"Nih,kamu lagi hamil,nggak boleh makan yang macam-macam! makan nasi sama tempe gorng aja! itu udah cukup,biar bayimu nanti lahiranya nggak kegedean!ibu nggak mau kalau sampai kamu nggak bisa lahiran normal karena bayimu yang kegedean." . Suara makian dari ibu mertua selalu didengar oleh alma setiap kali ia hendak menikmati makananya. . Ia tak pernah menyangkah,kepindahannya dengan sang suami dari kontrakan ke rumah sang ibu mertua justru menjadi awal penderitaan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab dua
Usai sarapan dengan makan seadanya,alma segera mengerjakan pekerjaan rumah seperti yang diperintahkan oleh ibu mertuanya tadi,mulai dari mencuci piring kotor dan kini ia hendak mengepel lantai.
Alma membawa ember dna tongkat pel ke depan,akan tetapi....
"Alma tunggu!!" suara ibu mertua kembali membuatnya berhenti.
"Iya bu,ada apa?"tanya alma dengan senyum paksa.
"Usia kandunganmu makin tua lo,kamu jangan lagi ngepel pakai tongkat,ngelpel pakai kain aja sambil jongkok,biar nanti lahiran lancar,"perintah bu asri tegas.
"Ta-tapi perut alma sakit kalau dipakai jongkok,bu." Alma mencoba menolak berharap bu asri bisa sedikit mengerti keadaanya.
"Ya justru itu,makanya kamu latihan biar nggak sakit dan bayinya bisa dapat jalan lahir yang lancar!,"bu asri tetap kekeh dengan keinginannya.
"Udah sana ambil kain sama balikin itu tongkat pel,jangan manja,ibu juga udah pernah hamil dan melahirkan,dulu ibu waktu hamil yudi juga ngepelnua begitu!." Bu asri kembali mengulangi perintahnya.
Tak ada pilihan lain bagi alma selain menurut,membantah hanya akan membuat perdebatan mereka menjadi masalah besar.
Alma mengembalikan tongkat pel itu dan menggantinya dengan kain,lalu mulai mengepel seluruh sudut rumah meski terlihat kesulitan jongkok.
Setelah rumah bersih,alma duduk dimeja makan sembari menengak air putih untuk meredakan lelah dan rasa sakit dipinggang serta perut bagian bawah,namun sebuah panggilan telpon yang masuk menbuat akma meraih ponsel yang berada di atas kulkas,wajah alma terlihat panik saat membaca bama penelpon yang tertera dilayar.
Suara dering ponsel yang terdengar semakin nyaring karena tak kunjung di angkat oleh pemiliknyaberhasil menarik perhatian bu asri untuk menghampiri sang menantu yang masih berdiri mematung di dekat kulkas.
"Alma,itu suara hape kamu berisik banget! siapa yang telpon sih?kok nggak di angkat-angkat?"tanya bu asri sambari berkacak pingang.
"I-ini mbak aninda yang telpon bu,"jawab alma dengan ketakutan.
Bu asri memutar bola matanya jengah,ia palinh tak suka jika keluarga alma menghubungi.
"Buruan angkat!inget jangan bicara macam-macam sama kakak ipar mu,"perinta bu asri.
Alma mengangguk,ia segera menggeser icon panggilan yang sedari tadi terus bergetak-gerak di layar telepon miliknya.
"Hallo asalamualaikum mbak aninda,"sapa alma dengan ramah.
"Wa'alaikumsalam alma,kamu apa kabar?,"balas aninda berbasa-basi.
"Baik mbak,ada apa ya?"alma langsung menanyakan tujuan sang kakak ipar menelpon.
"Ini udah sebulan kamu pindah ke rumah mertua mu,kok belum cek kandungan lagi,mbak nungguin kamu loh,"ujar aninda,ia emang berprofesi sebagai dokter kandungan.
"Eh,iya mbak,aku belim sempat besok pagi aja aku ke kelinik mbak aninda,besok mbak nggak dinas ke rumah sakit kan?"tanya alma menyakinkan.
"Besok mbak libur,beneran ke sini ya,mbak tungguin,sekalian mbak mau masak yang enak buat kamu,"ucap aninda antusias.
"Iya mbak,nanti aku bicara sama mas yudi ya,assalamualaikun."Alma langsunv mematikan panggilan secara sepihak karena bu asri sudah melototi dirinya.
"Ngapain kakak iparmu telepon?gangu aja,"tanya bu asri ketus.
