NovelToon NovelToon
SECRETS

SECRETS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: FairyMoo_

Kisah ber-genre fantasi yang menceritakan seorang anak konglomerat di suatu negara yang terjebak hubungan dengan dosennya sendiri. Violia Lavina seorang mahasiswi yang agak "unik" yang entah bagaimana bisa terjebak dengan dosennya sendiri, Leviandre. Dalam hubungan sakral yakni pernikahan.
Katanya terkait bisnis, bisnis gelap? Unit Pertahanan negara? Politik? SECRETS, mari kita lihat rahasia apa saja yang akan terkuak.


Violia said:
Demen ya pak? Tapi maaf, bapak bukan tipe gw.

And Leviandre said:
Berandalan kayak kamu juga benar-benar bukan tipe saya.


Disclaimer, cerita ini adalah cerita pertama dari sayaa, oleh karena itu isi novel ini jauh dari kata sempurna. Serta cerita ini memiliki alur yang santai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FairyMoo_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter Thirty Three

...Dosen rese++...

...Online...

Pulang.

Violia, pulang sekarang.

Violia Lavina

...Missed call 00.26...

...Missed call 01.00...

Vio, jangan main-main.

Kamu kemana ha?

Vio

...Missed call 01.47...

Awas saja kalau kamu

ketemu.

Violia Lavina Chesterfield.

Ini sudah dini hari.

Kemana aja kamu?

Pulang Vio.

...Missed call 02.20...

...Missed call 02.45...

^^^                                                                                         Mas??^^^

^^^                                                   Pulang? Aku di rumah kok.^^^

Violia

Kamu bohong sama saya?

Pulang.

Saya sudah pulang ke

rumah.

^^^                                                   Apa? Katanya mau nginep?^^^

Pulang sekarang.

Kamu di mana?

Pulang sendiri atau saya

seret pulang kamu?

^^^                                                                                      Gabisa..^^^

Tidak usah menguji kesabaran

saya Vi.

^^^                                                           Aku lagi di rumah sakit,                                                           temen aku kecelakaan.^^^

Kamu di mana?

Jangan buat saya membuat

masalah lebih dari ini Vio.

^^^                                                                                📍Location^^^

...                                              ✥...

  "Ahh shit!" umpat Vio seraya menggusar rambutnya.

Pintu ruang operasi terbuka, dengan cepat Vio berdiri dan menanyakan keadaan Anta. "Dokter, temen saya baik-baik aja kan dok?" tanya Vio yang tangannya masih bergetar dan wajahnya yang pucat, dirinya tengah khawatir.

"Untuk sekarang teman kamu sudah melewati masa kritisnya. Dia kehilangan banyak darah, jika dia terlambat di tangani bisa saja hal yang tidak kita inginkan terjadi." jawab dokter itu.

  Vio menghela bernafas lega "Kalau boleh tahu, apa yang terjadi sama kalian hingga luka-luka dan kena tembakan seperti ini?" tanya dokter lain yang baru saja keluar dari ruang operasi tersebut.

Wajah dokter itu tidak asing di mata Vio, dia dokter Richard. "Saya dan beberapa teman saya hampir menjadi korban penculikan pak, dengan beberapa hal kami bisa kabur dengan keadaan seperti ini." balas Vio seadanya.

  "Benarkah? Kamu pasti ketakutan, sebaiknya kamu juga obati luka-luka kamu itu." balas dokter pertama tadi. "Iya dok, kalo gitu saya akan mengurus biaya administrasinya dulu." balas Vio. Segera setelah itu mereka bubar bersamaan.

...                                              ✥...

  "Lo ini bodoh apa otaknya udah ga waras lagi? Anta bangun ga lo?! Lo kira lo keren begitu hah? Gada keren-kerennya keliatan ngasianin banget ini sekarang!" celoteh Vio, ia tengah berbicara pada Anta yang belum sadarkan diri itu. Hal itu telah terjadi selama dua puluh menit, Daniel terlihat sudah lelah mendengar celutukan Vio yang dirinya tujukan kepada Anta.

  Ketiga lelaki itu terlihat duduk lesu di sofa ruang inap itu, mereka memilih berhenti berbicara dan mencoba menyuruh Vio untuk membersihkan lukanya, mereka tau bahwa sekarang Vio amat sangat merasa bersalah pada Anta.

