NovelToon NovelToon
Memeluk Yudistira

Memeluk Yudistira

Status: tamat
Genre:Tamat / ketos / Playboy / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gulla

Ini tentang Naomi si gadis cantik ber-hoodie merah yang dibenci ibu dan kakaknya karena dianggap sebagai penyebab kematian sang ayah.

Sejak bertemu dengan Yudistira hidupnya berubah. Tanpa sadar Naomi jatuh cinta dengan Yudistira. Pria yang selalu ada untuknya.

Namun sayangnya mereka dipisahkan oleh satu garis keyanikan. Terlebih lagi tiba-tiba Naomi divonis mengidap kanker leukimia.

Apakah semesta memberikan Naomi kesempatan untuk memperjuangkan cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gulla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

****

"Kamu mau pulang?" Tanya Yudistira.

Naomi bersiap pulang setelah membersihkan piring kotor. Ia tidak ingin menghabiskan waktu yang lama disini. Karena masih banyak yang harus ia lakukan di rumah. Baginya waktu itu sangat penting. Andai saja satu hari

48 jam ia pasti akan bahagia.

"Iya pak."

"Tapi diluar masih hujan." Ujar Yudistira tak yakin. Ia takut Naomi sakit.

"Sudah biasa pak. Lagipula hanya hujan air." Naomi begitu bersikeras untuk pulang.

"Sebentar aku carikan payung."

Naomi tidak ingin dibilang kurang ajar, ia menurut. Walau ia merasa janggal ada bos yang begitu baik dengan pegawainya. Namun ia tidak ingin kegeeran. Lima menit kemudian Yudistira keluar membawa sebuah payung

berwarna kuning cerah begitu mencolok jika di pakai. Apa payung itu punya Yudistira?

"Pakai ini."

"Baik pak terimakasih."

"Hati-hati." Naomi tidak menjawab. Ia lebih dulu keluar dengan berlari-lari kecil.

Yudhistira menghela napas, kenapa ia harus begitu perhatian dengan gadis kecil itu? Sadarlah Yudistira, anak itu masih SMP. Kemudian Riski datang menyapanya. Riski heran karena mempekerjakan bocah SMP. Bahkan sangat

perhatian dengan Naomi. Apakah si bos menyukai gadis kecil itu? Riski akui Naomi cantik dengan wajah oriental, kulit putih bersih, dan rambut hitam sebahu.

"Bos yakin Nerima dia?"

"Yup. Kayak gue nerima lo. Dia butuh uang buat sekolah." Yudistira merasa aneh kenapa ia tadi menggunakan kata "aku" dan "kamu" untuk Naomi. Padahal ia jarang menggunakan kata tersebut.

"Bos memang terbaik."

Riski adalah mahasiswa yang menyambi kerja disini. Ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kuliah itu mahal belum lagi biaya hidupnya. Untungnya ia bisa bekerja di cafe ini. Selain gaji UMR, pegawai juga mendapatkan jatah makan siang dan malam.

"Kalau besok dia dateng tolong bimbing dia. Besok gue agak sedikit terlambat ke cafe."

"Siap bos." Meski dia lebih tua dari Yudistira tapi ia sangat menghormati bosnya itu. Ia kadang kagum dengan anak SMA tersebut karena sudah memiliki cafe diusia yang masih muda.

***

Tiga puluh menit berjalan kaki, akhirnya Naomi sampai di rumah. Ia berharap tidak mendapat omelan dari

ibu dan kakak perempuannya. Kepalanya sudah cukup pening seharian ini. Masih ada banyak tugas sekolah yang belum ia selesaikan juga.

"Kenapa baru pulang??" Sisca berkacak pinggang menatap Naomi tajam.

"Ada les tambahan ma."

"Cepat masak makan malam dan cuci baju!" Perintah sang ibu.

Naomi mengangguk dengan malas. Ia masuk kedalam kamarnya sebentar untuk mengganti pakaian. Tubuhnya lengket dengan keringat dan air hujan. Ia menunda mandinya sebelum Sisca semakin menindasnya.

Cassandra sang kakak nampak sibuk menonton TV sambil main ponsel. Naomi iri ingin berada di posisi sang kakak. Kenapa ia harus dibedakan dengan sang kakak? Padahal ia juga anak kandung dari Sisca.

"Apa lihat-lihat sana kerja!! Mau diomelin mama." Naomi berdecih mendengar kalimat Cassandra. Ia baru tahu ada kakak yang menindas adiknya.

Naomi tidak ingin ambil pusing. Ia bergegas ke dapur mengelola beberapa bahan yang disiapkan Sisca. Naomi tebak ibunya pasti sedang tidur di kamar. Mereka semua bisa istirahat tapi dirinya harus melakukan pekerjaan tidak

berguna ini. Paling kecil ditindas lagi. Naomi ingin segera keluar dari rumah.

