Alika Khumairoh gadis berjilbab nan tangguh yang berubah menjadi gadis diam seribu bahasa karena kecelakaan yang menimpa adiknya. Kesedihan yang mendalam ia rasakan ketika adik satu-satunya terbaring koma karena kecelakaan tersebut.
Dan ketika dia harus bertemu dengan Farel Adiputra Wijaya, manusia menyebalkan menurut Alika.
Farel sendiri adalah putra dari pemilik perusahaan Wijaya Group.
Kehidupan mereka yang berubah drastis karena sifat di antara keduanya yang bertolak belakang.
Sampai akhirnya mereka memulai untuk melakukan kerjasama di perusahaan ayah Farel agar mengetahui siapa dalang di balik runtuhnya perusahaan Wijaya Group.
Akankah mereka dapat memahami satu sama lain?
Dan bisakah keduanya mengungkap siapa yang berkhianat pada perusahaan Wijaya Group?
IG : miena_checil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecelakaan
Suara sirine polisi maupun ambulan memecah keheningan malam yang saat ini tengah di guyur hujan. Saat ini bahkan waktu masih terlalu sore bagi seseorang yang ingin menarik selimut menuju kelembutan malam.
Disana, di tengah jalan raya tergeletak seorang laki-laki berlumuran darah. Laki-laki yang di ketahui adalah seorang korban tabrak lari. Darah mengalir terus mengimbangi guyuran air hujan yang saat ini sudah mulai agak gerimis.
Beberapa perawat turun dari mobil ambulan dan segera mengevakuasi korban dan membawanya di tandu lalu memasukkan korban ke mobil ambulan.
Salah satu polisi terlihat menemukan tas korban dan mencari apa yang dia butuhkan untuk mengidentifikasi korban kecelakaan tersebut.
***
Sedangkan di toko kue Alika berdiri bersama kedua temannya yakni Desi wanita berparas cantik namun berperilaku tomboi. Berbeda dengan Nadia salah satu teman Alika ini dia sangat kalem namun jika di ajak bicara dia selalu meminta penjelasan lebih.
" Saya mau ambil pesanan kue saya kemarin mbak." Kata Alika seraya menyodorkan nota pembayaran pesanan kuenya.
" Baik mbak, mohon tunggu sebentar." Kata karyawan toko tersebut sambil melihat nota pembayaran kemudian berlalu meninggalkan Alika dan teman-temannya yang masih setia menatap aneka macam kue yang ada di etalase kaca toko tersebut.
" Wahh.. sepertinya aku harus membatalkan rencana diet ku kali ini." Nadia berkata tanpa memalingkan matanya dari kue-kue yang ada di toko tersebut.
" Hahaha gue sih gak heran ya, kenapa lu selalu gagal diet selama ini." Desi berkata sambil tersenyum mengejek.
" Yeee emangnya kenapa sih, sirik aja kamu." jawab Nadia sambil memanyunkan bibirnya.
" Bukannya gue sirik ya, tapi saran gue jangan pernah bilang mau diet kalau lu masih gelap mata jika ngeliat makanan" berbicara sambil menunjuk beberapa kue di etalase.
" Iihhhhh..." Nadia dengan nada gak sukanya sambil menghentakkan kaki di lantai.
" Udah ahh, kenapa sih kalian selalu ribut?" Alika ikut menengahi pembicaraan kedua temannya itu.
" Desi nih cari gara-gara " ucap Nadia sambil menuding Desi dan berlari di belakang punggung Alika, berharap Alika akan membelanya.
" Yee kok gue sih!" Desi berkata sambil agak tersulut emosi.
" Desi Nadia udah dong, kenapa sih kalian berdua selalu ribut?" Alika mencoba menengahi permasalahan yang sering terjadi di antara kedua temannya itu.
Disaat bersamaan muncullah karyawan toko kue yang membawa pesanan kue Alika lebih tepatnya kue tart yang dipesan khusus oleh Alika untuk adik tercintanya yakni Abizar.
" Ini pesanan mbaknya" ucap karyawan toko kue tersebut sambil menyerahkan kue yang sudah di bungkus rapi oleh pihak toko.
" Terimakasih" ucap Alika seraya menerima kotak kue tart tersebut.
" Sama-sama mbak" ucap karyawan toko kue itu.
Lalu Alika, Desi dan Nadia keluar dari toko kue tersebut dan berdiri di teras toko kue. Masih dalam keadaan hujan mereka berjalan mendekati mobil milik Desi. Sesaat Alika menghentikan langkahnya ketika ponselnya berbunyi dan mengambil ponsel tersebut dari saku celananya. Sebelum menggeser icon berwarna hijau Alika tersenyum ketika tau bahwa adiknya yang menelepon.
" Siapa?" tanya Desi ketika dia sudah di ambang pintu mobil miliknya.
" Abizar" kata Alika seraya tersenyum bahagia "Ssttt, jangan rame-rame kalau aku beliin dia kue ulang tahun" sambil memberi isyarat satu jari menutupi mulutnya.
" Iya-iya, ayo jawab pasti dia udah gak sabar pengen kejutan dari kamu" Nadia berkata tak kalah antusias dari Alika.
Segera Alika menggeser icon berwarna hijau " Assalamualikum Abizar.." memulai pembicaraan dengan nada antusias.
" Wa'alaikumsalam" jawab suara di seberang sana yang memang bukan pemilik ponsel tersebut.
Alika mengernyit heran dengan asal suara, " Abizar...?" tanya Alika heran.
" Saya bukan Abizar, saya dari kepolisian setempat."
Kali ini jantung Alika seperti berdetak lebih keras mendengar kalimat polisi. Dia bahkan tak langsung menjawab panggilan polisi yang berkali-kali memanggilnya. Dengan nada sedikit bergetar Alika memberanikan bertanya pada polisi tersebut. " Iya pak polisi, ada apa? bukannya ini ponsel adik saya." lanjut Alika dengan nada terputus-putus.
Sedangkan di depannya Desi dan Nadia saling menatap heran mendengar Alika menyebut pak polisi.
"Kami hanya ingin memberitahukan bahwa saudara Abizar Kurniawan telah mengalami kecelakaan dan saat ini sedang menuju ke rumah sakit terdekat. Kami harap anda segera menuju rumah sakit XX untuk mengurus segala perlengkapannya." Kata polisi tersebut tanpa jeda sekalipun.
Tatkala Alika merasa seluruh tubuhnya lemas, kue yang berada di tangannya pun jatuh seketika air matanya lolos begitu saja. Kedua temannya pun ikut terlonjak kaget melihat ekspresi Alika.
Segera Desi meraih ponsel yang masih berada di tangan Alika " Halo siapa ini?" tanya Desi berapi-api ketika melihat sahabatnya menangis. Dan seketika pula wajah Desi ikut pias saat mendengar apa yang di sampaikan oleh polisi tersebut. "Ayo kita masuk mobil" perintah Desi yang langsung mendorong Alika dan Nadia memasuki mobil kemudian Desi menancap gas menuju rumah sakit yang di sebutkan oleh polisi tadi.
Bersambung
secara ga langsung, ia mengungkapkan cinta buat Alika🤭
.