NovelToon NovelToon
Bittersweet Villain

Bittersweet Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Angst / Trauma masa lalu
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Fhadillah

Aizha Adreena Hayva harus bertarung dengan hidupnya bahkan sebelum ia cukup dewasa, berhenti sekolah, mencari pekerjaan dan merawat adiknya karena orantuanya meninggal di malam yang sunyi dan tenang, bahkan ia tak menyadari apapun. bertahun-tahun sejak kejadian itu, tak ada hal apapun yang bisa dia jadikan jawaban atas meninggalnya mereka. ditengah hidupnya yang melelahkan dan patah hatinya karena sang pacar selingkuh, ia terlibat dalam one night stand. pertemuan dengan pria asing itu membawanya pada jawaban yang ia cari-cari namun tidak menjadi akhir yang ia inginkan.

selamat menikmati kehidupan berat Aizha!!
(karya comeback setelah sekian lama, please dont copy my story!)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Fhadillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Kini sudah sebulan lebih Aizha dan Nuka tinggal di rumah Caiden bersama pria itu. tidak ada apapun yang terjadi, tidak ada yang mencari mereka, mengikuti mereka atau apapun itu. Aizha bahkan hampir lupa kenapa dia tinggal disini.

​Disisi lain Caiden sudah menganggap dirinya telah sepenuhnya pensiun dan berhenti dari pekerjaan gelap itu. dia menjalankan pabrik senjatanya seperti CEO lainnya, pulang kerumah dengan normal dan mengerjakan berkas-berkasnya di rumah juga. Tidak ada lagi kegiatan apapun di malam hari, tak ada lagi informasi-informasi tentang siapapun yang harus diterimanya, dirinya bahkan sudah memindahkan semua senjata-senjata pribadi yang ia pakai untuk menyelesaikan pekerjaannya dulu ketempat paling aman yang tak akan ditemukan siapapun.

​Caiden kini berada di ruang kantor pribadinya di lantai 6 gedung perusahaannya, dia berencana akan berkunjung ke pabrik senjata besok jadi hari ini dia perlu untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Sang sekretaris juga memiliki banyak hal yang perlu dikerjaan. Keuangan bulan ini sedikit menurun dari bulan lalu jadi perusahaannya perlu mengadakan rapat untuk mengatasi permasalahan tersebut, mungkin mereka butuh inovasi baru.

​Saat tengah berkutat dengan komputernya, suara handphonenya berdering menandakan telepon masuk. Awalnya Caiden hanya melirik saja dan melihat nomor yang masuk itu merupakan nomor tak dikenal, jadi dia mengabaikannya. Namun handphone itu terus berdering tanpa henti membuat Caiden kesal sendiri. Dengan sedikit kasar ia meraih handphone itu dan menerima panggilan itu.

“siapa?” katanya setelah menghela napas kasar.

“ouh kupikir kamu menunggu teleponku, tidak kah kamu seharusnya siap sekarang?!” suara orang diseberang sana sangat tidak jelas, dia menggunakan aplikasi untuk menyamarkan suaranya, Caiden bahkan tak tau dia perempuan atau laki-laki.

​Sekarang Caiden ingat tugas terakhirnya, tugas yang tak pernah ia selesaikan. Caiden tak menyangka orang itu butuh waktu sebulan lebih untuk menghubunginya, tidak ada ketakutan atau kekhawatiran apapun pada diri Caiden.

“ouh si anonim” katanya dengan santai.

“bagus sekali kamu mengingatnya, ini sudah waktunya, berikan flashdisk itu pada asistenmu, aku tak sabar melihat bagaimana kamu menyelesaikannya untuk satu ini”.

“aku khawatir kamu tak akan mendapatkan apapun” lucu sekali mendengar dirinya mengatakan hal semacam itu.

”apa maksudmu? Aku sudah membayarmu, jangan bilang kamu tidak menyelesaikannya” terdengar nada geram dari suara orang tersebut.

“aku kehilangan target, aku akan mengembalikan uangmu melalui asistenku. Maaf tuan anonim tapi aku sudah berhenti sekarang”

“Ouh jadi kamu ingin bermain dengan cara seperti ini!? Baiklah, mari kita lihat bagaimana kamu akan mengatasinya” setelahnya telepon itu terputus, si anonim langsung mematikan panggilannya secara sepihak.

