Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Keluarga Besar Kenzo
Dengan berjalan anggun dan juga elegan, tangan Lova diselipkan di lengan Kenzo, keduanya terlihat sangat serasi, memiliki paras yang sama-sama menawan.
Hingga ketegangan yang tadi sempat memudar kembali dirasakan oleh Lova ketika keduanya memasuki ruangan yang memang sudah disiapkan untuk pertemuan keluarga besar Kenzo, tidak dipungkiri Lova merasa gugup sekarang.
"Tenang, ada gue," seakan mengerti kegelisahan Lova, Kenzo mencoba untuk menenangkan kekasihnya itu.
"Sumpah, gue nggak nyiapin apa-apa buat ketemu keluarga lo," kesal Lova malah dibalas kekehan oleh Kenzo. Menyebalkan sekali memang.
"Nggak perlu bebe, lo cukup jadi pendamping gue di sini," ujarnya kembali mencoba menenangkan Lova.
"Nah, ini yang ditunggu nongol juga." Zean salah satu sepupu Kenzo menatap kedatangan Kenzo bersama dengan seorang gadis cantik.
"Gila Ken, dapat dari mana lo?" bisik Zean sontak membuat Kenzo meliriknya malas.
"Lova kenalin, Zean sepupu gue," ujarnya memperkenalkan Lova kepada salah satu sepupunya itu.
Zean berniat menjabat tangan Lova, namun belum sempat Lova membalasnya, Kenzo sudah lebih dulu mengajaknya menemui kakek dan neneknya, juga orang tua Kenzo pastinya.
"Sialan," umpat Zean merasa diabaikan.
"Awas aja lo Ken," geramnya ikut berkumpul kembali dengan yang lain.
"Jadi ini yang namanya Lova ya?" Yesi mama Kenzo memberi senyum manisnya.
Seakan paham apa yang harus dilakukan. Lova mendekat dan memperkenalkan diri secara sopan kepada kedua orang tua Kenzo.
"Iya tante, saya Lova teman dekat Kenzo."
"Pacar ma, kita pacaran bukan temenan," koreksi Kenzo membuat mamanya tersenyum.
"Lova, kenalan sama eyang dulu yuk," ajak mama Kenzo berusaha akrab dengan pacar anaknya.
Lova mengangguk dengan senyum tipis, ia mengikuti mama Kenzo yang membawanya ke meja lain, dimana ada seorang wanita tua yang sedang mengobrol dengan seorang wanita. Lova rasa itu asisten pribadi beliau, dilihat dari cara duduk juga anggukan kepalanya yang begitu sopan.
"Ma, ini ada pacar Kenzo," beritahu Yesi.
Wanita tua itu mendongak, lalu tersenyum tipis dengan tangan melambai mengisyaratkan Lova untuk mendekat.
"Cantik, siapa namamu?" tanya beliau.
"Lova eyang," balasnya sopan.
"Sama seperti orangnya, sudah lama mengenal Kenzo?" tanya beliau lagi.
Lova menjawabnya dengan sedikit gugup, meski begitu ia cukup mudah dekat dengan keluarga Kenzo, bahkan beberapa tante Kenzo yang lain juga sudah berkenalan dengan Lova. Kini semua duduk di depan meja makan besar yang memang bisa untuk belasan orang. Lova duduk di dekat Kenzo.
"Ngobrol apa aja sama eyang?" tanya Kenzo melirik Lova.
"Emmm banyak sih, jangan kepo dulu gue mau makan," balas Lova seketika membuat Kenzo terkekeh.
"Dimana anak itu? Masih belum datang juga?" tanya eyang Kenzo.
"Mungkin sebentar lagi ma," balas salah satu tante Kenzo.
"Ken, gue ke toilet bentar ya?" pamitnya.
"Mau gue temenin?" tawar Kenzo mendapat gelengan kepala Lova.
"Nggak usah, bentaran kok." Lova beranjak dari duduknya, kemudian pamit kepada semua, tidak mungkin dia pergi begitu saja, yang ada nanti kesan pertama bertemu dengan keluarga besar Kenzo akan jelek, meski Lova tidak berniat menjalin hubungan serius dengan Kenzo, tetap saja image nya harus baik.
"Mau apa lo? Tetep duduk," peringat Kenzo melihat Zean berniat pergi dari sana.
