuatnya kalang kabut saat ia ditunjuk menjadi jurnalis lapangan divisi news program menggantikan rekannya yang resign. Meliput kejadian di luar dugaan program 'Telusur Peristiwa' dan harus menghadapi atasan yang ia juluki makhluk aneh dan sok menyebalkan.

Belum lagi harus berhubungan dengan Wadir Reskrimsus terkait beberapa kasus liputannya. Yang mana mengantarkannya pada 'pernikahan' yang tak disangka-sangka.

Apakah 'pernikahan' itu mampu menghadirkan cinta?
Setelah kenyataan di depan mata, orang-orang terkasihnya ternyata terkait dengan kejadian kematian ayahnya.

Follow ig : enel_choi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NL choi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Crowded ... Post Holiday Syndrome

...1. Crowded ... Post Holiday Syndrome...

 

I don’t like Monday! Mungkin memang benar ungkapan itu. Buktinya hampir setiap hari  senin ia selalu kesiangan.

Alarm ponsel yang berbunyi tiap lima menit pun tak mengindahkannya dari kasur empuk yang selalu menari-nari menariknya untuk terlelap lagi. Terhitung sudah 5 kali alarm itu berbunyi ulang. Hingga akhirnya kesadarannya kembali pulang.

“Oh my god!” Pekiknya saat melihat jam ponsel sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Salahnya sendiri sehabis salat subuh tadi dirinya tidur kembali.

Keasyikan libur di hari sabtu-minggu membuatnya post holiday syndrome. Padahal liburnya hanya diisi dengan berleha saja, sembari mempelajari berkas-berkas yang diberikan mas Anton lalu.

Bergegas ia bangun dengan kecepatan penuh menuju kamar mandi. Cukup lima menit mandi, gosok gigi. Lalu mengganti pakaian kerja. Menyapukan pelembab, sunblok, dan bedak tabur secukupnya. Memberikan polesan lipstik agar terlihat fresh. Tak lupa menguncir kuda rambutnya.

“Oh ... sial!” Gumamnya melihat ranjang seperti kapal pecah. Tapi ia tak peduli, biarlah nanti saja diberesi setelah pulang kerja pikirnya.

Memakai sepatu sneakers kesayangan. Asli bukan kawe-kawe-an. Hasil todong dari kakaknya tersayang.

“Finish, lets go!” Ucapnya sambil menyambar tas ransel dan kunci apartemennya.

Sesekali berlarian kecil, saat melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 7 lewat 30 menit.

Dan saat tiba di pintu lift, ia harus mengelus dada. Lift penuh dan sibuk karena memang yang menggunakannya banyak. Apa lagi kondisi pagi ini banyak orang sedang beraktivitas.

Sekitar sepuluh menit barulah ia mendapatkan kotak besi yang bergerak vertikal itu. Finally.

Beruntungnya ojeg online sudah siap di lobi menunggunya lebih dulu.

Tapi tampaknya kesialan belum usai menghampirinya. Kondisi jalanan lebih crowded. Semua kendaraan baik umum, pribadi, motor dan becak saling berebut dan menyikut. Dan parahnya saat tiba di lampu merah simpang Tugu Muda. Durasi lampu merah yang lebih lama menambah kendaraan menumpuk.

Sabar. Batinnya sambil mengelus dada.

Sepagi ini di kota Semarang sudah menyengat. Ibu kota metropolitan kelima di Indonesia  ini juga terkenal dengan kota panas yang melegenda.

“Udah nyampe, Mbak!” Seru tukang ojol.

“Eh, i-iya, Mas.” Sahutnya karena beberapa saat lalu pikirannya entah ke mana.

Turun dari motor dan menyerahkan helm berwarna hijau khas ojol.

Dari lobi kantor, ia berlarian menuju mesin absen fingerprint.  Tergesa-gesa ia memasukkan jempol kanannya pada scanner.

“Coba sekali lagi." Bunyi mesin fingerprint melalui suara khas seorang wanita.

“Duh,” gumam Kirei. “Kenapa sih, saat genting gini mesin ini pun tak bersahabat," gerutunya sambil mengelap jari jemarinya yang sedikit basah terkena keringat akibat berlarian.

Dicobanya jari jempolnya sekali lagi masuk dalam scanner. Dan bunyi ‘tit’.

“Terima kasih.” Ucap mesin absensi itu.

“Berhasil," lirihnya dengan senyum mengembang.

Kakinya melangkah menuju lift. Memencet tombol 3. Kondisi di dalam lift lengang, terang saja waktu sudah menunjukkan pukul 8 lewat 10 menit. Semua orang sudah menekuri pekerjaannya masing-masing. Reflek ia menepuk jidatnya. Kenapa hampir setiap hari senin, ia selalu terlambat. I don’t like monday. Huft.

“Pasti telat lagi,” sapa Devi rekan sesama jurnalis divisi entertain. Saat ia mengenyakkan tubuhnya di kursi kerjanya.

