NovelToon NovelToon
Sang Penyelamat

Sang Penyelamat

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Dokter Genius
Popularitas:45.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Irsyad mendapat tugas sulit menjadikan Bandung Medical Center sebagai rumah sakit pusat trauma di Bandung Timur.

Kondisi rumah sakit yang nyaris bangkrut, sistem yang carut marut dan kurangnya SDM membuat Irsyad harus berjuang ekstra keras menyelesaikan tugasnya.

Belum lagi dia harus berhadapan dengan Handaru, dokter bedah senior yang pernah memiliki sejarah buruk dengannya.

Bersama dengan Emir, Irsyad menjadi garda terdepan menangani pasien di Instalasi Gawat Darurat.

Terkadang mereka harus memilih, antara nyawa pasien atau tunduk dengan sistem yang bobrok.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Internal Bleeding

Masa kini (setahun kemudian)

Sebuah ambulans berhenti di depan pintu IGD Ibnu Sina. Dua orang petugas turun dari dalam ambulans lalu mendorong brankar masuk ke dalam IGD. Seorang dokter dan perawat langsung menyambut pasien tersebut.

“Diana Tambunan, usia 26 tahun. Mengalami kecelakaan tunggal, mobilnya menabrak pohon. Tidak mengalami pendarahan luar, tekanan darah 80/60.”

Brankar yang membawa tubuh pasien bernama Diana segera dibawa ke ruang tindakan. Dengan cepat mereka memindahkan Diana ke atas ranjang. Dokter yang bernama Emir itu segera memeriksa keadaan pasien menggunakan stetoskopnya.

“Dokter, pasien mengalami hipotensi.”

“Siapkan cairan IV dan periksa golongan darahnya.”

Perawat segera mengambil sedikit darah pasien untuk dicek golongan darahnya. Dia berlari menuju laboratorium.

“Dokter, pasien kesulitan bernafas.”

“Berikan ambu bag.”

Dokter Emir mendekatkan telinganya ke dada pasien. Seorang perawat langsung memasangkan ambu bag ke hidung pasien hingga pasien bisa bernafas dengan teratur lagi.

“Pasien mengalami tamponade jantung. Lepaskan dulu ambu bag. Ambilkan jarum dan kateter.”

Dengan sigap perawat mengambilkan jarum dan kateter. Emir lebih dulu mengangkat kaki pasien sedikit tinggi untuk mengembalikan aliran darah ke jantung. Kemudian dia mengusap bagian bagian dada Diana lalu menusukkan jarum yang sudah terhubung dengan kateter. Perlahan cairan mulai keluar.

“Oke, segera berikan cairan IV dan lanjutkan ambu bag. Suster Mina, apa kamu sudah menghubungi keluarganya?”

“Sudah, dok. Keluarganya sedang menuju kemari.”

Di saat bersamaan perawat yang melakukan pengecekan darah kembali dengan membawa tiga kantong darah. Dia segera memasangkan darah pada Diana yang kondisinya semakin menurun saja. Emir mengoleskan gel pada probe, kemudian segera melakukan USG. Matanya terus melihat pada layar monitor.

“Dia mengalami pendarahan internal. Segera hubungi dokter Irsyad. Begitu orang tuanya datang, kita akan mengirimnya ke ruang operasi.”

Di nurse station, seorang perawat langsung menghubungi ruang operasi. Mereka diminta untuk bersiap melakukan operasi untuk pasien yang mengalami pendarahan internal. Dia juga menghubungi dokter anestesi dan dokter bedah yang akan melakukan operasi.

Sepasang suami istri memasuki IGD dengan terburu-buru. Matanya seperti tengah mencari seseorang. Sang suami segera mendekati nurse station.

“Suster, di mana anak saya?”

“Apa Bapak orang tua Diana Tambunan?”

“Iya.”

“Dokter Emir, orang tua pasien sudah datang.”

Bergegas Emir segera mendekati pasangan tersebut kemudian menerangkan apa yang terjadi pada kedua orang tua Diana. Mendengar penjelasan Emir, mereka langsung menyetujui rencana operasi yang diusulkan Emir.

“Emir, apa kamu masih ada pasien?” tanya Irsyad yang baru saja sampai di IGD.

“Ngga, dok.”

“Ikut saya ke OR.”

Dengan semangat empat lima, Emir bergegas menyusul Irsyad yang sudah lebih dulu pergi. Saat ini Emir sedang menjalani residensi spesialis bedah. Sekarang dia sudah berada di tahun kedua.

“Kamu siap?” tanya Irsyad yang sedang mencuci tangan.

“Tentu saja. Abang harus mengajarkan ku banyak hal hari ini,” Emir mengedipkan sebelah matanya.

Keduanya segera masuk ke ruang operasi. Suster yang bertugas segera membantu keduanya mengenakan sarung tangan dan jubah operasi. Dokter anestesi sudah siap bertugas. Irsyad berdiri di sisi kanan, sementara Emir berada di hadapannya.

“Pasien Diana Tambunan, usia 26 tahun. Mengalami pendarahan internal dan kita harus segera menghentikan pendarahannya. Dan mencari sumber lukanya, menutupnya dan operasi selesai.”

