Jika banyak manusia yang mengatakan hidup adalah anugrah, namun baginya hidup adalah siksaan neraka tanpa api.
Eeline Yeager, gadis malang berusiap 18 tahun ini harus mejalankan hidup nya kembali berkumpul dengan keluarga nya setelah 13 tahun berpisah. Hal yang seharusnya dia rasakan adalah bahagia, namun siapa sangka dia malah hidup menderita.
13 tahun ia menyimpan rindu dan masa lalu kelam nya sendiri, namun saat kembali justru kakak kandung nya sendiri memperlakukan ia seolah Eeline adalah musuh nya.
"Kenapa harus kembali? Tidak seharusnya lo ada di sini, lo bukan bagian dari keluarga Yeager, lo cuma pembawa sial! "
Namun apa jadi nya jika dalam diri kita mempunyai dua kepribadian yang berbeda. Ya! hal itu kini tengah di rasakan oleh Eeline,di satu waktu sosok Eeline yang biasanya terlihat kuat tiba-tiba menjadi sosok yang berbeda. Seperti tercipta keperibadian lain dalam diri nya.
ingin tau kelanjutannya? ayok baca cerita ini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _Ap_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ini seperti mimpi
Di belai nya wajah Levi yang terlihat masih menundukkan kepala nya di jidat Eeline. Setetes air mata dari sudut mata pria itu luruh jatuh ke pipi Eeline. Levi membuka mata nya perlahan, tatapan mereka kini bertemu sangat dekat.
Perlahan Levi mendudukkan tubuh nya dengan tegap, dia mengusap air mata nya. Eeline pun ikut mendudukkan diri, kepala nya terasa agak sedikit pusing. Eeline menatap wajah Levi yang terlihat enggan menatap diri nya.
"Levi, " panggil nya membuat sang pemilik nama menoleh.
"Kenapa kamu nangis? " Tanya nya lembut, di usap nya pipi Levi lembut. Eeline menyeka air mata yang membasahi pipi pria itu.
"Eel? " Sorot mata Levi langsung berubah, saat mendengar nada bicara dan tatapan itu.
"Iya, " sahut nya.
Mendengar hal itu, Levi langsung memeluk Eeline erat. Jantung Eeline seakan berhenti berdetak, ini pertama kali nya ada yang memeluk nya hangat seperti ini. Ia pun membalas pelukan itu.
"Gue selalu nungguin lo Eel. " Tutur Levi membelai lembut pipi Eeline.
"Ada apa sih? Lo kenapa malam-malam ada di kamar gue? " Tanya Eeline kebingungan.
"Gaada, tadi gue cuma kangen sama lo. Makanya gue kesini, " bohong nya, namun dalam hatinya ia sangat bahagia. Senyuman indah itu terus mengambang di sudut bibir Levi.
"Pulang gih udah malem, terus gaenak sama Omah dan Oppa kalo tau kita berduaan di kamar gini. " Tutur Eeline khawatir.
"Eumm iya, tapi lo janji dulu sama gue nggak akan ke mana-mana lagi. "
"Lev apaan sih, gue nggak ke mana-mana. " Cibir Eeline mengerucut kan bibir nya kesal.
Sebelum pergi, Levi mencium pipi Eeline lembut. Hal itu berhasil membuat pipi gadis itu merah merona seperti kepiting rebus. Setelah nya, pria itu menghilang dari pintu kamar nya.
Eeline langsung loncat dari tempat tidur, dia langsung mengunci pintu kamar nya dan berdiri membelakangi pintu. Di sentuh nya pipi yang tadi di cium oleh Levi, tiba-tiba bibir itu melengking indah dengan sendirinya.
'Perasaan apa ini, aneh banget. Tapi gue baper, ' batin nya lalu langsung menggeleng cepat untuk menyadarkan diri sendiri.
"Nggak-nggak, baru kemarin lo tunangan sama dia. Masa udah baper aja, " cibir nya menolak rasa yang ada dalam hati nya.
.
.
.
Esok hari nya Eeline terbangun dari tidur nya, dia berjalan keluar kamar masih dengan menggunakan piama pink lucu. Rambu nya terlihat berantakan, namun tidak merubah kesan cantik nya.
Begitu melewati meja makan, Eeline masih belum sadar jika di meja makan sudah ada Omah, Oppa, Grec dan juga Levi yang tengah menatap ke arah nya. Eeline masih terlihat santai berjalan ke arah kulkas dengan mulut yang terus mendumel, "air."
"Itu beneran Eeline? " Tanya Omah.
"Entah, lo yakin Lev. Semalam Eeline mengatakan kalo dia itu Eeline? " Tutur Grec masih ragu.
Levi hanya mengangguk pasti, hingga Oppa membuka suara. "Eeline, kamu sedang cari apa? "
"Minum Oppa. " Jawaban itu nyaris membuat semua yang ada di meja makan berteriak histeris, kecuali Oppa dan Levi yang hanya tersenyum dalam diam.
Eeline langsung melebarkan mata nya ketika kini tubuh nya di peluk oleh seseorang. Ia mendongak menatap wajah yang di mana Kakak nya tengah memeluk nya erat.
"Kak- " Eeline menggantung ucapan nya.
"Ini beneran kamu dek? " Tanya Grec semringah, lalu memutar tubuh Eeline memastikan setiap lengkuk penampilan gadis itu.
'Dek? 'apa dia tengah bermimpi, tanpa kata Eeline menepuk pipi nya keras.
"Aww.. " ringis nya.
"Hey, kenapa kamu menampar pipi kamu sendiri. " Grec terlihat mengelus lembut pipi Eeline.
"Ini beneran Kak Grec? "
"why ask like that? Kenapa, Kakak mu sangat tampan ya. " Jail Grec mengangkat-angkat kedua alis nya genit.
"Kak Grec. " Eeline tiba-tiba memeluk Grec erat sembari terisak tangis nya, rasanya ini seperti mimpi. Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan dia dari mimpi ini. Eeline ingin terus merasakan pelukan ini untuk selama nya.
"Aaumm.. Jangan nangis adik imut ku, " suara itu tiba-tiba membuat Eeline merasa jijik dan melepas pelukannya.
"Ihh jijik Kak, tapi Eeline sayang. " Tutur nya lalu kembali memeluk Grec sangat dramatis.
...*****...
...JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN. LIKE, KOMEN AND VOTE. DUKUNGAN KALIAN SANGAT BERARTI BUAT AUTHOR...
...❤❤TERIMAKASIH ❤❤...