"Killa, Astaghfirullahalazim. Kenapa rambut Lo jadi bondol gitu?" Pekik seorang wanita paruh baya berdaster lengkap dengan hijab instan yang menutupi rambut dua warna yang termakan usia, kala melihat cucu nya merubah drastis penampilan nya setelah di khianati kekasih nya yang terkenal alim di lingkungan rumah mereka, namun bisa menghamili sahabat nya sendiri dengan dalil khilaf.
Gadis cantik berambut pixy cut dengan warna merah maroon itu hanya menampilkan cengiran yang lagi-lagi membuat wanita membuat wanita paruh baya itu beristighfar bahkan nyaris pingsan, mana kala melihat sikap gadis bernama Syakilla Humairah yang terkenal santun dan lemah lembut itu berubah 360° menjadi tomboy dan bar bar, ketika dengan santai nya gadis berusia dua puluh tahun itu berucap "Emang Killa pengen kaya gini dari dulu, Mak!"
Apakah Syakilla sengaja merubah penampilan nya karena sakit hati, atau memang sejak dulu Syakilla memang ingin kembali menjadi diri nya sendiri?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Belum Dapat Hidayah
"MasyaAllah, Subhanallah, Astaghfirullahalazim!" Aku merotasi malas kedua bola mata ketika mendengar pekikan tiga orang rekan kerja ku yang bernama Nina, Lula dan Vani pada saat Aku baru saja masuk dan mengucapkan salam.
"Balas salam dulu!"
"Astaghfirullahalazim sampai lupa. Waalaikumsalam" Ujar mereka serempak karena lupa menjawab salam yang Aku ucapkan tadi
"Njim, Stres Lo Kil gara-gara Si Isal selingkuh sampe ngerombak total penampilan Lo kaya gini!" Cecar Nina melihat penampilan ku saat ini.
"Sembarangan banget ye ente kalau ngomong!"
Aku menyentil kening Nina yang di balas cembikan biebier nya.
"Model Bang Isal mah di obral kali di pasar senenan!" Ucapan ku langsung mengundang tawa ketiga teman kerja ku.
"Heleh di obral di pasar malam senenan tapi masih bertahan sampe dua tahun" Aku kembali merotasi malas kedua bola mataku mendengar ucapan balasan Vina.
"Terpaksa bestie, daripada tiap ketemu di teriakin "Killa I Love You, Mau ya Kamu jadi pacar Abang!". Gue tuh ngerasa kaya lagi di uber debt collector pinjol. Maka nya terpaksa Gue terima daripada Gue malu!"
Gelak tawa kami pun terurai.
"Mana Gue harus jaga sikap gara-gara nggak mau bikin jelek nama keluarga nya Kak Isal lagi. Ampun deh, sumpah Gue cape banget, harus pura-pura jadi Princess padahal kan Gue _"
"The Beast. Hahahaha" Nina, Lulu dan Vina langsung menyambung ucapan ku dilanjutkan tawa puas mereka karena berhasil membuat ku berdecak kesal.
"Tapi emang Emak Aminah nggak ngomel Lo ngerombak penampilan Lo kaya gini, Kil?" Tanya Vina yang mulai merapikan beberapa paket yang akan di ambil Kang Azis kurir yang biasa mengambil paket pesanan online toko.
"Awal nya iya. Gue sampe di kata obralan cabe setan di pasar induk sama Emak Gue!"
Kembali ketiga nya tertawa puas mendengar ucapan ku.
"Tapi asli. Potongan sama warna rambut Lo emang Oke. Nggak sia sia Lo nongkrong di salon Jeng Yance selama lima jam. Untung aja Lo pulangnya nggak ambeien gara-gara kelamaan duduk hahahaha" Ujar Lulu sambil tertawa ngakak diikuti Vina dan Nina.
"Kil, menurut Lo kenapa Si Isal bisa selingkuh sama Si Zahra, sampe kata emak emak di sekitar rumah Gue Si Zahra itu udah hamidun lho!" Ucap Vina pelan, seolah takut ucapan nya di ketahui orang lain, padahal di ruangan ini hanya ada Kami saja berempat.
"Ya Lo tanya aja sama Kak Zahra juga Bang Isal, kok bisa sampe bablas kaya gitu" Jawab ku cuek dan tidak mau tahu lagi urusan Kak Zahra juga Kak Faisal.
"Mana orang tua nya Zahra cuek aja lagi anak nya hamidun di luar nikah. Sumpah nggak habis fikir Gue sama keluarga nya, padahal penampilannya alim lho" Celoteh Lulu tak percaya.
"Jangan bawa bawa penampilan sama kelakuan Lu, karena kan memang di wajibkan bagi Kita kaum perempuan dalam ajaran Kita untuk berpenampilan seperti itu" Ucap Ku yang diangguki Vina dab Nina bersamaan.
"Iya Lu. Emang kita aja yang belum dapat hidayah buat berpenampilan yang seharusnya Kita kenakan" Aku mengangguki setuju ucapan Nina yang memang benar ada nya.
Jujur saja Aku memang sudah ingin berhijrah penampilan dalam jangka waktu beberapa hari kedepan, karena Aku masih mengumpulkan pernak pernik untuk ku berhijrah.
