KEISHAKA : You'Re My Melody
..."Kamu adalah langit yang aku cintai cerahnya, mendungnya, senjanya, badai dan petirnya, segalanya. Aku mencintai semua yang ada padamu."...
...- Keinarra Allea, 17 tahun -...
...Kamu tetap jadi tokoh utama yang selalu senang kuceritakan pada senja....
Dalam kisahku hari ini, juga dimasa depan, tidak ada yang bisa mengganti posisi itu.
Senang bisa menjadi bagian dari duniamu.
Sempat menjadi tempatmu bersandar.
Sempat menjadi orang yang kamu cari disetiap cerita.
Sempat menjadi arah matamu memandang kala bicara.
Sempat memenuhi setiap lembar halaman hidupmu.
Jika tidak sekarang, mungkin nanti.
Mari bertemu lagi, sebagai dua orang yang saling mencintai.
Aku siap untuk kembali melengkapi kosongmu.
Seperti kamu yang selalu siap memeluk rumitnya aku.
Disetiap baris aksara cerita ini, deret namamu selalu ada.
Dengan cinta,
Dengan penuh pengharapan,
Semoga kisah ini untuk kita.
Rintik air hujan turun dengan iramanya. Jalanan rumput terasa basah mengenai ujung kaki, beberapa terciprat dan menodai gaun hitam yang dikenakan seorang gadis yang tengah berjongkok disisi pusara yang masih baru. Lagi, entah keberapa kalinya ia menyeka air mata yang bandel tidak mau surut. Wangi tanah baru yang bercampur dengan wangi bunga bungaan yang bertabur di atas makam membuat dadanya sesak. Tapi dia enggan beranjak. Rasanya baru kemarin ia berkeliling kota dengan papanya, dinyanyikan lagu lagu manis, diberi hadiah hadiah tak terduga yang membuatnya tersenyum bahagia.
Dan kini raga itu terbaring diantara tanah basah yang dingin dan lembab. Meninggalkan dirinya terduduk menangis. Sedih. Rapuh.
"Ra sendiri sekarang, Pa... Siapa lagi yang bisa memperlakukan Ra kayak papa? Ra takut pa... Siapa yang bakal ngelindungin Ra?" Gadis itu berucap lirih, tersendat.
Dibelakangnya, seorang gadis lain memeluk bahunya, ikut menyeka air mata. Menyaksikan adiknya begitu berduka atas kehilangan sang papa membuatnya ikut sedih. Walaupun ia tidak begitu dekat dengan papanya sejak beberapa tahun terakhir.
"Udah ya, Ra, kita pulang, hujannya makin deras nanti kamu sakit."
"Kenapa aku nggak ikut aja sama papa, Kak?"
"Nggak, Ra. Kan, masih ada kakak yang mau kamu baik baik aja, masih ada mama yang selalu nanyain kabar kamu. Mungkin masih ada alasan lain kamu ada didunia. Kamu gak boleh ngomong gitu, Ra. Kita sayang sama papa tapi tuhan lebih sayang."
Sang adik menggeleng, terisak. "Ra bertahan karena papa, Kak..."
"Dan kamu bakal jadi alasan buat seseorang bertahan, Ra. Mama, kakak, Reno, banyak yang sayang sama kamu."
"Ada yang sesayang papa?"
"Ada, Ra. Bakal ada yang sayang sama kamu sesayang papa ke kamu.
Gadis itu terdiam. Tanpa dia tahu bahwa tuhan mendengar ucapan kakaknya. Tuhan mendengar doanya yang tidak bisa didengar oleh siapapun.
Hari ini dia menangis. Besok. Lusa. Sehari, dua hari, seminggu. Sedihnya tidak berkurang. Tapi hidupnya harus terus berlanjut. Waktu tidak akan menunggunya untuk sembuh. Dia tidak boleh menangis. Semuanya harus baik baik saja. Dia harus kuat demi papanya. Demi seseorang yang mungkin menjadikannya alasan untuk bertahan.
Dia terus memantapkan hati. Demi kakaknya. Demi mamanya. Demi kekasihnya. Ia harus bertahan. Setidaknya ia harus mencari alasan kenapa harus bertahan untuk dirinya sendiri.
Dan semesta akan menjawab doanya.
Di seberang jarak yang tidak pernah dia sangka. Lelaki itu menatap sebuah potret seorang gadis didepan rintikan air hujan. Tersenyum getir. Ada luka masa lalu disetiap sudut foto itu. Luka yang ia harap akan sembuh. Ada bahagia untuk menggantikannya.
Semoga.
Secepatnya.
XOXO<3
- Zia -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
NurAzizah504
Hai, ceritanya keren
2024-05-16
2