NovelToon NovelToon
"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: PrinsesAna

Kisah menakjubkan tentang perpindahan Jiwa seorang Ratu Mafia ke dalam Tubuh seorang Gadis Cupu yang diabaikan dan direndahkan oleh keluarganya.
Gadis Cupu itu terus-menerus dianggap tidak berarti oleh keluarganya.
Namun semua hinaan dan pandangan meremehkan itu tak pernah mempu mematahkan semangat nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PrinsesAna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

Mereka masih bertanya-tanya tentang hubungan Alea, sahabat mereka, dengan gadis yang sedang berada di depan mereka.

Tak lama kemudian, pesanan mereka pun akhirnya tiba.

"Maaf agak lama, Nona. Tadi saya sekalian menyiapkan semua pesanan bersama pesanan teman Anda," ujar pelayan sambil menata makanan dan minuman di atas meja dengan senyuman ramah.

"Tidak apa-apa," jawab Ara dengan nada dingin dan cuek.

"Silakan dinikmati. Kalau begitu, saya permisi dulu, Nona," kata pelayan, masih dengan senyuman ramahnya.

"Hmm," gumam Ara singkat.

"Jadi, sekarang lo bisa jawab, ada hubungan apa lo sama sahabat gue, Alea?" tanya Jessika yang sudah mulai tidak sabar.

"Sabar dulu. Mending lo makan dan minum dulu, baru gue ceritain," jawab Ara dengan nada tenangnya.

Ara mulai menikmati potongan kue yang ia pesan tanpa memedulikan teman-temannya, yang terlihat semakin kesal karena belum juga mendapat penjelasan dari Ara tentang alasannya mengajak mereka bertemu.

Jessika, Nabila, dan Risa pun akhirnya mulai memakan pesanan mereka masing-masing. Setelah selesai, ketiganya tak lagi sabar untuk mendengarkan apa yang sebenarnya ingin Ara jelaskan tentang Alea, sahabat mereka.

"Ceritain," ucap Risa dingin dengan tatapan tajamnya. Memang begitulah Risa—irit bicara, dingin seperti Alea. Tapi kalau sudah berbicara, ucapannya bisa sangat menyakitkan.

Ara berdiri sambil menghela napas, memandang teman-temannya satu per satu. Dengan ekspresi serius, ia berkata, "Gue bakal jelasin sesuatu ke kalian, tapi tolong jangan potong pembicaraan gue sebelum gue selesai. Paham?" Teman-temannya langsung mengangguk serempak, seolah memahami permintaan Ara tanpa ragu.

Ara kemudian melanjutkan dengan nada yang lebih lirih namun penuh penekanan, "Gue ini sahabat kalian. Nama gue Alea Drenda Wijaya. Gue sendiri nggak ngerti kenapa pas gue bangun tiba-tiba ada di tubuh ini. Mungkin kedengarannya nggak masuk akal, tapi gue benar-benar sahabat kalian, Alea." Keheningan menyelimuti ruangan; ketiga sahabatnya hanya diam, mencoba mencerna kata-kata Ara.

Risa, salah satu dari mereka, akhirnya membuka suara dengan wajah penuh keraguan. "Apa buktinya kalau lo sahabat kita, Alea?"

Ara mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Baiklah, gue akan kasih bukti ke kalian. Ada satu rahasia Alea yang cuma kalian bertiga tahu, begitu juga Bang Darren, Bang Kenzo, Alvaro Elvino, dan Azka. Rahasia ini nggak pernah diketahui siapa pun, bahkan Mommy dan Deddy. Rahasia kalau gue adalah Queen mafia Black Rose. Tolong percaya sama gue, gue ini Alea, sahabat kalian." Kata-kata Ara diucapkan dengan penuh keteguhan. Setetes air mata pun jatuh perlahan dari pelupuk mata Nabila, sahabat yang dikenal paling sensitif.

"Hiks… hiks… Alea, gue kangen banget sama lo…" kata Nabila sambil menangis tersedu-sedu. Melihat itu, Ara segera pindah ke sisi Nabila untuk memeluknya. Memang begitulah kebiasaan mereka; pelukan Alea selalu bisa menenangkan hati Nabila. Jessika dan Risa hanya memandang keduanya dalam diam. Tapi dalam hati kecil mereka mulai percaya bahwa Ara memang benar-benar sahabat mereka, Alea.

Pelukan hangat akhirnya membuat Jessika ikut menyusul, merangkul Ara dengan perasaan haru. Sementara itu, Risa tetap berdiri tenang tanpa ekspresi seperti biasanya. Meski begitu, tentu Risa merasa bahagia karena sahabatnya telah kembali.

Setelah sesi pelukan selesai, Ara kembali ke tempat duduknya dan memandangi Nabila, yang perlahan mulai tenang. Wajah Nabila tampak menggemaskan dengan hidung merah dan matanya yang bengkak akibat menangis. Ara tersenyum tipis sambil menghela napas lega.

Jessika kemudian bertanya dengan nada penasaran, "Sekarang gimana sama kehidupan baru lo di tubuh yang ini, Ra?"