Semuanya berdoa lebih dulu sebelum memulai jalannya operasi. Dokter anestesi mulai memberikan bius total pada pasien.

“Mess.”

Irsyad menerima pisau bedah yang diberikan perawat. Pelan-pelan dia menyayat perut pasien secara horizontal. Seketika darah langsung menyembur keluar.

“Suction!”

Dengan cepat perawat memasukan alat penghisap. Darah di dalah perut dikeluarkan, sementara Irsyad mencari pembuluh darah yang sobek. Emir menambahkan saline ke dalam perut pasien agar Irsyad bisa melihat sumber pendarahan.

“Tekanan pasien semakin turun,” dokter anestesi memberi peringatan.

“Bantu aku, dokter Rizal.”

“I’ll do my best.”

Seorang perawat merem*s-rem*s kantung darah, agar cairan merah itu cepat masuk ke dalam tubuh pasien. Sementara dokter anestesi berusaha menstabilkan kondisi pasein. Sementara monitor terus berbunyi, memberikan peringatan.

Setelah beberapa saat, akhirnya Irsyad berhasil menemukan pembuluh darah yang robek. Dengan cepat Irsyad segera menjahitnya. Begitu robekan terjahit dengan sempurna, darah pun tidak keluar lagi dan kondisi pasien perlahan mulai stabil.

“Dokter, sepertinya pasien mengalami apendisitis abses,” ujar Emir sambil memperlihatkan bagian usus yang bernanah.

“Kita harus membuangnya.”

“Mungkin ini yang disebut musibah membawa berkah. Kalau dia tidak mengalami kecelakaan, kita tidak akan tahu soal kondisi ususnya. Bisa saja dia kritis karena peradangan usus.”

“Kamu bisa bantu memotongnya?” tanya Irsyad.

“Aku?”

“Ya, kamu itu R2 bedah. Sudah harus mulai berani melakukan ini di ruang operasi.”

“Oke.”

Emir menarik nafas panjang, baru kemudian mengambil peralatan yang diperlukan. Dengan seksama Irsyad memperhatikan Emir yang tengah membuang bagian usus yang terkena infeksi. Sesekali pria itu memberikan pengarahan.

“Good job.”

Terdengar helaan nafas lega Emir setelah menyelesaikan tugasnya.

“Oke, operasi selesai. Dokter Emir, selesaikan semuanya.”

Kepala Emir hanya mengangguk saja. Dia mengambil jarum yang sudah terpasang benang dari tangan sang perawat. Kemudian dengan berhati-hati dia menutup perut pasien yang dibuka. Sementara Irsyad sudah keluar dari ruang operasi.

Begitu keluar dari ruang operasi, dokter spesialis bedah itu langsung disambut berondongan pertanyaan dari keluarga pasien.

“Bagaimana anak saya?”

“Apa operasinya lancar?”

“Dia baik-baik saja kan?”

“Alhamdulillah operasi berjalan lancar. Anak Ibu dan Bapak mengalami benturan keras di bagian perut yang menyebabkan pembuluh darahnya robek. Kami sudah berhasil menutupnya. Selain itu, kami menemukan kalau pasien menderita apenditisis abses atau usus bernanah. Ini disebabkan oleh infeksi. Kami sudah membuang usus yang terkena infeksi. Keadaannya baik-baik saja sekarang. Sebentar lagi dia akan dipindahkan ke ruang ICU. Dia akan berada di sana sampai kondisinya stabil.”

“Terima kasih, dokter.”

Hanya anggukan kepala yang diberikan Irsyad. Setelah memberikan keterangan yang diperlukan keluarga pasien, pria itu segera meninggalkan ruang tunggu operasi. Ketika melintasi nurse station, terdengar suara seorang suster menghentikan langkahnya.

“Dokter Irsyad, dokter di tunggu di ruang direktur.”

“Oke.”

Bergegas Irsyad masuk ke dalam lift. Dia menekan tombol 4, lantai di mana ruangan direktur berada. Tak butuh waktu lama, pria itu sudah sampai di lantai empat. Sekretaris direktur segera memberitahukan kedatangan Irsyad pada atasannya.

“Irsyad, ayo duduk dulu.”

Irsyad segera mendekati meja kerja direktur rumah sakit yang sekarang dijabat oleh Aqeel. Dia menarik kursi di depan meja kerja Paman sekaligus atasannya.

“Bagaimana operasi mu?”

“Alhamdulillah lancar.”

“Oke,Om langsung saja. Kamu pasti tahu kalau pihak yayasan akan mengambil alih rumah sakit yang ada di daerah Cibiru.”

“Maksud Om, Rumah Sakit Bandung Medical Centre?”

“Ya. Yayasan Qurota’ayyun sudah menggelontorkan dana untuk investasi. Tapi pemberian investasi dilakukan bertahap. Mereka berencana menjadikan BMC trauma center di sana. Jadi pasien trauma yang berasal dari Bandung Timur tidak perlu dibawa ke sini.”