  "Ta, bangun napa sih? Muka lo jelek amat kalo gini. Kalo lo bangun, pertama-tama gw bakal tonjok lo biar lo sadar kebodohan lo yang ngebuat kita semua berakhir di sini. Gw harusnya tidur enak di rumah ya abis pulang." sambung Vio.

"Lo mau nonjok gw Vi? " ucap Anta lirih yang menarik semua orang di ruangan itu, ketiga laki-laki tadi segera bangkit dari duduknya dan berlari cepat menghampiri Anta.

  "Anta gila lo?! Lo bodoh banget lo ngapain sih gw tanya?! Lo kalo mau ngelindungin orang pinteran dikit kali, di badan lo itu ada anti peluru, ya lo harusnya ngehandle senapan itu di bagian tubuh lo yang punya anti peluru!" sambar Vio pada temannya yang baru sadar itu.

"Ya harusnya memang gitu Vio, namanya juga meleset ya gimana? Gw ga sempet buat ngelindungin pake bagian perut atau dada itu." bela sang empu yang kena marah.

   Seorang laki-laki mengerahkan kekuatan kakinya untuk berlari, detak jantung yang berdengung di telinganya terdengar lebih cepat di banding langkah kakinya, dirinya masuk ke rumah sakit dan langsung menuju resepsionis.

"Suster, dimana pasien yang masuk dini hari tadi karena kecelakaan?" tanyanya kalut, wajahnya dibanjiri oleh keringat, matanya memerah dan penampilannya kusut, entah apa yang sudah lelaki itu lalui.

"Sebentar ya pak." ujar suster tersebut lalu mengotak atik komputer di depannya. "Mungkin yang bapak maksud pasien yang terkena tembakan, soalnya pasien yang masuk dini hari hanya ada dua. Untuk pasien ini ada di bangsal VIP 3 ya pak." ujarnya. "Terimakasih sus." balasnya langsung berlari menuju ruang tersebut.

  "Brak!" suara bantingan pintu yang cukup keras menarik perhatian lima insan yang ada di dalam ruangan tersebut. "Pak Leviandre?" desis Kenan pelan. Levi masuk tanpa permisi melihat satu perempuan yang ada di ruangan itu. Vio berdiri cepat dan menghampiri Levi.

Levi cukup terkejut melihat kondisi Vio dengan beberapa luka goresan diwajahnya yang masih menyisakan darah dan ujung bibir perempuan itu yang terlihat pecah di tambah pakaiannya yang terlihat kotor.

   Levi memandang empat laki-laki di belakang istrinya dan kembali menatap sang istri. "Apa-apaan ini Vi?" tanyanya pada perempuan di depannya.

Vio menarik tangan Levi dan membawanya keluar dari ruangan itu. "Kita bicara di luar." ujarnya. Saat hendak keluar Vio berpapasan dengan beberapa anggota ILUSIONS yang hendak masuk ruangan tersebut, penampilan mereka sudah bersih, sepertinya mereka sudah pulang ke rumah sebelum datang ke rumah sakit itu.

  "Eh Vio? Mau ke ma-" pertanyaan Ian terpotong kala Vio langsung keluar dengan meneteng tangan lelaki yang ia kenal sebagai dosen Vio itu. Levi melihat ke arah ILUSIONS yang hendak memasuki ruangan itu. Mereka memasuki ruangan itu dengan menatap heran Vio yang pergi.

   "Bukannya harusnya mas pulang hari ini?" tanya Vio saat mereka tiba di tangga darurat rumah sakit itu.

"Apakah itu penting sekarang?" ujar Levi dengan tatapan dinginnya. "Bukankah banyak yang harus kamu jelaskan?" tambahnya yang sudah berdiri tegak di hadapan Vio.

"Vio, kamu selingkuh dari mas?" tanya Levi, ia mengepalkan tangannya guna menahan amarah di dalam dirinya. Vio yang mendapati pertanyaan seperti itu dibuat kaget dan tidak tau harus menjawab apa.