​Terserah apapun itu, Caiden tak peduli. Tidak ada yang tau wajahnya, tidak ada siapapun yang akan menemukan dirinya maupun gadis itu. Caiden yakin walaupun si asisten tau baik dirinya dan wajahnya, pria itu tak akan membocorkan identitasnya pada siapapun, dia tak akan berani karena dia juga terlibat.

​Hari ini terasa berjalan begitu lambat bagi Caiden dan dirinya merasa sedikit lebih lelah dari biasanya. Saat sampai dirumah, ia melihat Aizha dan Nuka duduk di ruang tamu sambil mneyusun puzzle 100 pieces bersama sambil bercanda dan tertawa. Caiden berjalan mendekati mereka berdua sambil melonggarkan dasinya lalu duduk di samping kiri Nuka. Lucu sekali pikir Caiden, mereka terlihat seperti sebuah keluarga harmonis dengan ayah, ibu, dan seorang anak perempuan. Caiden juga ikut menyusun puzzle itu dengan mereka.

​Mungkin mereka bertiga sudah duduk disana sekitar 20 menitan, dan puzzle itu sudah 70% selesai, hanya ada beberapa bagian yang masih kosong. Bahkan kini didepan mereka ada cemilan dan minuman, terasa sangat santai dan menyenangkan. Caiden bisa merasakan kelelahan telah lama pergi dari tubuhnya dan hanya menyisakan kehangatan. Ia sering membayangkan adengan-adengan semacam ini dalam pikirannya, namun ia menyadarinya saat ini betapa menyenangkannya perasaan tersebut saat adengan itu menjadi nyata.

​Saat Aizha hendak meletakan satu kepingan puzzle itu, tiba-tiba kaca jendela yang berada di depan mereka pecah lalu dilanjutkan dengan vas bunga yang tak jauh dari mereka ikutan pecah. Dengan spontal dan refleks mereka bertiga langsung menunduk, menyembunyikan tubuh mereka di bawah meja. Baru saja sebuah peluru meluncur dari arah luar. Hanya satu tembakan lalu semua menjadi hening, tak ada suara apapun lagi.

“tetap menunduk disini!” perintah Caiden lalu dirinya berlari ke kamar, mengambil sebuah pistol berjenis SIG Sauer P226, kemudian dia berlari keluar rumah, mengarahkan mata tajamnya kesegala arah. Caiden menyisir daerah itu dengan senternya, menerangi setiap sudutnya, namun ia tak dapat menemukan apapun, tak ada orang atau apapun itu, bahkan jejak sesedikit apapun tetap tak ada. Caiden juga tak mendengar suara kendaraan yang lewat atau suara pistol yang ditembakan. Daerah itu sangat sepi jadi suara sekecil apapun seharusnya dapat ia dengar.

​Apa itu seorang sniper? Tapi dimana dia akan bersembunyi?! Di depan rumahnya hanya ada lapangan luas, pepohonan hanya ada di sisi samping saja, jendela dan vas yang rusak, tak mungkin tembakan itu datang dari samping. Bisa secepat apa orang itu pergi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun hanya dalam waktu belasan detik?! Saat sedang fokus memperhatikan sekitarnya, handphone dalam saku celananya bergetar sekilas dengan suara notifikasi masuk. Caiden menurunkan pistolnya dan mengeluarkan handphonenya.

^^^ Unknouwn^^^

^^^Itu peringatan untukmu, aku tak pernah main-main dengan perkataanku^^^

​Caiden mencoba menghubungi nomor yang masuk itu karena ia tentu saja sangat tau dari siapa pesan itu berasal dan alasan tembakan itu ada, hanya saja bagaimana si anonim itu bisa menemukan tempat persembunyiannya secepat ini? tak masuk akal bagi Caiden hal itu bisa terjadi, membuatnya secara otomatis memikirkan siapa si anonim itu, dia menjadi sangat penasaran dengan orang itu. Nomor itu tak dapat dihubungi, sepertinya orang itu langsung membuang kartu yang ia gunakan.

“sialan!” umpat Caiden dengan pelan pada dirinya sendiri lalu kembali masuk kedalam rumah untuk mengecek keadaan Aizha dan Nuka.

