NovelToon NovelToon
Bukan Cinderella-nya

Bukan Cinderella-nya

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Pembantu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Nitzz

Nathaniel Alvaro, pewaris muda salah satu perusahaan terbesar di negeri ini, hidup dalam bayang-bayang ekspektasi sang ibu yang keras: menikah sebelum usia 30, atau kehilangan posisinya. Saat tekanan datang dari segala arah, ia justru menemukan ketenangan di tempat yang tak terduga, seorang gadis pendiam yang bekerja di rumahnya, Clarissa.
Clarissa tampak sederhana, pemalu, dan penuh syukur. Diam-diam, Nathan membiayai kuliahnya, dan perlahan tumbuh perasaan yang tak bisa ia pungkiri. Tapi hidup Nathan tak pernah semudah itu. Ibunya memiliki rencana sendiri: menjodohkannya dengan Celestine Aurellia, anak dari sahabat lamanya sekaligus putri orang terkaya di Asia.
Celeste, seorang wanita muda yang berisik dan suka ikut campur tinggal bersama mereka. Kepribadiannya yang suka ikut campur membuat Nathan merasa muak... hingga Celeste justru menjadi alasan Clarissa dan Nathan bisa bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Garis yang Ditegaskan

Esok paginya, Nathan sudah jauh lebih baik. Demamnya turun, meski tubuhnya masih sedikit lemas. Ia duduk di tempat tidur sambil memeriksa ponselnya saat Clarissa masuk ke kamar dengan wajah ceria dan membawa kantong makanan.

“Hai, sayang. Aku bawain makanan favorit kamu!” katanya riang.

Nathan tersenyum tipis. “Terima kasih. Kamu udah pulang?”

“Baru tadi pagi. Ezra yang jemput,” jelas Clarissa sambil duduk di kursi dekat tempat tidur. Ia mulai membuka kantong makanan, menata isinya di atas meja kecil.

“Celeste kemarin yang jagain kamu, ya?” tanyanya tanpa menoleh.

Nathan mengangguk pelan. “Iya. Dia bantuin… pas aku nggak bisa bangun.”

Clarissa diam sebentar, lalu menoleh. “Aku mau ngomong sesuatu.”

Nathan menatap kekasihnya. Clarissa tampak ragu, tapi akhirnya bicara juga.

“Aku tahu kamu dan Celeste dekat. Tapi… aku juga tahu kamu orang yang perhatian ke siapa aja. Jadi, aku cuma mau minta, mulai sekarang, bisa nggak kamu batasin sedikit interaksimu sama dia?”

Nathan terkejut. “Clarissa…”

“Aku bukan cemburu. Tapi aku ngerasa… Celeste terlalu banyak campur dalam hubungan kita.”

Nathan berpikir sejenak. Ia mengingat kembali malam sebelumnya, bagaimana Celeste mengompresnya, membantunya makan, bercerita dengan cara yang begitu tenang. Tidak ada niat tersembunyi. Tidak ada ketertarikan yang ditampilkan.

“Dia cuma bantu. Dia nggak pernah melangkah melewati batas,” jawab Nathan lembut.

“Aku tahu. Tapi aku juga perempuan. Dan aku bisa merasa. Aku cuma… butuh kamu fokus sama kita berdua. Bukan ke orang lain.”

Nathan terdiam, lalu mengangguk. “Baik. Aku ngerti.”

Sore harinya, saat Clarissa keluar untuk menelepon keluarganya, Nathan turun ke taman belakang. Ia melihat Celeste sedang menyiram tanaman seperti biasa. Tak ada yang berubah dari wajahnya, selalu tenang, selalu hangat.

Ia menghampiri pelan

“Terima kasih udah bantu kemarin.”

Celeste tersenyum. “Sama-sama. Udah sehat?”

“Lumayan.” Nathan diam sejenak, lalu melanjutkan, “Clarissa minta aku jaga jarak.”

Celeste berhenti menyiram. Lalu mengangguk. “Memang harusnya begitu.”

“Kamu nggak marah?”

Celeste tersenyum, kali ini sedikit sendu. “Aku bukan siapa-siapa. Jadi nggak ada yang harus aku marahin.”

Nathan terdiam. Untuk pertama kalinya, ia menyadari… ia ingin tahu lebih dari sekadar nama Celeste. Ia ingin tahu siapa dia. Luka apa yang disembunyikan gadis itu di balik senyum lembutnya.

Tapi sebelum sempat bertanya, Celeste sudah berjalan menjauh, membawa selang air dan meninggalkan Nathan dengan banyak pertanyaan di kepalanya.

Sementara itu, dari lantai atas, Ezra mengamati mereka dari balik jendela. Ia menggenggam ponselnya erat. Dalam hati, ia mencatat, ada sesuatu yang berbeda dalam cara Nathan memandang Celeste hari ini. Ezra hanya mencatat kemungkinan siapa yang akan dia layanin sebagai nyonya-nya kelak.

*

Di lorong rumah yang sepi, Celeste berdiri sejenak sebelum melangkah menuju Ruang keluarga. Untuk pertama kalinya dia merasa sakit dan sesak di dadanya. Tapi Celeste tidak tahu persis itu apa. Ia pun menenangkan diri sendiri sebelum melanjutkan langkahnya.

Saat dia melangkah, di hadapannya Clarissa sudah berdiri, mencegatnya. Dengan nada halus tapi tegas, Clarissa berkata, "Aku tahu kamu gadis baik, Celeste. Tapi aku harap kamu bisa jaga jarak dari Nathan. Bukan karena aku nggak percaya kamu... tapi karena aku ingin menjaga hubungan kami. Kamu mengerti, kan?"

Celeste terdiam sejenak, mencoba tersenyum meski matanya sedikit meredup. "Aku mengerti, Clarissa. Aku nggak pernah berniat ganggu hubungan kalian. Aku cuma... pengin semuanya tetap baik-baik aja."

Clarissa mengangguk pelan, lalu melangkah pergi meninggalkan Celeste sendiri di lorong, dengan pikiran yang makin rumit dan hati yang mulai terasa berat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!