Allea Laticia Braine, siapa yang tidak mengenal gadis cantik, pintar dan seksi dengan sejuta pesona itu. Terlebih semuanya ditunjang oleh statusnya yang sudah menjabat sebagai Presdir Muda.
Semua pria tentu sangat mengincar gadis itu. Mereka selalu berlomba-lomba untuk mendapatkan hati seorang Allea. Tapi tidak satupun yang berhasil.
Hingga suatu hari, dengan bodohnya Lea terjebak oleh permainan seorang pria yang notabenenya adalah rekan kerjanya.
Lalu apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ONWMR-26
"Apa pedulimu hm, selama ini kau selalu mengacuhkanku brengsek!" racau wanita itu tidak jelas.
Rells sudah menduga bahwa wanita ini memang sudah mabuk berat, beruntung saja dia masih mempunyai setengah kesadarannya, jika tidak maka habislah wanita ini oleh ketiga pria tadi.
"Aku akan mengantarmu pulang" putus Rells kemudian. Pria itu memapah sang wanita untuk keluar dari club, beruntung tidak ada penolakan sama sekali. Membukakan pintu samping mobilnya lalu mendudukan wanita itu dengan nyaman, mobil mewah itu melaju kencang meninggalkan area club. Bahkan Rells sampai lupa pada Sam yang masih ada di dalam sana.
"Kenapa kau membawaku keluar dari tempat itu hah? Kau bilang aku ini wanita yang kolot. Lihatlah aku berani datang ke tempat itu sendiri, apa kau belum puas? Apa aku harus telanjang di depanmu supaya kau percaya dengan kata-kataku, iya?" sungut wanita itu berapi-api. Entah ada masalah apa. Tapi yang jelas saat ini Rells sedang panik karena wanita itu mulai membuka kancing bajunya.
"Monica stop! Are you crazy?" ucap Rells frustasi. Tapi Monica sepertinya sudah hilang akal sehat, dia bahkan tidak menghiraukan teriakan Rells yang menggema di dalam mobil mewah itu. Karena konsentrasinya buyar, Rells menepikan mobilnya terlebih dahulu tapi alangkah terkejutnya dia saat mendapati Monica yang sudah setengah telanjang di hadapannya.
"Oh God. Cobaan apa lagi ini?" lirihnya.
Aneh. Ini aneh, tubuh Rells tidak bereaksi sama sekali saat melihat kemolekan tubuh Monica yang sebelas dua belas dengan gadis yang ditemuinya saat di Belanda kala itu.
"Hei, kenapa kau tidak terpengaruh?" tanya Rells seraya menoel belut listriknya yang masih bobo ganteng di dalam celana.
"Bagaimana? Apa sekarang kau menyesal telah menyia-nyiakan aku?" tanya Monica seraya tersenyum menggoda. Tapi Rells benar-benar tidak terusik sedikitpun.
Pria itu malah bergidik ngeri karena takut omongannya saat itu menjadi kenyataan "Iya, aku impoten mendadak ketika melihat wanita semenjijikan dirimu!"
"Apa wanita gila itu mengutukku?" Rells yang masih sibuk dengan pikirannya. Sementara Monica dibuat kesal karena pria di hadapannya ini tidak memberikan respon apapun.
"Hei, kenapa? Apa kau tidak tertarik dengan tubuhku? Bukankah ini yang selama ini kau inginkan, iya kan?"
Rells menggelengkan kepalanya, membuang semua pikiran buruk. Dia menatap Monica sekali lagi, dari ujung kaki sampai ke ujung kepala tapi nihil tidak ada reaksi apa-apa dari si belut listrik.
"Maafkan aku Monic"
Bugh.
Rells memukul tepat pada urat saraf Monica sampai wanita itu pingsan. Dan ini lebih baik. Karena dirinya akan bisa fokus menyetir.
Saat sampai basemen hotel, Rells akhirnya sadar bahwa Sam telah ia tinggal di club. Pria itu baru menyadarinya disaat dirinya membutuhkan bantuan.
"Sh*it, aku melupakan Sam" dan benar saja saat itu juga ponsel Rells berdering meperlihatkan nama Sam disana.
"Rells, dimana kau? Aku tidak menemukanmu dimanapun!"
"Sam sorry. Aku pulang duluan, kau bisa pulang dengan taksi oke, bye!"
Rells segera menutup teleponnya sebelum mendengar omelan Sam, kemudian merapihkan dress yang dipakai Monica. Karena tidak mungkin dia membawa Monica masuk dengan keadaan setengah telanjang. Rells menghembuskan nafasnya dengan kasar, "Sepertinya kau benar-benar terkena kutukan kids"
Padahal dia baru saja meraba-raba tubuh seorang wanita tapi belut listriknya itu masih saja berkerut di dalam sana. Tidak ingin membuang waktu lagi, Rells segera mengangkat tubuh Monica keluar. Dia akan menuju meja resepsionis terlebih dahulu untuk menanyakan kamar atas nama Monica Trusten.
"Nona Monic?" panik seorang wanita saat melihat majikannya digendong oleh seorang pria.