Nabila dan Risa ikut mengangguk, ingin mendengar penjelasan Ara. Dengan santai, sambil mengangkat bahu, Ara menjawab, "Ya, begini… Gue nggak disukai sama keluarga baru gue karena mereka anggap gue cuma anak pungut yang numpang hidup."

Mendengar jawaban itu, Jessika memberi saran dengan nada serius tapi penuh empati, "Kalau mereka benci sama lo, coba aja balik ke rumah lo yang lama. Mommy lo tuh udah depresi banget sejak lo pergi. Belum lagi Deddy lo yang malah makin sibuk kerja buat ngilangin rasa sedihnya karena kehilangan lo."

Deg.

Perkataan Jessika menusuk hati Ara. Ia yang awalnya berpikir bahwa keluarganya akan baik-baik saja, ternyata salah besar. Kenyataan itu membuat Ara terdiam untuk beberapa saat, tenggelam dalam pikiran dan perasaan yang tak menentu.

"Kasihan banget, mommy kamu sekarang benar-benar merasa bersalah sama kamu. Bahkan, katanya mommy kamu dikurung dan selalu diawasi karena pernah mencoba mencelakai dirinya sendiri untuk menyusul kamu," terang Nabila sambil memandang Ara.

"Sekarang gue belum bisa, karena gue udah janji sama pemilik tubuh ini untuk membalas orang-orang yang sudah menyakitinya. Tapi gue akan temuin mommy nanti. Sekarang gue adalah Ara, jadi gue harap kalian panggil gue Ara supaya tidak ada yang curiga. Urusan Bang Darren, Bang Kenzo, dan yang lain biar nanti gue ceritain," ucap Ara, meskipun sebenarnya dia sedih dan ingin segera menemui mommy-nya. Namun, dia belum bisa dan masih merasa belum siap.

"Oke, gue ngerti. Oh ya, sekarang lo sekolah di mana? Biar kita bisa pindah ke situ dan satu sekolah bareng," ucap Nabila yang sudah kembali ceria.

"SMA Garuda," jawab Ara sambil menyeruput jusnya.

"Yeay, besok kita pindah ya, guys, ke sekolah Ara," ucap Nabila dengan riang karena bisa satu sekolah lagi dengan sahabatnya.

"Iya-iya, Nabila yang cantik dan imut. Udah, mending abisin dulu tuh makanan," jawab Jessica sambil mencubit pipi tembem Nabila.

"Hehehe, iya-iya," balas Nabila sambil terkekeh dan lanjut menyantap makanannya.

Ara dan Risa tertawa kecil melihat interaksi Nabila dan Jessica.

"Oh iya, eh Ara maksudnya. Tapi keluarga kamu yang sekarang memang keluarga Anderson yang urutan ke-5 terkaya di Asia, kan?" tanya Jessica yang masih penasaran dengan latar belakang tubuh sahabatnya.

"Hmm, iya. Tapi yang bakal bikin kalian kaget, ternyata perusahaan AL Group punya Ara," jawab Ara santai, membuat teman-temannya terkejut.

"A-apa? Jadi AL Group yang urutan ke-4 terkaya di Asia itu punya Ara? Wah, daebak! Lebih tajir dari keluarganya dong!" seru Jessica heboh.

"Ya gitu deh. Gue juga nggak nyangka. Ternyata di balik gaya nerd dan cupunya—yang malah selalu dianggap bodoh sama keluarganya—dia justru punya perusahaan sendiri yang dibangun dari nol," jawab Ara.

"Wah, makin tajir aja nih lo sekarang. Udah ADW Group punya lo, ditambah AL Group sekarang juga lu yang ngolah, Ra!" kata Jessica dengan semangat yang masih terpancar.

Risa langsung menjentik kening Jessica.

"Haisss! Lo mah sakit tau, Ris. Belum apa-apa udah KDRT aja," omel Jessica sambil mengusap keningnya akibat sentilan Risa.

"Makanya kalau ngomong suaranya kecilin dikit. Gak malu tuh semua pengunjung kafe udah liatin lo kayak orang nggak waras dari tadi," balas Risa yang kesal melihat Jessica terlalu heboh. Sementara Nabila tetap fokus dengan makanannya.

"Yeay lah! Kalau sahabat gue makin tajir begini gimana gue nggak heboh? Satu perusahaan aja udah susah buat ngabisin duitnya. Mana sekarang ditambah lagi satu!" ujar Jessica masih antusias.

"Terserah lo deh," jawab Risa acuh tak acuh.

"Gue mau balik dulu. Masih ada urusan. Besok kita ketemu lagi," ucap Ara sambil bangkit dari kursinya.

"Yah, kan gue masih kangen!" rajuk Nabila.

"Besok kalian bertiga kan pindah ke sekolah gue. Jadi besok juga bakal ketemu lagi. Gue masih ada urusan sekarang," ucap Ara sebelum pergi.

"Ya sudah, hati-hati ya, Ara," ucap Nabila.

Ara hanya menggumam kecil, "Hmmm," sebelum segera pergi meninggalkan sahabatnya.

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Deyana: Makasih ya kak..
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Ceritanya dapet banget.
Deyana: thanks banget kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!