Kirei hanya meringis, tebakan rekannya itu memang benar. Bahkan mungkin teman-teman di divisi sudah hafal betul kebiasaannya ini.

“He he he,” tawanya garing dan dipaksakan.

“Ati-ati, lho. Nanti ke divisi news program koordinator divisinya terkenal galak.” Kata Devi.

“Hah!”

“Yang bener?!” Tanyanya dengan berseru.

“Coba aja nanti pas udah di sana.”

Kirei menggaruk rambutnya yang tiba-tiba gatal. Dilepasnya tali rambut, ia menyisir rambutnya yang lepek habis memakai helm ojol dengan jari jemarinya.

Untung helm ojol gak bau. Batinnya setelah mencium jari jemarinya yang digunakan untuk menyisir rambut sebahunya masih bau harum.

“Kapan lo, sembuh dari post holiday syndrome?” Tanya Devi.

“Kebiasaan!” Imbuh Devi.

Lagi-lagi ia hanya membalas dengan meringis.

“Lagi mencoba,” balasnya.

“Haiiss ....” Desis Devi sambil berlalu meninggalkan kubikelnya.

Pagi ini ia menyiapkan segala laporan dan program yang telah dikerjakan untuk serah terima pada staf baru yang akan menggantikannya.

 

**

 

Siang hari setelah jam istirahat makan siang. Ia menuju ruangan divisi news program. Untuk menemui Mas Anton yang telah menunggunya.

“Sori, Mas telat sedikit," ucapnya saat sudah mendekati kubikel mas Anton.

“Gak, pa-pa.” Sergah Anton.

“Maklum,” imbuhnya lagi.

Istirahat siang memang selalu riuh. Kantin penuh. Toilet full. Mushala jangan tanya lagi dipastikan antri. Harus ekstra sabar.

“Ke sofa aja, yuk!” Ajak Mas Anton.

“Gimana, sudah mempelajari berkas yang aku kasih kemarin?” Mas Anton bertanya saat mereka sudah duduk di sofa.

Ia mengangguk.

“Aku bisa tenang ninggalin di sini kalo kamu siap. Sebenarnya berat juga sih, ninggalin TVS, sudah sepuluh tahun aku di sini sudah kayak rumah kedua, seperti sodara semuanya. Tapi pada akhirnya yah ... tawaran jabatan lebih tinggi bisa mengalahkan idealisme,” tuturnya.

“Iya, sih. Lagian nanti Mas Anton jadi produser TV sana. Beeuuhhh ... sapa yang nolak!” Sahutnya.

“Heh, bisa aja kamu!” Selak Mas Anton. “Aku masih berat ninggalin keluarga. Apa lagi di Jakarta gak punya siapa-siapa,” ungkapnya.

“Lhoh, istri sama anak-anak gak diajak?”

“Mereka belum bisa ikut. Mungkin nanti tunggu ajaran sekolah baru. Yang memberatkan lagi, harus ninggalin ibuku yang sakit sepuh. Gak tega sebenarnya.”

Ia menepuk pundak Mas Anton, “Itulah perjuangan hidup, Mas. Kita harus memilih. Dan tentunya harus pandai memilih."

“Tumben,” kelakar Anton.

Mereka pun tergelak bersama.

“Oh, ya. Kamu udah pada kenal ‘kan orang-orang divisi news program?” Tanya Mas Anton.

“Sebagian sih,” jawab Kirei.

“Baguslah. Lagian kita masih satu lantai. Sering jumpa kalo pas di kantor.”

“Ton!” Panggil seorang pria jangkung yang menghampirinya dan Mas Anton.

“Hei, Bro. Kenalin nih, Kirei yang gantiin gue besok,” tunjuk Anton padanya.

Spontan ia bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya pada pria jangkung itu.

“Kirei," ucapnya.

“Aldi.”

“Dia koordinator news program,” jelas Mas Anton.

“Selamat bergabung,” ucap Aldi.

Kirei menyunggingkan senyumnya.

Aldi sudah meninggalkan mereka.

“Mas, katanya Mas Aldi galak, ya?” Bisiknya di dekat telinga Mas Anton seraya menutupnya dengan telapak tangannya.

Tawa Mas Anton tiba-tiba meledak, “Ha ha ha” hingga orang yang bernama Aldi pun yang baru akan masuk ke dalam ruangannya menoleh ke belakang tepatnya kepada mereka berdua.

“Aiih, tuh kan. Dia noleh, jangan-jang ....“

“Ton, bawa berkas telusur peristiwa yang udah siap!” Serunya. Lalu masuk ke dalam ruangan koordinator program yang mempunyai ruangan tersendiri. Tidak seperti staf biasa yang hanya terdiri dari bilik kubikel.

“Aku tinggal dulu, ya.” Ucap Anton seraya berdiri.

Kirei mengangguk.

Mas Anton mampir di meja kubikelnya dengan membawa beberapa map snelhecter. Lalu menghilang di ruangan koordinator program.

“Huh,” gumamnya sambil menyandarkan punggungnya pada sofa.