​Aizha tengah menenangkan Nuka yang terlihat shock dan hampir menangis, mereka berdua duduk disofa dengan Aizha yang memeluk Nuka sambil menepuk-nepuk puncak kepala Nuka. Saat melihat keberadaan Caiden muncul di ruangan itu, Aizha terus melihat pria itu dengan tatapan penuh tanda tanya, sebenarnya apa yang terjadi. Caiden tidak mengeluarkan pistolnya di hadapan kedua orang itu dan berdiri menjulang di depan mereka.

“bereskan barang-barang kalian, kita harus pergi dari sini” kata Caiden pelan namun nada suaranya sangat serius dan tak ingin dibantah.

“apa yang terjadi?” tanya Aizha berdiri di depan Caiden dengan tangan yang menggenggam erat tangan Nuka.

“akan kujelaskan nanti, kita harus pergi sekarang”

​Aizha dan Nuka membereskan barang-barang mereka secepat yang mereka bisa. Sejujurnya Nuka merasa sangat takut dengan situasi ini, dia tidak paham kenapa kaca dan vas itu pecah dengan sendirinya dan dia merasa lega mereka akan pergi dari sini karena dia tidak ingin tinggal disini lagi, dia menjadi sangat takut.

​Mereka dengan buru-buru turun kebawah, Caiden berdiri di depan pintu dengan tatapan waspada keluar rumah, pistolnya masih tergenggam erat ditangan pria itu. saat melihat kedua gadis itu turun, Caiden langsung menyuruh mereka masuk ke mobil yang telah ia siapkan.

​Caiden tak pernah membayangkan hal semacam ini akan terjadi begitu cepat dan dia masih tak memiliki rencana apapun. Kemana mereka harus pergi? Selama apa mereka harus terus bersembunyi? Bagaimana caranya ia bisa menemukan si anonim itu? ada banyak hal yang ada di kepalanya. Dering handphonenya yang bergema ke seisi mobil mengembalikan kesadaran Caiden dan semua yang tengah ia pikirkan. Sang asisten Caiden menghubungi, tadi sebelum mereka pergi Caiden telah menelepon pria itu namun teleponnya tak diangkat dan Caiden merasa lega kini pria itu menghubunginya kembali.

​“Ada apa?” pertanyaan itu muncul saat panggilan itu terhubung.

“si anonim, apa kamu tau sesuatu tentang orang itu?” tanya Caiden.

“anonim? Entahlah, aku tak pernah bertemu dengannya, saat aku berhubungan dengannya, itu terjadi di ruangan kecil yang gelap dan kami disekat oleh papan, kenapa?” terdengar nada penasaran dari si asisten di akhir kalimatnya, pasalnya sudah lebih dari sebulan mereka tak pernah membahas hal ini lagi.

“kamu sungguh tidak tau orangnya? Kurasa aku baru saja diserang oleh orang itu” kata Caiden dengan jujur.

“apa? Diserang? Sudah kubilang seharusnya kamu menyelesaikan tugas itu, jadi bagaimana sekarang?” asisten terdengar geram dan terkejut secara bersamaan.

​Aizha yang duduk di samping Caiden hanya menyimak percakapan itu tanpa tau apapun, sepertinya yang menyerang mereka barusan adalah orang yang diceritan Caiden tengah mengejar-ngejarnya, tanpa tau bahwa dirinya juga menjadi bagian besar dari pembicaraan kedua orang itu. Caiden langsung mengakhiri panggilan tersebut setelah garis besar dari urusannya telah dibicarakan sebelum pembicaraan itu semakin membesar dan gadis yang berada di sampingnya mengetahui lebih banyak hal yang tak seharusnya ia ketahui.

​Akhirnya Caiden memutuskan pergi ke apartemennya karena mau sejauh apa mereka pergi bisa saja si anonim menemukannya. Lagian tak ada seorangpun yang pernah datang ke apartemennya selain sang asisten dan beberapa mantan pacarnya. Semua hal yang harus ia lakukan adalah tetap waspada, di apartemen ada lebih banyak koleksi senjata yang ia miliki, senjata yang dulu ia gunakan untuk menjalankan pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran.