Zean berdecak karena Kenzo tahu niatnya.
Kenzo cukup paham tabiat Zean, keduanya tidak jauh beda, tidak bisa melihat gadis cantik diangguri, namun Kenzo perlahan mulai berubah sejak mendapatkan Lova. Dia tidak segila dulu.
Keluar dari toilet, Lova merapihkan penampilan nya. Ia kembali mengoleskan lipstik pada bibirnya.
"Gila aja si Kenzo, ngajak ketemu keluarganya pakai baju kaya gini?" gumamnya merapihkan tatanan rambutnya.
Ia mengamati penampilan nya yang sedikit terbuka. Pantas saja Zean sedari tadi terus memerhatikan nya, seakan mengincar Lova meski tahu Lova milik sepupunya sendiri.
"Dikira gue nggak gugup apa ya?" gerutunya lagi.
Lova memang terlihat santai, tetapi sebenarnya gadis itu sedikit gugup. Apa lagi keluarga Kenzo ini ternyata pemilik hotel bintang 5 yang sekarang mereka tempati untuk acara pertemuan keluarga besar. Tidak membahas hal yang serius memang, hanya makan malam bersama yang terkadang dilakukan 3 bulan sekali agar keluarga besar tersebut tetap bisa berkumpul lengkap meski sudah disibukan dengan urusan masing-masing.
Setelah memastikan penampilan nya rapih. Lova keluar dari lorong toilet, ia berjalan kembali menuju dimana keluarga kaya raya itu berkumpul, namun siapa sangka di tengah jalan. Lova tidak sengaja menabrak seseorang sampai membuatnya hampir saja jatuh jika tidak dengan sigap ditahan oleh laki-laki tampan di depan nya ini.
Harum maskulin dan mata tajam itu membuat hati Lova berdebar. Sialan, Lova tidak pernah merasakan nya karena Kenzo, tetapi laki-laki asing ini sudah membuatnya merasakan sesuatu aneh dalam dirinya.
Keduanya sama-sama saling menatap satu sama lain untuk waktu beberapa detik. Sebelum akhirnya laki-laki itu melepaskan Lova dan berlalu begitu saja.
"Anjir, gue dicueki?" mulut Lova ternganga mendapati laki-laki itu mengabaikan nya.
"Seorang Lova dicueki?" masih tidak habis pikir rasanya dengan apa yang baru saja terjadi.
Ini untuk pertama kalinya Lova dilirik tanpa minat oleh seorang laki-laki, biasanya mereka akan memberi tatapan ingin pada gadis itu, bahkan meski dari jarak yang jauh, laki-laki pada umumnya akan meliriknya, meski tidak lama tetapi Lova selalu berhasil mengambil atensi mereka.
"Nggak normal maybe," celetuknya lagi.
Sebenarnya Lova masih tidak terima ada yang mengabaikan begitu saja, bukan karena Lova haus akan pujian atau tatapan minat dari mereka, tetapi ya, itu termasuk aneh bagi Lova, seorang laki-laki pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata. Atau setidaknya basa-basi meminta maaf atau semacamnya, tetapi tidak sama sekali.
"Bebe kok lama? Ada masalah?" Kenzo datang menghampiri Lova.
Menggeleng dengan senyum Lova kembali menggandeng mesra lengan Kenzo. "Enggak kok, ayo ke sana."
Namun baru berapa langkah, ponsel Lova bergetar, tante Gina mencoba menghubunginya.
"Tante," beritahunya pada Kenzo.
"Angkat aja, siapa tahu penting," titah Kenzo diangguki Lova.
Gadis itu sedikit menjauh dari Kenzo, mengangkat sambungan telepon dari tantenya.
"Kenapa tan?"
"Oke, aku pulang sekarang," balasnya segera mematikan sambungan telepon nya.
"Ken, gue balik sekarang ya? Sorry banget buru-buru, sampaikan salam buat ortu sama keluarga lo ya," pamit Lova berniat ingin langsung pergi. Namun dengan cepat Kenzo sudah menahan tangan nya.
"Gue antar oke? Gue yang bawa lo, jadi gue juga yang harus pulangi lo."
Tidak ingin membuang waktu, Lova mengangguk saja, ia segera berjalan keluar hotel agar cepat sampai di tempat tujuan.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