NovelToon NovelToon
Karma Si Playboy: Jadi Cewek!

Karma Si Playboy: Jadi Cewek!

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Dikelilingi wanita cantik / Misteri / Berbaikan / Fantasi Wanita / Playboy
Popularitas:241
Nilai: 5
Nama Author: Zaenal 1992

Bram, playboy kelas kakap dari Bekasi, hidupnya hanya tentang pesta dan menaklukkan wanita. Sampai suatu malam, mimpi aneh mengubah segalanya. Ia terbangun dalam tubuh seorang wanita! Sialnya, ia harus belajar semua hal tentang menjadi wanita, sambil mencari cara untuk kembali ke wujud semula. Kekacauan, kebingungan, dan pelajaran berharga menanti Bram dalam petualangan paling gilanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenal 1992, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi Aneh dan Perubahan Ajaib

Setelah berkencan dengan Maya, aku pulang ke apartemen. Aku langsung ambruk di tempat tidur, aroma parfum masih melekat di baju. Dalam tidur yang tidak tenang, aku bermimpi aneh.

Aku berada di lapangan hijau luas dengan langit ungu keemasan. Di depanku, muncul seorang wanita cantik dengan jubah berkilauan, memancarkan aura misterius. Rambutnya hitam legam, matanya tajam, dan senyumnya sinis.

"Bram, Bram... si penakluk wanita," suaranya menggema. "Waktunya merasakan apa yang kau tanam."

Aku ingin protes, tapi suaraku tercekat. Wanita itu mengangkat tangannya, dan sebuah bola berwarna pelangi muncul. Dengan gerakan anggun, dia melemparkan bola itu ke arahku.

Bola itu melayang cepat, menghantam "aset"ku dengan kekuatan penuh. Rasanya seperti disambar petir. Aku menjerit kesakitan, melengkung ke belakang, lalu terbangun dengan napas terengah-engah dan jantung berdebar kencang. Keringat membanjiri tubuhku, dan aku merasakan sakit yang masih berdenyut di antara kedua kaki.

"Sialan mimpi!" gerutuku serak. Aku bangkit dari tempat tidur, kepalaku masih pening. "Mimpi apa itu tadi? Jangan-jangan aku kebanyakan minum."

Aku berjalan terhuyung ke kamar mandi untuk mencuci muka. Saat itulah aku melihatnya.

Di cermin, bukan Bram si playboy yang kulihat, melainkan seorang wanita cantik dengan rambut panjang bergelombang berwarna cokelat madu, mata biru yang memikat, dan bibir merah yang menggoda. Tubuhnya ramping, dengan lekuk tubuh yang sempurna. Aku terpaku.

"Tidak mungkin..." bisikku, suaraku melengking, terdengar asing. Aku meraba wajahku, kulitku terasa halus. Kemudian, tanganku turun. Aku merasakan dua gundukan kenyal yang menonjol di dadaku. "Astaga! Ini... ini apa?" Aku mencubitnya pelan. "Aduh! Sakit! Ini sungguhan?"

Aku memutar tubuhku ke samping, melihat pantulan payudaraku yang kini membusung indah. Ukurannya... cukup besar untuk membuatku terkejut. "Sejak kapan aku punya ini? Ini bukan efek samping alkohol, kan?" Aku mencoba melompat-lompat kecil, memastikan mereka tidak akan lepas. Tawa kecil keluar dari bibirku, lebih karena syok daripada geli.

Kemudian, dengan rasa penasaran yang bercampur ngeri, tanganku bergerak ke bawah. Aku menyentuh area vital yang dulu menjadi kebanggaanku. "Tidak... tidak mungkin!" Aku meraba-raba, memastikan. "Ini... ini kosong? Benar-benar kosong?" Keringat dingin membasahi pelipisku. "Di mana 'aset'ku yang dulu perkasa? Hilang?"

Aku menatap cermin lagi, melihat sosok wanita yang kini adalah diriku. Mata biru itu memancarkan kepanikan. Bibir merah itu kini terbuka sedikit. "Aku... aku bukan lagi Bram si playboy, tapi seorang wanita! Bagaimana bisa?"

Tiba-tiba, ponselku berdering nyaring. Aku melompat kaget. Nama "Doni" terpampang di layar.

Aku menjawab dengan gugup, "Halo?" Suaraku terdengar melengking, jauh dari suara bariton Bram yang biasa.

"Halo? Ini siapa?" tanya Doni dari seberang. Nada suaranya terdengar bingung. "Bram mana? Ini nomornya Bram, kan?"

Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Don, ini aku... Bram."

Hening sejenak di ujung telepon. Lalu, Doni tertawa. "Hahaha! Lucu banget lo, pagi-pagi udah nge-prank. Ini siapa sih? Pacarnya Bram ya? Kok bisa megang HP-nya dia?"

Aku mengernyitkan dahi. "Don, gue serius. Ini gue, Bram. Gue... gue lagi nggak bercanda."

Tawa Doni mereda, tapi nada bingungnya masih terasa. "Bram? Nggak mungkin! Suara lo beda banget. Bram nggak mungkin punya suara kayak cewek gini. Udah deh, jangan ngaku-ngaku. Mana Bram? gue mau ngomong sama dia."

"Don, dengerin gue baik-baik," kataku, berusaha meyakinkan. "Gue tahu ini kedengeran gila, tapi beneran, gue sekarang jadi cewek."

Terdengar suara decakan dari seberang telepon. "Udah deh, nggak usah ngaco. Bram mana? Gue lagi nggak mood buat becandaan kayak gini."

"Don, gue nggak bohong! Semalem gue mimpi aneh, terus pas bangun, gue udah jadi cewek. Gue nggak tahu gimana jelasinnya, tapi ini beneran gue!" Aku mulai frustrasi. Bagaimana caranya meyakinkan Doni?

Saat aku sedang berusaha menjelaskan, tiba-tiba terdengar suara ibuku dari luar kamar. "Bram? Kamu sudah bangun, Nak? Ibu bawakan sarapan."

Refleks, aku menjawab, "Iya, Mah! Sebentar!" Tapi yang keluar dari mulutku adalah suara wanita.

Terdengar suara langkah kaki mendekat, dan pintu kamarku terbuka. Ibuku berdiri di ambang pintu, membawa nampan berisi nasi uduk dan telur dadar. Matanya membelalak melihatku.

"Kamu siapa?!" Ibuku berteriak histeris, menjatuhkan nampan yang dibawanya. Nasi uduk dan telur dadar berhamburan di lantai. "Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di kamar anakku?! Maling?!"

Aku terkejut dan langsung menutup telepon. "Mah, ini aku! Ini Bram!"

Ibuku menatapku dengan tatapan tidak percaya dan marah. "Jangan ngaku-ngaku! Bram anakku laki-laki! Kamu siapa? Mau mencuri di rumah ini, ya?!"

Aku menelan ludah, merasa semakin panik. "Mah, sungguh, ini aku! Aku bisa jelaskan!"

"Tidak ada yang perlu dijelaskan! Satpam! Satpam!" Ibuku berteriak memanggil satpam komplek.

Aku tahu, aku harus segera pergi sebelum situasi semakin memburuk. Aku berlari keluar kamar, meninggalkan ibuku yang masih berteriak-teriak memanggil satpam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!