​Perjalanan yang mereka tempuh sedikit lama, Nuka bahkan sudah tertidur di kursi belakang. Aizha hanya membiarkan dirinya tenggelam dalam pemikirannya, ada banyak hal yang ia pikirkan. Aizha mengingat-ingat bagaimana semua ini bermula, seharusnya dia tidak perlu ikut dalam pelarian yang bahkan Aizha sendiri tidak tau sepenuhnya karena apa. Dia bukan siapa-siapanya Caiden, mereka tak punya hubungan apapun selain teman?! Ya, mungkin mereka hanya sekedar teman biasa yang berasal dari malam panas yang aneh dan bodoh.

​Mereka sampai di apartemen Caiden saat tengah malam. Aizha mengendong tubuh Nuka untuk membawanya kedalam sedangkan Caiden membawa koper dan tas kedua gadis itu. unit apartemen pria itu berada di lantai 8 gedung yang besar dan mewah itu. begitu masuk kedalam apartemen itu, kesan yang diberikan berbanding terbalik dengan rumah yang sebelumnya mereka tempati. Setelah selesai berbenah-benah barang bawaan mereka seadanya, Caiden menyuruh Aizha untuk tidur dan beristirahat karena hari itu pasti sedikit lebih berat bagi gadis itu.

​Setelah Caiden tidak lagi terlihat sosoknya dalam ruang kamar yang gelap itu karena Aizha telah mematikan lampunya dan Nuka terbaring tidur dengan lelap di ranjang empuk nan nyaman berukuran queen size itu, gadis itu duduk di pinggir tempat tidur di samping tubuh sang adik. Pikirannya melayang kemana-mana, kegelapan kamar yang hanya diterangi sedikit cahaya dari luar jendela besar itu seakan mendukung perasaan Aizha, membuatnya menjadi lebih buram dan buruk. Banyak pertanyaan yang muncul di kepala munggilnya, bagaimana mereka selanjutnya? kemana mereka harus pergi setelah ini? sebenarnya mereka sedang terlibat apa? Kenapa mereka bisa terlibat pada hal yang bahkan mereka sendiri pun tak tau masalahnya?! “mereka” tentu saja tak termasuk Caiden, pria itu terlihat tau banyak hal untuk dapat masuk kedalam semua pertanyaan itu.

​Entah kenapa karena semua hal ini dan sembunyi-sembunyian ini membuat pikiran Aizha kembali ke sosok kedua orangtuanya, hari kematian mereka, kematian misterius yang mereka alami yang membuatnya harus hidup seperti ini dan itu cukup mengganggu dirinya. tak biasanya Aizha akan memikirkan insiden bertahun-tahun yang lalu itu sedalam ini dan itu terasa tak nyaman. Aizha mencoba membaringkan tubuhnya di tempat tidur, menutup matanya serapat mungkin, mungkin dia hanya merindukan kedua orangtuanya, kehangatan mereka.

1
Nur Yuliastuti
terimakasih dobel up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
Aizha 😢😢
neen
soo sweet.. jng biarkan kenyataan menghncurkan hal manis ini.
Nur Yuliastuti
segera pulih ya Izha,, semoga tinggal bahagia nya
Nur Yuliastuti
Aamiin
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
😔😔
Nur Yuliastuti
banyak belajar dr sini,, pikir kan baik buruknya sebelum melakukan sesuatu
Nur Yuliastuti
kalau sakit hati sdh tertanam ya 😔
Nur Yuliastuti
br ini baca yg ber genre seperti ini,,, keren Thor,, terimakasih up nya,, sukses sll untuk semua karyanya 🤗❤️
Nurul Fhadillah: Terimakasih🤗
total 1 replies
Nur Yuliastuti
bennnar 🙊
Nur Yuliastuti
diakan teman SMP Aizha yg tinggal bersama nenek baik hati itu?
Nurul Fhadillah: Iya dia😭😭
Nur Yuliastuti: diakah
total 2 replies
Nur Yuliastuti
akhirnya
Nur Yuliastuti
barangkali jawaban dr clue nya Den
Nur Yuliastuti
keluar dr kandang macan masuk ke kandang singa 🙈
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
big hug Aizha
Nur Yuliastuti
namanya adiknya Aizha bagus banget
neen
ouhh.. so sad..knp sprti ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!