Selepas makan siang, suasana ruang siaran live mendadak ricuh, karena kedatangan Pak Nio
"Mana Novi?" Tiba-tiba saja Pak Nio masuk kedalam ruangan persiapan untuk live beberapa menit lagi, namun keberadaan Mbak Novi model yang biasa di pakai untuk acara live produk toko Teh Nadilla belum juga menampakkan batang hidung nya, padahal acara live hanya tinggal beberapa menit lagi.
Selaku pemasok produk pakaian muslimah, Pak Nio memang rutin mengawal acara live dengan ditemani Kang Fatir suami Teh Nadilla, karena mereka bertiga bersahabat sejak masih remaja dan pernah tinggal di satu komplek perumahan yang sama, namun menurut cerita Teh Nadilla, Pak Nio ikut pindah tugas Almarhum Papa nya ke Ausie selama hampir tujuh tahun lalu kembali ke Indonesia bersama dengan Mama nya yang bernama Bu Farida.
"Belum datang Sen. Udah gue telepon malah nggak aktif" Ujar Teh Nadilla panik.
"Lo chat Dia aja La. Bilang Dia kita pecat!" Ujar Pak Nio marah.
Aku saja sampai bergidik ngeri melihat amarah Pak Nio yang baru pertama kali Aku lihat, karena biasa nya Pak Nio selalu terlihat kalem dan cenderung pendiam.
"Oke. Kebetulan juga akhir bulan ini habis kontrak nya Dia. Tapi nanti Lo yang bilang ke cewek Lo kalau Lo yang pecat sahabat nya. Soal nya Gue males kalau harus ikut drama cewek Lo!"
Terdengar decakan Pak Nio saat Teh Nadilla membahas kekasih Pak Nio yang belum pernah dibawa ke toko Teh Nadilla. Namun dari nada bicara Teh Nadilla dan gesture wajah malas Kang Fatir saat membahas kasih Pak Nio, Aku bisa menarik kesimpulan kalau Mereka berdua tidak menyukai kekasih Pak Nio.
"Ck. Iya nanti Gue bilang ke Aliyah kalau sahabat nya Gue pecat. Gue juga udah empet banget sama kelakuan Si Aliyah!" Ujar Pak Nio tanpa sungkan. Padahal saat ini di ruangan live masih menyisakan Aku yang sedang mempersiapkan barang barang apa saja yang akan Kami promosikan beberapa menit lagi.
"Heleh laguan Lo bilang empet, kalau Elo masih aja pertahanin hubungan tanpa restu dari Mama Farida" Ucap Kang Fatir melirik sinis kearah Pak Nio yang tampak merotasi malas kedua bola mata nya.
"Harus nya Lo cukup kasih uang atau barang buat tanda terima kasih karena udah nolongin Lo dari kecelakaan tiga tahun yang lalu, bukan malah Lo iye in pas Dia minta Lo jadi pacarnya" Ujar Teh Nadilla, yang entah mengapa membuatku menjadi tidak enak hari karena mendengar perdebatan mereka, sementara waktu terus berjalan dan acara live akan segera di mulai, mana Kak Novi masih belum juga terlihat batang hidung nya pula.
Akh, bener-bener nggak nyaman ketika menjadi orang asing di antara ketiga sahabat ini. Aku yang tidak nyaman dengan perbincangan mereka yang memasuki ramah pribadi itu pada akhir nya memutuskan untuk berdeham, dengan maksud menyadarkan ketiga nya kalau masih ada Aku yang merupakan orang luar.
"Ehm"
"Ya ampun, sampai lupa sama Si Noni maroonda hehehe" Aku hanya bisa berdecak kecil mendengar ucapan usil Teh Nadilla yang sejak kedatangan nya dan melihat perubahan penampilan Ku memberikan label Noni Maroonda kepada Ku.
"Lah baru sadar Gue kalau ini si Syasya!" Aku berdecak kesal ketika Pak Nio mengeluarkan ucapan nya seolah sejak tadi tidak melihat keberadaan ku di ruang live.
"Ck, mentang mentang punya badan kecil mungil kaya gini, nggak di anggap" Pak Nio melihat heran kepadaku lalu mengalihkan tatapan heran nya kepada kedua sahabat nya yang mengangkat kedua bahu mereka dengan serempak seolah mengatakan tidak tahu akan perubahan sikap yang Aku tampilkan.
"Kesambet penunggu salon Yayan dia. Maka nya jadi kaya gitu ketuker jiwa nya sama si Yayan" Celoteh Teh Nadilla yang di susul gelak tawa Kang Firman dan senyuman penuh kebingungan Pak Nio.
"Ish malah ngeledekin. Acara live udah mau di mulai Teh tapi Teh Novi nya masih belum juga nongol batang idung nye!"
Ketiga sahabat itu pun kembali berdecak kesal dan Teh Novi kembali mencoba menghubungi Teh Novi namun lagi-lagi hanya gelengan kepala yang Teh Novi berikan kepada kami bertiga yang hanya bisa menghela nafas pelan berisikan kekecewaan dan kekesalan kepada Teh Novi yang masih belum juga datang.
"Kamu aja yang jadi model nya Sya!"
#################################
Ditunggu like juga komen nya ya Kakak semua nya.
See you next bab
apa namanya Syakila