"Besok alma disuru mbak aninda buat datang ke kelinik bu,waktunya cek kandungan,"jawab alma jujur.
Lagi-lagi bu asri mendegus kesal,"sok-sokan jadi dokter kandungan segala,wong dia aja nikah udah lima taun nggak hamil-hamil,awas aja kalu besok kamu berani ngadu yang macam-macam sama kakak ipar mu itu."Bu asri kembali berlalu setela melintarkan anceman untuk alma.
Alam sendiri hanya bisa mengelus dada melihat perlakuan ibu nertuanya.
Entah apa yang membuat wanita paruh baya itu tak pernah bersikap baik kepada Alam sejak awal menikah.
Menjelang sore, Alam sudah selesai menyiapkan hidangan yuntuk makan malam.
la memasak sup ayam kesukaan sang suami.
"Pasti Mas Yudi suka banget sama makanan ini," gumam Alam sembari memandangi makanan di atas meja. la berharap bisa ikut menikmati hidangan yang terlihat begitu menggoda itu.
Dari arah dapur, Bu Asri muncul dengan sepiring nasi dan sepotong tempe goreng.
Lalu menuangkan sedikit kuah sup ke atas nasi tersebut.
"Nih, buruan makan sebelum Yudi pulang! ibu mau mandi, awas kalo kamu berani ngambil ayam!" perintah wanita paruh baya itu sembari meletakkan piring yang ia bawa ke atas meja'
"Bu,apa nggak boleh alma makan sepotonh ayam saja?kepala atau kakinya juga nggak apa-apa,alma juga pengen makan sup ayam itu bu?,"pinta alma setelah berhasil mengumpulkan nyalinya.
"Enak aja,nggak bisa,nanti bayi kamu gede dan susa lahiran normal,oprasi sesar itu mahal,nanti duit anakku bisa hanis,udah buruan makan,nanti suamimu keburu pulang."Bentak bu asri tanpa kasihan.
"Hati alma terasa nelangsa,ia dulu bisa makan apa saja ketika berada dikontrakan,kini harus mengemis hanya untuk sepotong kaki dan kepala ayam yang tetap tak bisa ia dapatkan.
Alma hanya bisa menelan ludah melihat potongan-potongan daging ayam dipanci sup,dengan hati teriris,ia menyantap nasi yang sudah disipkan ibu mertuanya.
Ditengah-tengah ritual makan alma,tiba-tiba saja yudi muncul diruang makan dengan kantong plastik di tanganya,karena terlalu fokus melamun,alma sampai tak menyadari kehadiran sang suami.
"Dek,kok kamu cuma makan pakai tempe goreng sama kuah doang?"tadi pagi kan kamu udah makan pakai duduk disebelahnya.
Di saat bersamaan,bu asri keluar dari dalam kamar mandi dengan kedua mata melotot,ia buru-buru menghampiri pasangan suami istri tersebut sebelum akma bicara yang mancan-macam.
"Loh yudi,kamu udah pulang nak?bawa apa itu?" bu asri menunjuk kantong kresek yang berada ditangan sang putra,ia memasang wajah tak berdosa agar yudi tak curiga.
"Ini aku bawa martabak manis kesukaan alma bu,kenapa alma cuma makan pakai tempe dan kuah saja bu?ini sup ayam ada banyak begini?."Yudi bertanya kepada sang ibu,ia menatap wanita yang telah melahirkan dirinya dengan menyipitkan mata penuh selidik.
Sekilas,bu asri masih sempat melirik sinis ke arah alma tanpa di sadari oleh yudi.
"Ini loh yud,tadi si aninda telpon alma,beosk disuruh datang ke kelinik buat priksa kandungan,jadi alma takut kalau janinya besar,makanya dia mau makan sama tempe dan kuah saja,"jawab bu asri bohong.
Yudi menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan,lelaki itu duduk di samping alma dan memegang kedua bahunya dnegan lembut.
"Dek,kenapa harus takut,kalapun bayinya gede,yankita masih bisa cesar kan?kamu nggak perluh menyiksa diri sendiri begini,sekarang makan yang benar,ini aku bawain martabak,nati bisa kamu cemilin habis makan."Yudi langsung mengambil dua potong ayam dan meletakkan ke piring sang istri.
alma gugat cerai aja ke yudi
semoga aja secpt mertu alma kena karma 😅😅😅
semoga aja mertua alma mimpi tetang cucu nya biar mertua nya jdi ketakutan sendiri 🤣🤣🤣🤣
gimna kelanjutan nya 😭😭😭😭