Berbentuk rumah biasa namun memiliki banyak kamar, karena rumah ini memang untuk kamar kost khusus untuk wanita saja. entah itu mahasiswi atau wanita yang sudah selesai kuliah, harga yang murah membuat banyak yang antri di kost milik Pak Manto.
Namun di balik itu semua ada misteri, sebab satu persatu banyak anak kost yang menghilang entah kemana dan tidak bisa untuk di temukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Rambut yang panjang
Luna yang mendengar kabar bahwa Gita saat ini tengah menderita rasa sakit yang luar biasa pada bagian telinga dan bahkan sampai tidak bisa mendengar ketika orang lain sedang berbicara, langsung masuk ke dalam kamar dan dia ingin mengetahui bagaimana kabar Gita serta apakah penyakitnya memang sangat parah dan Luna begitu penasaran apa yang telah terjadi.
Tadi dia hanya mendengar kabar angin saja bahwa Gita sedang terluka dan Luna masih belum tahu secara pasti apa yang telah terjadi pada Gita sehingga dia sampai kehilangan pendengaran seperti itu, tentu saja Luna pasti tidak akan pernah menyangka bahwa kita terluka akibat dia masuk di kamar sebelah.
Sebab kamar itu terlihat biasa saja tidak ada yang tersimpan di sana sehingga pasti sebagian menyangkal tidak ada yang di rahasiakan oleh Bu Dewi, tapi itu semua tentu saja berbeda bagi Gita Karena dia sudah melihat bagaimana isi dalam kamar itu dan siapa sosok yang sudah menangis di dalam sana.
Gita sungguh trauma dan saat ini dia ingin segera pindah dari kost tersebut agar tidak ada lagi kejadian mengerikan yang harus dia alami, terserah bila uang yang telah dipakai untuk membayar selama satu bulan itu tidak di kembalikan oleh Bu Dewi tapi yang jelas Gita memang tidak sanggup bila ada di tempat ini lagi.
"Git, apa benar kamu terluka karena masuk kamar itu?" Luna masuk ke dalam kamar dan melihat Gita yang tengah berbaring.
"Iya, aku tidak tahan ada di sini dan akan segera pindah saja." Gita mengangguk.
"Kamu kok cepat sekali mengambil keputusan akan pindah dari sini, yang tenang dulu agar tidak terjadi masalah lagi." Luna berusaha untuk membujuk.
"Aku tidak akan pernah bisa tenang bila tetap ada disini, kamu tidak tahu kalau kamar sebelah itu kosong dan penghuninya adalah setan!" Gita terlihat begitu emosional akibat tekanan rasa takut di dalam hati.
"Serius kamu?!" Luna seolah tidak percaya dengan ucapan Gita.
Gita menarik nafas panjang untuk menenangkan diri dulu karena saat ini dia memang tengah di landa rasa emosi yang sangat besar karena merasa tertipu dengan Bu Dewi yang telah memberikan harga murah pada kost ini, tapi ternyata tempat ini menyimpan sesuatu yang sangat mengerikan dan bahkan mengancam nyawa para anak-anak yang tinggal di sini.
Memang harga yang sangat murah tentu saja ada sesuatu yang telah di sembunyikan dan mungkin saja itu rahasia yang sangat besar bagi Pak Manto ini sendiri, kita sungguh tidak mengerti kenapa kamar itu kosong dan di dalam ada hantu yang begitu mengerikan karena berwajah hancur dan tidak bisa untuk di kenali.
"Wajah penghuni kamar sebelah sangat hancur berantakan." Gita berkata pelan dan berusaha untuk tenang.
Luna yang mendengar ucapan kita jadi merinding tidak karuan karena dia tidak pernah melihat apa yang namanya setan, lebih tepatnya selama ini Luna tidak menyadari kalau yang dia lihat itu adalah sosok iblis atau hantu, Zizi saja tidak Luna sadari bahwa dia adalah setan yang ada gentayangan di tempat mereka tinggal bersama ini.
"Kamu melihat secara langsung kemarin atau tadi ya?" Luna mendekati Gita.
