NovelToon NovelToon
Menikahi Tunangan Impoten

Menikahi Tunangan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Beda Dunia / Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: rose.rossie

Nayla, seorang gadis sederhana dengan mimpi besar, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis setelah menerima lamaran dari Arga, seorang pria tampan dan sukses namun dikelilingi rumor miring—katanya, ia impoten. Di tengah desakan keluarganya untuk menerima lamaran itu demi masa depan yang lebih baik, Nayla terjebak dalam pernikahan yang dipenuhi misteri dan tanda tanya.

Awalnya, Nayla merasa takut dan canggung. Bagaimana mungkin ia menjalani hidup dengan pria yang dikabarkan tak mampu menjadi suami seutuhnya? Namun, Arga ternyata berbeda dari bayangannya. Di balik sikap dinginnya, ia menyimpan luka masa lalu yang perlahan terbuka di hadapan Nayla.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, Nayla menyadari bahwa rumor hanyalah sebagian kecil dari kebenaran. Tetapi, ketika masa lalu Arga kembali menghantui mereka dalam wujud seseorang yang membawa rahasia besar, Nayla dihadapkan pada pilihan sulit, bertahan di pernikahan ini atau meninggalkan sang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rose.rossie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Pagi itu, matahari bersinar terik ketika Nayla memutuskan untuk menemani Sita, sahabatnya, ke pasar. Berjalan beriringan di gang sempit, Sita memandang Nayla dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.

“Jadi, benar kamu mau menikah sama Arga, Nay?” tanya Sita tanpa basa-basi.

Nayla menghela napas pelan. Ia tahu pertanyaan ini akan muncul cepat atau lambat. “Belum tahu. Semua ini terlalu tiba-tiba, Sita.”

Sita berhenti berjalan, membuat Nayla ikut terhenti. “Kamu tahu nggak sih, siapa Arga itu sebenarnya?”

“Maksudmu?” Nayla mengerutkan kening, merasa ada sesuatu yang disembunyikan sahabatnya.

Sita menatapnya, wajahnya serius. “Rumor tentang dia, Nay. Banyak yang bilang kalau dia itu nggak normal.”

Nayla terdiam. Kata-kata itu terasa seperti pukulan. Ia pernah mendengar desas-desus itu sekilas, tetapi tidak pernah mendengarnya secara langsung seperti ini. “Apa maksudmu, Sit?”

“Orang-orang bilang Arga itu impoten.” Sita menurunkan suaranya, seolah takut ada yang mendengar. “Katanya, dia nggak bisa... ya, kamu tahulah.”

Nayla memalingkan wajah, berusaha menutupi kegelisahannya. “Itu cuma gosip, kan? Orang suka ngomong yang nggak-nggak tentang orang kaya.”

Sita menggeleng pelan. “Gosip ini udah lama, Nay. Sejak dia batal menikah sama Karin dulu.”

“Karin? Siapa itu?”

“Tunangan Arga yang dulu. Cewek cantik, kaya, pintar—pokoknya sempurna. Tapi, mendadak mereka batal nikah. Katanya sih, karena masalah Arga.”

Nayla terdiam, mencoba mencerna informasi itu. Di satu sisi, ia ingin mengabaikan semua itu sebagai omong kosong. Namun, nada suara Sita membuatnya sulit untuk tidak merasa cemas.

“Kamu yakin gosip itu benar?” Nayla bertanya, suaranya nyaris berbisik.

Sita mengangkat bahu. “Aku nggak tahu, Nay. Tapi yang jelas, ada sesuatu tentang Arga yang aneh. Kamu harus hati-hati.”

Mereka melanjutkan perjalanan ke pasar dalam diam. Namun, kata-kata Sita terus terngiang di kepala Nayla.

 ---

Di pasar, suara pedagang saling bersahutan, menawarkan dagangan mereka. Namun, Nayla tidak bisa fokus. Pikirannya masih berkutat pada desas-desus tentang Arga.

“Eh, Nayla!” Tiba-tiba suara Bu Sri, pedagang sayur langganannya, menyadarkan Nayla dari lamunannya.

Nayla tersenyum kecil. “Iya, Bu Sri.”

“Dengar-dengar kamu dilamar sama anaknya Pak Irwan, ya? Wah, beruntung sekali kamu!” Bu Sri menyodorkan sebungkus cabai merah ke tangan Nayla.

Nayla tersenyum kaku. “Iya, Bu. Tapi masih dipikir-pikir.”

