NovelToon NovelToon
Terbelenggu Hasrat

Terbelenggu Hasrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Susi Nya Sigit

Nadira nyari saja jatuh ke lembah nista, usai diselingkuhi oleh kekasihnya. Beruntung dia dipertemukan dengan seseorang, yang ternyata menyelamatkan hidupnya dari lembah hitam itu.

Lewat perjanjian kontrak yang ditawarkan oleh lelaki itu, mempertemukan dirinya pada sosok yang selama ini dia cari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susi Nya Sigit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minuman apa ini?

Di sebuah ruangan, seorang pria tampak berbicara melalui sambungan telepon. Dari raut wajahnya, pria itu sedang marah, kecewa pada seseorang.

"Dasar bodoh!! Apa kerja kalian?mencari anakku saja, kalian tidak becus!" sentaknya, membanting hpnya ke meja. "Ya Tuhan, dimana kamu Nak?" gumam pria itu, frustrasi.

Empat belas tahun, ia mencari keberadaan anaknya. Sampai sekarang tidak ditemukan. Semua tempat sudah ia telusuri, berpuluh-puluh orang kepercayaannya pun ikut mencari. Namun, hasilnya nihil.

Angga menyesali, andai waktu itu dia tidak meninggalkan dua anaknya di rumah. Saat ia sedang menemani istrinya ke dokter. Mungkin, penculikan itu tidak pernah terjadi.

Saat itulah, Angga hanya bisa meratapi penyesalannya seorang diri. Tanpa bisa berbuat apa-apa lagi. Beruntungnya, dua dari anaknya. Hanya satu yang berhasil diculik orang tersebut. Sedangkan Azka, putranya berhasil meloloskan diri.

Angga menghembuskan napasnya kasar, merobohkan tubuhnya ke kursi dengan kasar. Bekerja pun tidak fokus, selalu teringat putri kecilnya yang menggemaskan. Bahkan, gambar anak itu tak pernah lepas darinya. Di setiap sudut rumahnya ada foto-foto gadis kecilnya itu.

"Sayang, kamu dimana sekarang?" Anggap mengambil fotonya, yang ia simpan di meja. "Ayah rindu kamu, Sayang."

Disela lamunan Angga, pintu ruangannya diketuk oleh seseorang dari luar. Gegas, ia seks air mata yang sempat merembes di pelupuknya. Ia taruh kembali foto itu di meja. Angga membenarkan posisi duduknya, setelah itu menyeru tamunya untuk masuk.

"Masuk!" sahut Angga, terdengar tegas.

Tak berapa lama, seorang pemuda yang memiliki senyuman khas masuk ke dalam. Pemuda itu segera menghampirinya.

"Azka," ujar Angga, sedikit terkejut dengan kedatangan anak bujangnya. "Tumben, kamu kesini? Gak kuliah?"

Pemuda yang bernama Azka itu, duduk tepat di seberang ayahnya. "Mampir kesini dulu, Yah," jawabnya memperhatikan ruang kerja ayahnya. "Gimana, Yah. Udah ada kabar dari kakak?" tanyanya, kemudian. Angga menggeleng.

"Azka juga udah berusaha nyari, nyebar foto kakak. Tapi, gak ada hasilnya. Rencananya, Azka mau nyari kakak lagi, nanti sama temen-temen," terang pemuda itu, mengutarakan niatnya.

"Kamu mau nyari kemana? Orang suruhan ayah aja gak berhasil, apalagi kamu." Angga ragu, Azka bisa menemukan kakaknya.

"Yeaa, Ayah. Bukannya doain biar cepat ketemu, malah nyumpahin." Azka mengerucutkan bibirnya. "Ya udah, Azka pamit. Sekalian izin, pulang malam," ucap pemuda itu, bangkit dari tempat duduknya. Meraih punggung tangan ayahnya.

"Jangan malam-malam, Azka. Awas, kalau kamu sampai salah pergaulan!" ancam Angga, tegas.

"Beres, Yah. Gak akan."

Angga bisa melepaskan putranya dengan tenang. Beruntung, Azka tidak pernah melakukan hal-hal yang membuatnya kecewa. Tidak seperti kebanyakan anak muda pada umumnya. Azka tergolong, pemuda yang bisa menjaga diri dengan baik. Bergaul pun ia memilih-milih teman. Tidak sembarangan orang ia dekati.

Pemuda yang menyandang gelar mahasiswa di sejuah universitas pilihan itu, tiba di kampusnya. Mobil mewah yang ia tumpangi, berhenti tepat di depan teman-temannya yang sudah menunggu kedatangannya.

"Wehh, bos kita udah datang!" seru pemuda yang bernama Rasya.

"Makin kece aja tuh, orang!" timpal, Randi menyunggingkan sebelah bibirnya.

"Tapi, sayang. Masih jomblo!" ejek, temannya yang bernama Deri.

