Aku menatap bayangan yang terpantul dalam cermin dan tersenyum sinis pada bayangan itu.
Aku lah si itik buruk rupa itu.
Lidya Wijaya. Gadis remaja bertubuh gendut yang sering di buli teman teman nya.
Suatu hari aku bertekad untuk langsing dan cantik, tapi dengan cara yang salah.
Sekedar saran selama membaca coba sambil denger musik lagu korea Davichi "sunset" atau "forgetting you". Biar lebih seru. Soal nya Author ngetik sambil dengerin lagu itu. :)
Harap bersabar, typo bertebaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni pebriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab2
Seperti biasa aku ke sekolah naik bus.
Sebenar nya aku bisa saja bawa mobil, ada beberapa mobil di rumah, ada juga supir, tapi papa tidak mengijinkan ku membawa nya.
papa tidak ingin aku terlihat mencolok di sekolah, ia tidak ingin ada yang mengetahui bahwa aku adalah anak nya.
Jadi aku berpura pura jadi anak dari kalangan biasa saja.
Seorang anak laki laki culun berkacamata menghampiri ku.
"Hay lid, udah sarapan?" tanya Bimo pada ku.
"Udah, tapi laper lagi hehe" jawab ku.
Bimo hanya menggeleng.
Tubuh besar ku melangkah mengikuti Bimo ke dalam kelas kami.
Baru sampai di depan kelas sudah ada geng pembulli. Dia adalah Renata dan kawan kawan. Ia senior ku di sekolah.
"Bisa rusak ini pintu kalo dia masuk, liat ajja badan nya makin besar gitu" bisik Rara ke renata. Mereka tertawa.
"Maaf, jangan menghalangi pintu, saya mau masuk", aku berbicara sambil menunduk tidak berani menatap mereka.
Mereka kembali tertawa.
"Hm, ada syarat nya. " Ucap Renata tiba tiba.
Aku menatap heran ke arah nya, rencana apa lagi Renata kepada ku. Tidak puas kah ia membully ku hampir setiap hari?
Renata menarik tangan ku menuju samping koridor ruang UKS.
Baru saja ia ingin memulai membully ku, tiba tiba ada seorang anak laki laki mencegah nya.
Ia adalah Reno, senior tampan yang banyak penggemar nya di sekolah. Penampilan nya super good looking, ia juga cerdas, selalu menjadi juara di Sekolah. Dia adalah ketua OSIS di sekolah ini.
Saat ini ia tengah Duduk santai di tangga.
"Berani nya keroyokan, bikin malu senior saja" ucapan dingin dari Reno membuat Renata terdiam. Renata sebenar nya mengagumi Reno. Tapi ia gengsi jadi ia berpura pura cuek.
"Bukan urusan mu!!!" pekik Renata.
Reno hanya tersenyum sinis sambil memberi isyarat dengan tangan nya kepada Renata dan kawan kawan untuk segera pergi. Mereka langsung menurut. Siapa sih yang bisa melawan ketua OSIS?
"Terima kasih kak" ujar ku.
Saat itu juga untuk pertama kali nya aku merasa jatuh cinta.
"Gak usah ge'er, aku hanya tidak suka ada keributan di sekolah ini" jawab reno tanpa ekspresi. Ia pun melangkah pergi.
Meski pun jawaban nya seperti itu aku tetap bahagia mendengar nya.
Bel sekolah berbunyi, tanda saat nya mulai pelajaran. Aku sedikit berlari ke dalam kelas.
Karena badan besar, aku hampir sesak nafas hanya karena berlari ringan.
Pintu kelas memang kecil atau aku yang semakin besar. Hampir saja aku tersangkut di pintu. Aku melirik teman teman sekelas ku yang tertawa melihat ku kesusahan untuk masuk.
Bimo duduk di depan ku. Dengan senyum manis nya memberi ku semangat. Sebenar nya aku sudah terbiasa dengan hari hari berat di sekolah.
Aku pun membalas senyum nya.
Pak Dani memasuki kelas. Wali kelas sekaligus Guru bahasa indonesia kami.
Suasana hening, tidak seramai biasa nya. Tiba tiba ada suara kentut dan bau menyebar di mana mana. Semua bingung berasal dari mana suara itu.
"Lidya kentut pak, bau banget sumpah, ihh, jorok banget sih lidya, nda sopan!!" ,pekik Baim sambil menutup hidung nya. Baim duduk di belakang ku.
"Bukan aku!!!" teriak ku membela diri dan menatap marah ke arah Baim.
Ku lihat baim tertawa bersama teman teman lain di belakang ku. Mereka saling kompakan tangan tanda berhasil mengerjai ku.