Mata Naomi berbinar melihat ati ayam. Ati ayam adalah favoritnya, ia akan membuat ati sambal balado, cah kangkung dan tahu goreng. Karena hanya itu yang disediakan Sisca. Naomi bersenandung sambil memotong bahan dan meracik bumbu. Padahal tadi ia sudah makan tapi perutnya masih terasa lapar.

Mungkin karena tadi pagi ia belum makan. Di tambah ia harus berjalan kaki dari sekolah ke cafe lalu ke rumah. Untung saja ia tidak pingsan. Bau harum masakan memenuhi ruangan. Ia menata lauk di meja makan. Rasanya sudah tidak sabar lagi untuk makan. Tepat saat itu ibu dan kakaknya datang.

"Siapa yang suruh kamu makan? Cuci baju sana."

"Tapi ma aku—"

"Nanti kami sisakan."

Naomi menelan ludah, kemudian mengangguk pergi. Ia benci dengan dirinya yang

lemah. Begitu memasuki kamar mandi ia kaget melihat begitu banyak baju di ember kotor. Ia heran dengan Cassandra berapa kali ia berganti pakaian sehari. Lagipula mana ada kakak yang bajunya dicucikan adiknya.

Mata Naomi terpejam sebentar, ia menghapus air mata yang jatuh. Ia tidak boleh cengeng. Ia harus kuat. Setelah ini ia akan mendapatkan hidup yang lebih baik dan keluar dari neraka. Ia mulai merendam baju-baju

tersebut. Tidak ada mesin cuci sehingga ia harus menggunakan tangan. Tubuh Naomi rasanya remuk.  Ditambah bunyi bergemuruh di perutnya.

"Kita pasti akan makan tenang, tahan dulu." Ujar Naomi sambil mengelus perutnya yang lapar.

Selesai mencuci baju, ia menjemur pakaian di halaman belakang. Ia tersenyum

senang pekerjaannya selesai. Ketika ia berada di dapur untuk makan. Ia tersentak hanya melihat nasi, kangkung dan satu tahu goreng dengan porsi. Ia merasa diperlakukan seperti hewan peliharaan. Padahal ia

sangat mengharapkan ati ayam.

"Karena badan Lo kecil makan lo pasti juga sedikit." Kata-kata Casandra menusuk hati Naomi. Badannya kecil tapi ia melakukan pekerjaan dengan ekstra tidak seperti kakaknya yang hanya bersantai-santai saja.

"Apa mau protes? Gue bilang mama biar nggak dikasih makan sekalian.Seharusnya Lo itu bersyukur masih mau di tampung sama mama. Nggak dibuang di jalan. Gara-gara lo kita harus kehilangan ayah."

Naomi terdiam memilih untuk melanjutkan makan. Ia benci jika Cassandra sudah membahas itu. Ayahnya meninggal bukan karena dirinya. Naomi menyelesaikan makan dengan cepat lalu ke pergi untuk mencuci piring.

Disaat itu ia tertawa melihat banyak tumpukan piring kotor. Bahkan hal sekecil ini harus ia yang lakukan.

Dulu mereka memiliki pembantu namun setelah ayahnya meninggal. Tidak ada pemasukan, jadi Naomi yang harus bertanggung jawab mengerjakan pekerjaan rumah mulai dari nyapu hingga memasak. Tangan Naomi bergetar menyuci piring-piring tersebut. Ia harus cepat selesai membersihkan semua ini. Masih banyak tugas sekolah yang belum ia kerjakan.

Setelah menyuci piring Naomi pergi ke kamar. Ia membuka tas mengambil beberapa buku tugas dan mengerjakan. Beruntung ia memiliki otak yang pintar sehingga tidak kesulitan mengerjakan. Hanya dalam waktu satu jam semua

tugas sekolahnya selesai.

Naomi membuka jendela kamar. Lalu menyalakan korek api kayu. Dari kecil ia selalu menyukai benda ini. Ia menyukai kisah si gadis kecil penjual korek api dimana keinginannya terkabul setiap kali menyalakan korek api.

Walau impian gadis kecil itu hanya terkabul di dalam mimpi.

"Ayah kenapa kamu pergi meninggalkanku sendirian. Aku ingin pergi bersamamu ayah. Aku ingin menjadi debu sama sepertimu yah. Mama dan kakak tidak mencintaiku." Naomi menangis lalu api pada korek padam. Ayahnya

meninggal bukan karena dirinya. Tapi kenapa ia terus disalahkan.

"Ayah aku ingin bahagia. Apakah itu salah?"

1
gulla daisy
sedih ceritanya tapi bagus
gulla daisy
Kasian Naomi
gulla daisy
Sedih banget novelnyaaa
wgulla_
ayo
Damiri
awas aja
Damiri
naomi sabar ya
Damiri
sedih jadi naomi
Damiri
lanjut
Damiri
bagusss
Damiri
lanjut suka kak
Damiri
bagus
Damiri
bagus sekali aku suka
Binti Masfufah
menarik
wgulla_: udh lanjut kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!