   "Apa maksudnya?" tanya balik Vio. "Teman kamu yang katanya kecelakaan itu adalah laki-laki yang kamu gandeng di festival semalam kan?" tanya Levi kembali. Pernyataan tersebut sontak membuat Vio membelalakkan matanya kaget hingga kakinya terasa kehilangan kekuatan. Vio hampir jatuh karena kakinya tak mampu menahan beban tubuhnya, dengan cepat Levi memeluk gadis itu.

  "Vi, mas sedang marah." ujarnya saat memeluk Vio. Mendengar pernyataan itu kepala Vio dibuat pusing olehnya. "Mas kaget tiba-tiba dengar suara kamu di sana, tapi suara itu sedang bermanja dengan laki-laki yang ia panggil sayang di sampingnya." ujar Levi yang suaranya terdengar bergetar hebat, ia semakin mengencangkan pelukannya.

"Ah, sepertinya mas perlu nanyain keadaan kamu dulu. Kamu kenapa luka-luka gitu? Maaf mas ga bisa jaga kamu." tambahnya.

  Air mata Vio sudah menumpuk dan akan segera luruh sendiri dari tempatnya. Entahlah, untuk sekedar membalas pelukan suaminya saja Vio tidak mampu, tubuhnya lemas. Vio menggerakkan tangannya dan menarik ujung kemeja Levi.

"Maaf Vio, sebentar saja, saya sedang marah, biarkan saya meredamnya terlebih dahulu." air mata Vio sontak luruh dengan sendirinya kala mendengar Levi yang mengganti kata yang seharusnya "mas" menjadi "saya".

  Vio mulai terisak, "Vi-vio bisa jelasin semuanya, tapi-" isak tangis mulai keluar dari Vio hingga mulutnya kelu untuk melanjutkan perkataannya. Levi semakin memeluk erat Vio dan kepalan tangannya semakin menguat di punggung Vio.

"Tapi- Vio belum siap." tangis Vio pecah seketika. ia menangis sejadi-jadinya di sana. Amarah Levi ditimpa rasa sesak kala mendengar gadis itu menangis.

  "Vio mau pulang.." ucapnya terisak di tengah tangisannya. "Tapi dia celaka karna Vio." tambahnya. Tangan Levi beralih mengusap punggung Vio guna menenangkannya.

"Kita pulang ya?" ujar Levi. "Kita pulang, kamu harus bersih-bersih dulu mandi dan obati luka kamu baru kamu bisa merawat orang sakit." tambah Levi, ia tak dapat membendung air matanya saat mengatakan kalimat tersebut,.ia kembali mengingat Vio yang memeluk lengan lelaki tadi dengan manjanya.

  "Vio mau pulang." ujar Vio sambil menangis. Keduanya menangis bersama dalam pelukan mereka.

...                                              ✥...

  Di rumah Vio sudah selesai mandi ia melihat Levi yang sepertinya juga habis mandi, mungkin dirinya mandi di kamar lain pikir Vio. Levi sudah duduk di ranjang mereka dan di depannya sudah ada kotak p3k, Levi memanggil Vio untuk bergabung dengannya, dirinya akan mengobati luka Vio.

  Vio duduk berhadapan dengan Levi di kasur mereka. Kamar itu terang benderang karena sinar matahari yang masuk lewat jendela dan pintu kaca menuju teras. Vio memperhatikan wajah serius Levi yang mengobati lukanya dengan lembut.

  Setetes air mata kembali jatuh dari mata Vio. Levi yang menyadarinya tertegun melihat ekspresi istrinya itu. "Vio mau jelasin semuanya, tapi ngga tau harus gimana, Vio takut." jujurnya.

Entahlah dirinya juga tidak tau mengapa dia secengeng itu hari ini. "Kenapa takut? Kalau takut saya marah, tenang aja saya bisa mengurus itu." balas Levi yakin. Sudah, pecahlah tangisan Violia itu. Kata "saya" yang keluar dari mulut Levi seperti pisau yang menyayat dirinya.

...»»---->To Be Continued<----««...

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍 salam kenal 🙏
Ryo_Zanuel???
semangat yaw dari gw, jangan putus asa dan teruslah mengupgrade ceritanya, gw yakin lo bisa 💪
FairyMoo_: omg Thanks😫🙏🏻
total 1 replies
FairyMoo_
Tinggalkan komentar kalian disini ya~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!