Jangan Panggil Aku Gendut
Aku menyisir rambut ku yang basah setelah selesai mandi, ku biarkan rambut panjang ku terurai dengan bebas. Ku lirik jam dinding sekilas lalu melangkah menuju lantai dasar rumah ku.
Di meja makan sudah ada papa yang sedang sarapan sambil membaca berita di gadget milik nya.
Aku pun duduk di samping papa untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
Denting garpu memecah keheningan pagi itu. Papa selalu sibuk sampai tidak menyadari keberadaan ku di samping nya.
Aku melahap habis makanan ku seperti biasa. Nafsu makan ku sangat besar, perut ku selalu cepat lapar. Rasa nya ingin makan lagi dan lagi.
"Lihat penampilan mu, semakin gendut, jangan rakus, sadar diri kau itu perempuan!!!" bentak papa saat aku ingin menambah nasi lagi ke 3 kali nya.
Diam diam ternyata papa memperhatikan ku.
Aku terdiam, ucapan papa pagi ini menusuk hati ku yang paling dangkal?
Papa jarang bicara kepada ku. Sekali bicara ia sangat kasar dan selalu menyakiti ku.
Mama meninggal saat melahirkan ku, setelah itu aku di rawat nenek, tapi tidak lama kemudian nenek pun menyusul mama. Aku yang berusia baru 1 tahun itu Akhir nya ikut papa, papa dengan terpaksa mengadopsi ku padahal ia baru lulus SMA saat itu, aku putri kandung beliau tapi ia memperlakukan ku sangat kasar.
Karena perlakuan papa, aku pun tumbuh menjadi wanita yang kasar. Papa selalu memarahi ku saat ia melihat aku makan berlebihan, aku tau dia peduli dengan body ku yang semakin membengkak, tapi aku tidak peduli dengan body ku sendiri. Aku selalu melakukan hal yang membuat ku bahagia.
Nama ku Lidya Wijaya. Si wanita rakus yang doyan makan, hingga berat badan ku sekarang mencapai 75 kg.
Bertubuh gendut dan buruk rupa.
Hanya kulit ku saja yang putih. Itu pun tidak ada arti nya karena wajah dan body ku yang sangat tidak enak di pandang.
Aku selalu tidak percaya diri kemana pun. Di sekolah aku juga selalu jadi bahan bullian senior dan teman teman sebaya ku.
Tubuh yang sangat gendut di usia 17 tahun.
Aku menghela nafas berat dan berhenti mengambil makanan.
"Aku pamit " ujar ku tanpa mencium tangan papa. Aku dan dia tidak akur.
Tidak ada yang menyangka status kami sebagai ayah dan anak jika melihat betapa tidak akrab nya kami satu sama lain.
Papa seorang pengusaha terpandang dan terkenal. Tapi ia tidak mengakui keberadaan ku di depan publik. Ia malu punya anak di luar nikah nya dengan mama.
Mereka tidak menikah, aku lahir atas kesalahan mereka saat masih sekolah. Papa enggan menikahi mama saat mama hamil diri ku, karena papa saat itu masih duduk di kelas 3 SMA.
Papa dari keluarga pengusaha kaya raya, ia hanya memberi kompensasi, membiayai mama saat hamil dan melahirkan. Setelah itu mama menjadi single parents.
Papa sudah menyuruh mama menggugurkan kandungan nya tapi mama tetap mempertahan kan ku.
Mama tidak bisa berbuat apa apa selain menerima kompensasi dari keluarga papa. Mama dari keluarga miskin yang tidak berdaya.
Tapi, satu persatu keluarga ku meninggal dunia. Karena desakan dan ancaman keluarga dari mama yang tidak bisa merawat ku, akhir nya papa mau merawat ku sebagai anak nya. Meski sebatas hanya di rumah dan tertutupi dari media. Bahkan di sekolah, selain guru, tidak ada yang tau bahwa aku adalah anak dari pengusaha muda yang terkenal, usia papa saat ini 35 tahun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
sysy_xyz
semangat pejuang diet
2023-01-09
1
Syamsiyatun Nur Hasanah
awalan yg bagus.. anak kurang masih sayang... bapak kurang belaian
2022-10-19
1
Alya Yuni
Makanya mkn it ingat jngn mkn mcm krbau yg mkn
2022-08-15
0