Ddrrrtttt...ddrrrtttt

Ponselnya bergetar di saku celananya.

My brother calling...

“Assalamu'alaikum ... Ya, Kak.” Sahutnya begitu sambungan telepon masuk.

“Wa'alaikumsalam, weekend besok bisa pulang gak?”

“Hemm, belum tau. Kenapa?”

“Bunda kangen sama kamu. Lagian udah tiga minggu kamu gak pulang.”

“Haiihh, cuma nanya pulang doang!” Cebiknya.

“Trus, maksudmu suruh nanya apaan?”

“Nanya, kapan Kakak kawin?”

“Kawin mah, gampang. Yang susah nikah.”

Ia semakin bersungut sebal mendengarnya, “Awas ya kalo kawin duluan, Ku aduin sama Bunda”

“Ha ha ha ....” Suara tawa membahana terdengar di telinganya.

“Pokoknya weekend besok pulang. Kakak sama Bunda tunggu. Gak ada alasan. Semarang-Solo dekat."

“Iya, iya.”

Sambungan telepon pun berakhir.

Liburan minggu kemarin padahal ia gunakan untuk berleha-leha. Karena memang divisinya sedang off kejar tayang. Semua program sudah tayang dan sudah banyak stok recording. Kecuali program dadakan. Tapi seingatnya bulan ini tidak ada.

“Sori, lama.” Ucap mas Anton.

“Gak pa-pa, Mas.”

Lalu mereka membahas keseluruhan program yang sedang digarap oleh divisi news. Jika bisa diibaratkan divisi inilah tonggak paling depan dari keseluruhan program dari TVS. Namun program lain juga sebagai penyokong yang tidak boleh dikecilkan.

TVS News sendiri terdiri dari beberapa program. Program rutin terdiri dari Seputar Jawa Tengah yang tayang pagi, siang dan petang.  Telusur peristiwa termasuk program khusus yang tayang seminggu sekali. Dan program breaking news adalah progam dadakan jika ada  berita informasi yang up to date sesuai waktu kejadian.

“Sudah kenal  koordinator program news. So, besok kita tinggal ke lapangan. Bertemu pihak-pihak yang akan kita gali informasinya.”

“Oke, Mas.”

-

-

Catatan :

Post holiday syndrome : depresi yang berlebihan dikarenakan ekspektasi liburan terlalu tinggi, perasaan bersalah karena telah menghabiskan uang yang banyak dan ada ketakutan atau stres karena harus kembali bekerja. Untuk kasus Kirei masih tergolong ringan dan ia masih bisa mengatasinya sendiri dengan cara menemukan sesuatu yang membuatnya semangat dalam bekerja, yaitu passion-nya sebagai seorang jurnalis. (sumber idntimes.com)

Terima kasih yang sudah mampir, membaca dan memberikan dukunganya .... 🙏

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1
Vie ardila
Luar biasa
chika aprilia zubaidah
kata2 i don't care, jd inget mama nya raymond chin😁
Anjas Badat
baca yang ke 2 kalinya ..
Nafisa nur Aulia
Kecewa
Nafisa nur Aulia
Buruk
🌻nof🌻
bab 15 ini 😭😭😭😭
🌻nof🌻
pityan deh you🤣
🌻nof🌻
anaknya kayak gimana ya?🤣🤣🤣
Ida Ayu Utami
Luar biasa
Ei_AldeguerGhazali
Beneran sih baca novel ini bikin betah, banyak ilmu yg di dapat, banyak hikmah yg bisa dipelajari. Hidup memang harus legowo. Makasi kak author semoga bisa berkarya terus dan makin sukses. Salam dr warga semarang 🥰
Ei_AldeguerGhazali
Ada yg datang dan pasti ada yg pergi, Rip bappu dan nenne
Ei_AldeguerGhazali
Horee yg dinanti datang juga🥰
Ei_AldeguerGhazali
Baru kali ini tertarik bgt baca cerita tentang jurnalis, dan pas bgt ada berita kecelakan jurnalis, kameramen & kru tvone yg kecelakaan di tol pemalang hari ini, langsung tbtb keinget novel ini. Nyesek bgt ternyata jadi jurnalis dan kameramen ngga semudah yg dikira orang”. Berdoa semoga korban meninggal di terima disisiNYA 🙏🏻
Ei_AldeguerGhazali
Ampun dah pesona kirei, aldi aja belum selesai move on nya ini udah ada lg ganjar wkwk 🤣
Ei_AldeguerGhazali
Seru bgt punya kakak kyk ken 😍
Ei_AldeguerGhazali
Pengangguran borjuis beneran mah ini sih rei 🤣
Ei_AldeguerGhazali
Ngakak bgt lihat tingkah ken setelah dpt warisan 🤣
Ei_AldeguerGhazali
Mas ken mah ngga nolak 😁
Ei_AldeguerGhazali
Wkwk dpt warisan ya ken🤣
Ei_AldeguerGhazali
Jadi inget mama niar sm papa setyo🥹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!