NovelToon NovelToon
Legenda Kaisar Iblis

Legenda Kaisar Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Dan budidaya abadi
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Bagas pw GGWP

Wu Sheng anak dari juragan Wu seorang yang sangat kaya di desa Kapas Angin. Sebagai orang kaya sejak kecil dia hidup dengan penuh kecukupan, membuatnya menjadi pemalas.

Ayahnya memiliki beberapa pesan untuknya sebelum meninggal. Namun untuk beberapa alasan Wu Sheng tidak suka dengan ayahnya. Tapi setelah tau kalo ayahnya menyayanginya, dia merasa bersalah dan berniat melaksanakan wasiat ayahnya.

Di mulailah perjalanan Wu Sheng di jalan seni beladiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bagas pw GGWP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Paman Shi

Siulan angin bertiup pelan melewati sela-sela pohon. Menarik beberapa daun kering membuatnya jatuh ke tanah.

Jalan tanah terbentang jauh, membelah Padang rumput dan lahan pertanian. Saat ini, terdapat beberapa gerbang kereta kuda dengan banyak muatan. Di sepanjang jalan mereka bergerak dengan tenang, seperti seekor siput.

Di salah satu gerbang Wu Sheng duduk dengan wajah mengantuk. Di sampingnya ada ibunya dengan penuh senyum.

Di depan Wu Cheng duduk seorang pria paru baya dengan tubuh kekar. Kulit sawo matang, dia memiliki beberapa luka di tubuhnya. Alisnya tajam dengan tatapan tegas. Duduk tenang di depan Wu Sheng, dia terlihat seperti seorang pejuang. Terutama ketika orang memperhatikan lagi, mereka akan melihat pedang panjang di pinggangnya yang memancarkan aura dingin. Jelas dia seorang pendekar pedang.

Dia adalah paman Shi. Orang-orang memanggilnya master Shi, atau tuan Shi, bahkan ibunya memanggilnya Kakak Shi. Jadi pada dasarnya Wu Sheng tidak tau nama aslinya. Dia hanya mengikuti orang-orang dan memanggilnya Paman Shi.

Paman Shi tinggal di desa Kapas Angin, dia adalah tetangga Wu Sheng. Anehnya dia tidak punya istri dan tinggal sendirian. Hari-harinya di habiskan untuk berburu dan pergi ke rumah Wu Sheng untuk berjaga. Banyak anak-anak mengidolakannya karena kemahirannya bermain pedang. Hanya saja dia tidak mau mengajari anak-anak di desa. Jika ada yang ingin dia ajari, maka Wu Sheng adalah orangnya. Paman Shi selalu mendesak Wu Sheng untuk belajar beladiri. Hanya saja Dia selalu menolak, berpikir kalo hal-hal ini terlalu merepotkan. Dia lebih suka hidup santai.

"Tuan muda, ayahmu sudah tidak ada. Anda adalah pewaris satu-satunya. Karena umurmu sudah 15 tahun. Anda harus belajar beladiri." Paman Shi memecah kesunyian saat dia membujuk Wu Sheng lagi untuk belajar beladiri.

Wu Sheng merasa tertekan. Kenapa orang-orang menggunakan alasan kepergian ayahku untuk melakukan hal-hal yang tidak aku suka. Pertama belajar bisnis, kedua belajar beladiri selanjutnya apa? Bukankah ini akan memangkas banyak jam tidurku?

Wu wangsan di penuhi dengan senyum, dia menyetujui usulan Paman Shi. "Benar Xiao Sheng, kamu harus belajar beladiri. Itu juga wasiat dari ayahmu."

Mereka berdua tersenyum cerah, namun bagi Wu Sheng senyumnya tidak berbeda dari iblis.

Tiba-tiba kusir itu berkata.

"Nyonya Wu, apakah kita akan benar-benar pergi ke kota Wuxian melalui jalur ini? Bukan hanya kota Wuxian itu jauh. Tetapi banyak berita kalo jalur yang akan kita lewati sedikit berbahaya." Sebagai seorang kusir profesional dia sudah terbiasa berpergian dari kota ke kota. Menurutnya kota terdekat dari desa Kapas Angin adalah Black Star. Maka pilihan terbaik untuk menjual barang adalah di sana. Karena akan mengurangi banyak biaya transportasi. Namun selain kota Wuxian dua kali jarak kota Black star. Jalan yang mereka lalui di katakan sangat bahaya, dan biasa di gunakan para bandit untuk penyergapan. Untuk mencari aman biasanya Dia memakai jalan memutar, meski akan lebih jauh.