“Kenapa dipikir-pikir? Anak kaya, ganteng, masa depan terjamin. Jangan sampai menyesal, lho!” Bu Sri terkekeh, tetapi kemudian menambahkan dengan nada lebih pelan, “Ya, walaupun katanya dia ada... kekurangan.”

“Kekurangan?” Nayla mengangkat alis.

Bu Sri mendekatkan diri, seolah-olah akan membisikkan rahasia besar. “Kata orang-orang, dia itu nggak bisa... ya, nggak bisa jadi suami seutuhnya.”

Nayla merasa wajahnya memanas. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

“Sudah, sudah! Jangan terlalu dengar omongan orang, Bu Sri,” sela Sita sambil menarik tangan Nayla menjauh. “Ayo, Nay, kita cari yang lain.”

 ---

Setelah selesai berbelanja, Nayla dan Sita berjalan pulang. Di sepanjang perjalanan, Nayla hanya diam, merenungkan semua yang ia dengar.

“Maaf kalau tadi aku terlalu jujur,” kata Sita pelan, memecah keheningan. “Tapi aku nggak mau kamu menyesal nanti.”

Nayla berhenti di tengah jalan, menatap sahabatnya dengan mata penuh keraguan. “Menurutmu, apa aku harus menolak lamarannya?”

Sita terdiam sejenak, lalu berkata, “Aku nggak bisa memutuskan itu buat kamu, Nay. Tapi, pastikan kamu tahu apa yang kamu hadapi sebelum kamu bilang ‘ya’.”

 ---

Sampai di rumah, Nayla langsung masuk ke kamarnya, meninggalkan ibunya yang sibuk di dapur. Ia melemparkan tubuhnya ke kasur, menatap langit-langit dengan perasaan campur aduk.

Suara ketukan pintu membuatnya tersentak. “Masuk,” katanya pelan.

Pintu terbuka, dan ibunya muncul dengan ekspresi penuh harapan. “Bagaimana tadi di pasar? Kamu sudah mikir soal lamarannya, kan?”

“Ibu tahu gosip tentang Arga?” Nayla bertanya tanpa basa-basi.

Wajah ibunya seketika berubah. “Gosip apa maksudmu?”

Nayla duduk, menatap ibunya dengan serius. “Orang-orang bilang dia... impoten. Itu benar?”

Ibunya terdiam sesaat, lalu mendekati Nayla. “Nay, dengar. Orang kaya seperti Arga selalu jadi sasaran gosip. Kamu nggak boleh percaya begitu saja.”

“Tapi kalau itu benar? Bagaimana kalau aku menyesal?”

“Nayla!” Ibunya memotong, nadanya tegas. “Kamu pikir hidup ini tentang cinta dan kebahagiaan saja? Pernikahan adalah tanggung jawab. Dan Arga bisa memberikan kehidupan yang jauh lebih baik untukmu, untuk kita semua!”

Nayla terdiam, merasakan dadanya sesak. Ia tahu ibunya ingin yang terbaik untuknya, tetapi apakah ini benar-benar keputusan yang tepat?

 ---

Malam itu, Nayla duduk di teras rumah, menikmati angin malam yang sejuk. Pikiran tentang Arga terus menghantui. Di tangannya, ia memegang ponselnya, memandangi pesan misterius yang ia terima kemarin.

“Berhati-hatilah dengan Arga.”

Pesan itu terasa seperti peringatan, tetapi siapa yang mengirimnya dan mengapa?

Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Nayla ragu sejenak sebelum menjawab.

“Halo?”

“Ini Nayla?” Suara pria di ujung telepon terdengar dalam dan serius.

“Ya, ini saya. Siapa ini?”

“Nama saya tidak penting. Saya hanya ingin memperingatkanmu.”

“Memperingatkan tentang apa?”

“Jangan menikah dengan Arga. Dia bukan pria yang kamu pikirkan.”

Nayla menggenggam ponselnya erat-erat. “Siapa kamu? Kenapa kamu mengatakan ini?”

Pria itu terdiam sejenak sebelum menjawab, “Kamu tidak akan percaya padaku sekarang. Tapi ingat kata-kataku, Nayla. Hidupmu akan berubah selamanya jika kamu menerima lamarannya.”

Sambungan terputus, meninggalkan Nayla dalam kebingungan dan ketakutan.

Nayla berdiri dari kursinya, menatap gelapnya malam di luar. Bayangan samar seorang pria tampak di seberang jalan, berdiri mematung di bawah lampu jalan. Apakah itu hanya kebetulan, atau seseorang benar-benar mengawasinya?

1
Mumtaz Zaky
emang cerita horor gituh??
roserossie: nggak kak, biar tegang pembacanya 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!