NovelToon NovelToon
Perjalanan Pulang Menuju Ajal

Perjalanan Pulang Menuju Ajal

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Pengganti / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Razanur salsa

di kisahkan seorang anak kecil hidup sebatang kara hingga dewasa kehidupannya selalu di timpa kesialan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razanur salsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehilangan Pekerjaan

Setelah beberapa tahun aku tinggal bersama kakek dan nenek, aku pindah dan ikut dengan ayah.

Ayah hanya pekerja lepas bangunan penghasilannya tidak cukup besar, tapi ia berharap bisa merawat aku sebagai anaknya.

Ayah mendaftarkan aku ke sekolah swasta terdekat dari rumah kami, agar aku tidak jalan jauh saat pulang pergi ke sekolah.

Ayah tidak bisa selalu antar jemputku dari sekolah"

, karena ayah harus bekerja. 

"ridwan kamu sekolah disini ya, nanti ayah yang biayain sekolahnya? "pinta ayah padaku.

"iya ayah aku mau sekolah di sini"jawabku singkat dan tersenyum.

"ya sudah ayo masuk biar ayah daftarkan kamu di sana"ajak ayah padaku. 

"nanti setelah mendaftar, ayah antar kamu beli perlengkapan sekolah"ayah berkata padaku sambil merangkul bahuku. 

Setelah semua pendaftaran selesai, ayah memberikan kertas pendadtaran padaku.

Agar aku yang menyimpannya.

"nak ini berkas pendaftarannya kamu yang simpan saja ya"ucap ayah sambil menyerahkan berkasnya.

"kalau ayah yang simpan takut ayah lupa naruhnya"lanjut ayah berbicara padaku, di selingi tawa dari ayah. 

"iya ayah nanti aku simpan di lemari, aku gabung dengan berkas yang lain"jawabku sambil memasukkan berkasnya ke dalam tas.

Perjalanan yang cukup jauh akhirnya mereka sampai di depan toko perlengkapan sekolah, ayah membelikan semua berbagai perlengkapan sekolahku.

Hampir semua tas bawaan ayah dan aku penuh dengan perlengkapan sekolah, hatiku sangat senang memiliki ayah yang baik dan pengertian.

Di sepanjang jalan hatiku di penuhi dengan senyuman riang, karena hatiku sangat bahagia.

Aku sesekali melihat tas bawaan yang ku bawa sambil tersenyum, aku sangat senang membawanya hingga tak terasa seberat apapun tas itu.

 Sesampainya di rumah ayah memintaku untuk menyimpan semua belanjaannya di kamar.

"nak kamu simpan semuanya dikamarmu ya, kamu siapkan apa saja yang besok mau kamu pakai"pinta ayah padaku. 

"iya ayah, aku ke dalam dulu ya simpan perlengkapan ini"jawabku lalu pergi membawa semua tasnya ke dalam kamar.

Tak berapa lama aku selesai merapikan perlengkapan sekolahku, lalu setelah itu pergi keluar kamar menemui ayah.

"ayah aku lapar dari pagi aku dan ayah kan belum makan"rengek ku pada ayah.

"oh.. Iya nak ayah lupa, ya sudah kamu ke warung beli mie sama telur saja dulu ya"jawab ayah sambil menyerahkan sejumlah uang padaku.

Selesai mereka makan bersama, ayah duduk kembali ke depan teras rumah sambil mengisap rokok kretek.

Ayah melamun entah apa yang ada di pikirannya, "duh..kira-kira besok mandor kasih aku kerjaan lagi ga ya? "budi bertanya pada diri sendiri didalam lamunannya.

Ke esok harinya pagi-pagi aku sudah bangun untuk mandi dan membersihkan kamar, aku sudah terbiasa bangun pagi karena kakek dan nenek selalu mengajariku agar terbiasa bangun pagi.

Aku melihat ayah masih tertidur di bangku ruang tamu, lalu aku mencoba membangunkan ayah.

"ayah bangun, sudah pagi"ucapku memegang bahu ayah.

"iya nak, kamu sudah mandi? "balas ayah dengan bertanya.

"aku sudah mandi dan siap berangkat yah"balasku penuh semangat.

Setelah mereka sarapan bersama ayah mengantarkanku ke sekolah, sesampainya di sekolah ayah berpesan padaku.

"nanti kalau kamu sudah pulang sekolah langsung pulang ya, kunci rumah ayah simpan di atas pintu"nasehat ayah padaku. 

"iya ayah nanti aku langsung pulang ke rumah"balasku yang masih di penuhi semangat.

Setelah aku masuk ke kelas ayah melangkahkan kakinya pergi dari sekolah, ia pergi ke rumah mandor bangunannya ingin menanyakan ada pekerjaan atau tidak untuk dia.

"assalamualaikum..."ucap salam budi pas di depan rumah mandor.

"walaikumsalam... "balas suara perempuan dari dalam rumah.

"eh bang budi silahkan duduk dulu, sebentar saya panggilkan bapak"pinta istri mandor pada budi.

"iya terima kasih mba"balas budi sambil duduk di kursi yang ada di teras depan rumah mandor.

Tak berapa lama orang yang di tunggu-tunggu akhirnya keluar menemui budi.

"eh budi, tumben kamu main kerumahku ada apa? "tanya mandor pada budi.