Gelak tawa terdengar, menyertai kedatangannya. Azka memukul bahu Deri, yang selalu mengejek statusnya. Jomblo, itu pilihan. Jomblo itu bukan karena gak laku, tapi selektif mencari yang terbaik. Kata-kata itu yang selalu menjadi tamengnya, saat teman-temannya mengejek.

"Elo jadi ikut kita-kita gak, AZ?" tanya Randi, mereka mulai melangkahkan kaki masuk ke gedung kampus.

"Jadi, dong. Gue juga udah minta izin sama bokap gue," ujar Azka dengan bangganya.

"Idihhh, anak bokap," sindir Deri, mengundang kembali gelak tawa teman-temannya.

Kepolosan Azka, memang sering dibuat bahan ejekan teman-temannya. Namun, pemuda berusia dua puluh satu tahun uty tak sedikitpun merasa minder. Azka memegang prinsip, apa yang menurutnya benar, ia tidak akan malu dan takut untuk menjalaninya. Termasuk, apapun yang ia lakukan harus atas izin ke-dua orang tuanya.

Selama kurang lebih lima jam, mereka bergelut dengan materi-materi yang disampaikan oleh dosen. Waktunya, mereka mengakhiri penatnya aktivitas hari ini.

"Kita nge-mall dulu, ya?" usul Rendi, ingin membeli sesuatu untuk nanti malam.

"Boleh, sekalian nyegerin mata. Pengen liat yang bening-bening," timpal Deri, tersenyum kuda.

"Dasar otak mesum," ejek Azka, tahu betul apa yang ada dipikiran sahabatnya itu.

"Yealah, gak asyik Loh. Mau gak gue kenalin tante-tante girang yang cukup loyal sama brondongnya," ujar Deri, memasang wajah serius.

"Ogah," tolak Rendi, terang-terangan. "Enakan merawanin anak gadis orang. Rasanya, Mak nyusss. Kedut-kedut gimana gitu!" sambungnya, membayangkan saat sedang menggagahi pacar-pacarnya. "Setelah bosan, putusin!"

"Gila Elo Ren, udah berapa anak gadis orang yang Elo gituin?" Azka menggeleng, protes dengan pola pikir sahabatnya itu.

"Banyaklah, tiap Minggu juga ganti," pangkas Rasya, menyeringai.

"Alah, setelah itu juga Elo embat. Hahaha, bekas gue," sindir Rendi, membela diri.

"Mana ada? Gak pernah gitu gue," sanggah Rasya, memukul tubuh Rendi.

"Udah-udah. Ayo berangkat, keburu sore!"

************

Sesuai yang disepakati oleh mereka. Usai nge-mall. Keempat pemuda itu berada di sebuah cafe. Bukan, cafe yang pada umumnya didatangi oleh Azka. Namun, terlihat seperti mini bar yang sengaja disembunyikan di tempat umum.

"Loh, kok kita ke sini sih!" Azka mulai tidak nyaman dengan suara dentuman musik yang kencang. Apalagi, bau menyengat alkohol sangat kental di sana. Belum lagi, para wanita jalang yang menjajakan tubuhnya untuk mencari mangsa.

"Emangnya kenapa, AZ?" sahut Rendi, memaksa pemuda itu duduk. "Udah, Elo gak usah panik gini. Kita nikmati malam ini. Lagian, gak tiap hari juga. Itung-itung menghibur diri lah."

Azka masih bingung, apa yang akan ia lakukan sekarang. Pergi, meninggalkan teman-temannya dengan konsekuensi dia akan diejek oleh mereka. Bukankah itu hal yang biasa baginya. Namun, entah mengapa malam itu rasanya begitu lain. Dengan terpaksa, ia mengikuti kemauan mereka.

"Nikmati aja, Brow!" seru Rasya, memberikan segelas cairan biru muda pada Azka. Yang diduga cairan itu adalah salah satu jenis alkohol.

"Apaan ini?"

"Udah, minum aja!"

1
Apriyanti
knp harus di gantung si thor,,bikin penasaran aja,, lanjut
Apriyanti
lanjut thor
Rike
smoga nadira cpet brkumpul sama kluarga ny
Apriyanti
mudah²an ke kejar
lanjut thor
Rike
bguss
Apriyanti
kasih tau Kevin Nadira gitu
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor
Rike
sdih jg awal prjlnan cinta rumit
muna aprilia
lnjut
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
kelamaan kamu Dira,, bkn blg aja terus terang biar Kelvin gak marah
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
makin seru aja ni cerita nya, semoga jd nya SM Kelvin bukan adik nya Azka,, lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor
Susi Haryani
Ayo kasih dukungan dong buat othor, biar semangat trs update na
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lah gmn ini kan adik kakak masa iya punya hubungan terlarang,, lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
waw keren bgt cerita nya Thor👍💪💪🙏
Apriyanti: sama² thor🙏💪👍😘
Susi Haryani: MKSh kk
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!