"Ya aku melihat dengan biji mataku ini dan dia memang berwajah hancur, sosok itu menangis dan mengatakan kalau dia sudah di bunuh dan dipotong oleh seseorang." jelas Gita.
"Ya Allah!" Luna mengusap tengkuk yang terasa dingin.
"Pasti ada sesuatu yang sudah di sembunyikan dalam rumah ini dan mungkin saja dia adalah korban di zaman dulu." Gita berkata dengan sangat yakin.
"Terus apa respon dari Bu Dewi setelah melihat kamu terluka di kamar itu?" Luna melihat keadaan tubuh Gita yang memang banyak luka.
"Dia justru marah kepadaku karena sudah lancang masuk ke dalam kamar itu." jawab Gita mengingat ucapan Bu Dewi.
"Ah gila, ini pasti ada sesuatu yang sudah tersimpan dalam rumah ini." Luna juga berkata dengan sangat yakin.
Gita mengangguk dan dia juga memiliki pikiran yang sama tentang kos mereka tinggal sekarang, bingung harus bagaimana Karena saat ini belum seberapa yakin untuk segera pindah karena uang untuk menyewa tempat baru tentu saja sudah tidak ada lagi di kantong mereka saat ini.
...****************...
Wuussssh.
Wuussssh.
Rena menoleh ketika dia baru saja merebahkan diri untuk istirahat ketika tadi usai mengurus soal Gita yang tengah sakit akibat masuk kamar yang selama ini tidak pernah di buka, perasaan gadis ini masih belum tenang karena dia yakin ada sesuatu dan ingatannya kembali lagi pada kampung halaman kala itu.
"Masa di kota juga ada hantu seperti ini ya?" batin Rena dengan perasaan bingung.
"Tapi kemarin kan Kak Julia juga dari kota ya." Rena menarik nafas berat.
Glodaaaak.
"Allah!" Rena tersentak kaget ketika dia masih terkenang dengan Kak Julia tapi malah dari dalam lemari ada sesuatu yang berisik.
"Apa itu?"
Rena bangkit untuk melihat apa yang ada di dalam lemari kayu milik dia, walau saat ini perasaannya berdebar ketakutan namun Rena tetap bangkit untuk melihat apakah ada sesuatu di dalam lemari itu, sekarang justru Rena berpikiran bahwa bisa saja ada seseorang yang tengah bersembunyi karena ingin mengambil barang dia.
"Siapa kau?!" Rena membuka pintu lemari dan menodong kayu.
"Tidak ada!"
Mata Rena membulat karena di dalam lemari itu sama sekali tidak ada manusia atau hewan yang membuat keributan, bahkan di balik baju juga sama sekali tidak ada apa-apa. Rena menelan ludah dengan susah payah karena rasa takut kepada manusia kini harus berganti kepada iblis, suasana kamar juga mendadak saja menjadi tidak enak.
"Apa ini?" Rena berjongkok ketika melihat sesuatu yang tertinggal di dalam lemari itu.
"Rambut kah? tentu bukan rambut ku, kan rambut ku pendek!" Rena mengambil rambut yang ada di dalam lemari.
Sreeeeeet.
"Hah panjang sekali ini rambut nya!" Rena kaget karena rambut tak kunjung putus.
Semakin di tarik maka justru semakin panjang saja sehingga Rena mulai mundur perlahan karena dia begitu penasaran dengan rambut yang sudah di pegang ini, kalau saat ini sudah begitu panjang tapi tetap saja Rena terus menarik karena rasa penasaran yang ada di dalam hati.
"Sakiiiitt...
"Ha?" Rena menoleh kesana kemari untuk mencari suara itu.
Barusan seperti ada suara yang sedang merintih kesakitan dan ketika di lihat dengan jelas tidak ada orang lain di dalam kamar ini, Rena rasa ingin pergi saja dari dalam kamar dan melepaskan rambut yang sudah ditarik sangat panjang ini oleh dia.
Selamat pagi besti, jangan lupa like dan komen nya.
ini kalo mas Zidan lihat bisa bikin klepek-klepek