“Tapi aku dengar rumah sakit itu bermasalah. Bukannya sedang terjadi perebutan dewan direksi di sana? Ditambah lagi cukup banyak kasus korupsi yang melibatkan perusahaan farmasi dan peralatan medis.”

“Ya. Om sudah memasukkan Dadvar ke sana. Dia sedang memperbaiki manajemen di sana. Tapi untuk urusan operasional masih kacau. Om mendengar kalau pasien BPJS tidak dilayani dengan baik di sana. Bahkan mereka pernah menolak terang-terangan pasien BPJS. Alasannya karena pemerintah belum membayar tunggakan rumah sakit.”

“Lalu apa hubungannya dengan ku?”

“Kamu Om kirim ke sana, sebagai staf. Kebetulan dokter spesialis bedah di sana sangat terbatas. Nantinya kami akan mengirimkan banyak dokter bedah ke sana. tapi sebagai permulaan, kamu yang akan ke sana lebih dulu. Amati situasi dan jika memungkinkan ubah pelayanan di sana. Kamu tahu sendiri standar pelayanan di sini seperti apa. Jadikan itu sebagai patokan.”

“Apa aku pergi sendiri?”

“Kamu boleh membawa rekan, maksimal hanya dua.”

“Aku akan mengajak Emir dan Ekon.”

Emir adalah dokter residen yang tadi membantunya di ruang operasi. Dokter muda itu adalah anak sulung pasangan Daffa dan Geya. Dia memilih profesi dokter sebagai jalan hidupnya, mengikuti jejak sang Ayah.

Sementara Ekon adalah dokter magang di Ibnu Sina. Dokter yang baru saja lulus itu adalah warga negara Nigeria yang mendapat beasiswa kuliah di Universitas Kedokteran Ibnu Sina.

“Pilihan yang bagus. Nantinya Emir yang akan memimpin IGD.”

“Memangnya tidak ada dokter kepala IGD di sana?”

“Untuk sementara kosong.”

“Lalu siapa direktur BMC sekarang?”

“Handaru Irawan.”

“HODAD?”

***

Sama seperti Azzam, buat novel ini tuh butuh effort. Karena aku bukan orang medis, jadi harus banyak baca referensi. Aku sampai nonton Pulse, The Pitt sama The Resident. BTW itu semua serial barat ya. Aku lagi kembali ke setelan pabrik, lebih senang nonton serial barat wkwkwk..

Kalau mau tahu ketegangan di IGD, bisa nonton The Pitt. Asli adegan medisnya gokil plus brutal banget. Kalau yang suka konflik di RS, bisa nonton The Resident. Dua²nya rekomen banget. Sekian sekilas info🤭

1
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Emang bisa 🤪
Paula Abdul
weww..... semoga op nya lancar ga ada kesalahan, kekeliruan, kecerobohan dari dokter Handaru, dah cukup pasien yg meninggal karenanya biar julukan hodadnya ga melekat abadi
Paula Abdul
wkwkwkwkwk....
yg ada pasien bedah kecantikan malah jadi pasien bedah jantung n jadi pasien kejiwaan gegara liat pasien lain yg masuk IGD dengan kondisinya beneran gawat n darurat juga bikin yg liat stress 😂😂
tehNci
Hampir nahan nafas saat menghadapi ketegangan di ruang IGD. Untung akutuh bukan tenang medis,.jadi kekacauan dan ketegangan seperti tadi tidak akan kualami.. Alhamdulillah 😅
Miroh Jasseem
😍😍😍😍😍😍
Nabila hasir
tegang padahal cuman baca. tapi situasi di igd ikut terbayangkan betapa riweh dan rame ruangan igd.
Nabila hasir
wes lihat dengan matamu sentanu🤣🤣
Nabila hasir
waduh handaru kok lagi masuk ruang operasi. ntar ada yg di salahkan lagi lho ya
dewi rofiqoh
Handaru mau ikut mengoperasi pasien lagi? Semoga tidak ter apa-apa 🤲🤲
choowie
hahahah...makanya mikir sebelum mengambil keputusan
choowie
nah gini baru benar
Nabila hasir
handaru ma sentanu kamu berhadapan ma turunan keluarga hikmat dan Ramadan
Safitri Agus
hodad turun tangan juga akhirnya semoga saja lancar operasinya,
Safitri Agus
haduh lemes aku gak kuat lihat darah 😵‍💫
Safitri Agus
Innalillahi
Safitri Agus
tau gini gak usah kerja sama dgn Sentanu🤦
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
si sentanu baru sadar setelah melihat keadaan IGD sebenarnya klo kedatangan pasien banyak ya,nah Handaru kembali ke meja operasi lgi apa akan ada yg menghentikan nya atau ada insiden lain ya
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
awas gagal lagi/Frown//Frown/
@☘𝓡𝓳IႶძiჁმ
haben nagen ge yakin lah bakal kalah kamu mah ...gk kuat lawan Irsyad 😏
Teti Usmayanti
waduh Handaru masuk ruangan operasi lg, jgn2 nanti pasien mati lg secara Khan km suka malpraktek.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!