"gini bang ke datangan saya ke  sini, mau menanyakan apa ada kerjaan untuk saya? "balas budi lansung ke intinya, tanpa berbasa basi terlebih dahulu.

"kalau untuk proyek yang sekitar dekat-dekat sini kayaknya sudah selesai semua bud"jawab mandor menjelaskan, sambil mengingat-ingat proyek yang belum selesai.

"kalau di luar kota masih ada bud, di sana lagi butuh banyak orang untuk kejar target"lanjut mandor lagi memberi penjelasan.

"apa kamu mau kalau keluar kota? "tanya lagi mandor memberi penawaran pada budi.

"kalau di luar kota anak saya sama siapa bang,  kasian kalau di tinggal sendirian"jawab budi memasang wajah bingung.

"apa tidak ada yang dekat-dekat saja bang, biar saya bisa pulang pergi? "lanjut budi bertanya pada mandornya.

"kalau dekat-dekat sini belum ada bud, tapi nanti kalau ada pekerjaan yang dekat-dekat sini pasti saya tawarin ke kamu bud"balas mandor memberi angin segar untuk budi.

"tapi kira-kira berapa lama bang, saya dapat pekerjaan lagi? "tanya budi dengan wajah masih bingung.

"kalau pastinya saya belum tahu juga"balas mandor yang tak bisa berkata-kata lagi.

"diminum dulu bang airnya, maaf cuma teh hangat saja"tawar istri mandor yang datang membawa dua gelas cangkir berisi teh hangat.

"iya mba terima kasih, jadi repot-repot segala"jawab budi yang merasa canggung.

"ga repot kok bang, ya sudah saya tinggal ke dalam lagi ya"balas istri mandor lalu meninggalkan mereka berdua.

Sekian lama berbincang budi pamit pulang ia merasa kecewa dengan hasil rundingannya bersama mandornya, budi bingung harus cari kerja apa lagi sedangkan sekarang ia sudah ada ridwan yang kini tinggal bersamanya.

Dalam perjalanan pulang budi melihat selembaran lowongan pekerjaan, lalu ia mendekati selembaran lowongan pekerjaan itu.

 *LOWONGAN PEKERJAAN*

Budi membaca sampai akhir ia agak bersemangat kembali setelah membaca semuanya, lalu budi ingin mencoba melamar pekerjaan itu. 

Setelah sampai di rumah ayah melihatku sedang tidur di kamarnya, ayah tidak mau mengganggu anakku yang sedang tidur. 

Lalu ayah pergi ke lemari di mana semua berkas di simpan di sana, ayah mencari ijazah sekolahnya tapi tidak ia temukan.

Disaat itu aku terbangun karena mendengar suara kegaduhan di dekat lemari berkas, lalu aku berdiri melangkah kan kaki mendekati lemari itu.

Aku melihat ayah sedang mengacak-acak isi lemari berkas yang ada di dalamnya.

"ayah sedang cari apa? Kok berkasnya berserakan begini? "tanyaku pada ayah.

"ini nak ayah sedang mencari ijazah ayah, kok ga ada ya? "balas ayah pada anakku.

"terakhir ayah simpan di mana? "tanyaku lagi pada ayah. 

"seingat ayah di dalam lemari ini"jawab ayah lagi menyakinkan.

"coba aku bantu, cariin ya yah? "tawarku pada ayah.

"iya nak, coba bantu ayah cariin ijazahnya"balas ayah singkat, tangannya masih mengacak-acak isi lemari.

Lama mencari akhirnya aku menemukan ijazah yang sedang di cari ayah.

"apa ini ijazah yang ayah cari? "tanyaku singkat sambil menyodorkan berkas bertulisan ijazah pada ayah. 

"iya ini nak, yang sedang ayah cari"balas ayah dengan wajah bahagia. 

1
desyaulia wahyuni05
I was very hurt reading it
Razanur Salsa
👍👍👍
Bisma
saat ini no komen ceritanya bagus
Nurhasanah
lanjut thor
Sarah Fadhilah mumtaz
lanjut kak
Nurhasanah
keren kak
OkitaNiken
Jadi sekarang umurnya Ridwan berapa tahun?
OkitaNiken
Ada masalah apa sih Pak Budi etega itu ga pulang-pulang selama bertahun-tahun? Minimal pulanglah sesekali lihat keadaan anaknya sendirian atau kasih nomor kontak kek biar bisa dihubungi.

Syukur ada pak Ibnu yang bener bener baik dermawan
OkitaNiken
Umur 8 tahun ditinggal sendirian di rumah? Bahkan tanpa makanan, astagaa tega sekalii/Sob/
OkitaNiken
Sedih banget bacanyaa, aku kira ayahnya Ridwan jahat karena ninggalin Ridwan tinggal sama kakek neneknya di desa. Tapi ternyata ayahnya Ridwan sebaik itu/Sob/

Semangat Thor, aku suka karyamuu
OkitaNiken
Ini kisah asli author nya kah? Astaga sedih sekali, kenapa orang tuanya Ridwan cerai?
Razanur Salsa
terima kasih kak, aku pemula dan ingin benar-benar menceritakan kisah nyata hiduku. aku hanya bisa menulis yang aku tahu aja, mohon bimbingannya kalau ada kesalahan/Pray/
OkitaNiken: Ini beneran kisah hidupmu Thor?
total 1 replies
Hiro Takachiho
Wah, cerita ini seru banget, bikin ketagihan!
Itzel Juárez
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!