Mendengar ini Wu wangsan juga agak ragu. Dia melirik Paman Shi untuk melihat keputusannya. Sejujurnya semua yang dia lakukan adalah karena wasiat dari suaminya. Suaminya berkata untuk mengikuti semua instruksi paman Shi dan ajari Wu Sheng seni beladiri.

Lalu kenapa dia mengajari Wu Sheng bisnis. Ini semua adalah keinginannya sendiri. Sebagai ibu dia ingin putranya sukses di masa depan dan tidak kekurangan makan. Ilmu tentang bisnis juga di dapat dari suaminya. Jadi dia yakin suaminya juga setuju atas keputusannya.

Di samping itu, paman Shi tidak melarang.

Meski dia sudah hidup sebagai suami istri sejak lama. Sejujurnya suaminya di penuhi dengan misteri. Dia hanya gadis desa cantik biasa. Satu-satunya orang yang tau lebih banyak tentang suaminya adalah Paman Shi.

"Jangan terlalu banyak di pikirkan, lakukan saja." Paman Shi berbicara dengan tenang seolah dia tidak banyak perduli dengan bahaya di depan.

Kusir itu agak ragu tapi karena sudah sampai sini, mau tidak mau dia harus percaya dengan pria garang ini.

Perjalanan itu berlanjut dengan sangat tenang. Mereka juga menemui beberapa serigala di jalan yang membuat beberapa orang takut. Namun paman Shi membunuh mereka semua dengan sekali tebas. Hal ini membuat Wu Sheng tidak percaya.

Kehebatan paman Shi sudah terkenal di desa, namun baru sekarang dia melihat secara langsung kemampuannya. Hal ini meningkatkan sedikit minat Wu Sheng tentang seni beladiri. Melihat ini paman Shi terus membujuknya tetapi tidak berhasil.

Butuh setidaknya 5 hari untuk sampai di kota Muxian. Itu adalah rute terpendek yang di pilih Paman Shi. Kalo menggunakan jalan memutar seperti yang di sarankan kusir, maka setidaknya butuh 8-9 hari untuk tiba di kota tersebut.

Saat malam tiba, mereka membangun camping dan api unggun untuk penerangan dan pemanas suhu. Karena takut jika ada binatang buas yang datang, para pekerja selalu bergantian untuk berjaga.

Bulan cantik itu tergantung tinggi di atas langit, Awan-awan gelap sedikit menutupinya. Terlihat seperti seorang gadis yang pemalu.

Sebuah hutan terlihat dingin dan sunyi, angin halus menyebarkan udara dingin ke seluruh hutan. Tangisan burung dan lolongan serigala membuat suasana lebih menegangkan.

Di tengah hutan kedipan cahaya itu terlihat. Sebuah api unggun memanaskan udara dingin di sekitar. Beberapa tenda berdiri di sekitar api unggun.

Wu Sheng keluar dari salah satu tenda dengan wajah kesal. Dia ingin tidur malam ini, namun beberapa nyamuk dengan jahat mengganggunya. Ini adalah pertama kalinya dia tidur di hutan, benar-benar tidak tertahankan.

Paman Shi sedang duduk di sebuah batu di samping api unggun. Saat dia memperhatikan Wu Sheng keluar dengan wajah kesal, dia tidak bisa tidak bertanya. "Apa anda tidak bisa tidur?"

"Sangat banyak nyamuk, bagaimana aku bisa tidur?" Wu Sheng menjadi sangat kesal, banyak nyamuk di hutan itu mengganggunya.

Paman Shi hanya tersenyum. "kenapa tidak duduk di sebelahku sambil memandang bulan?"

Wu Sheng tidak mengatakan apa-apa dan melakukan apa yang di sarankan Paman Shi. Dia sedikit bergumam. "Apa bagusnya dengan bulan?"

Tapi Paman Shi mendengar nya dan berkata.

"Saat saya melihat bulan, saya seperti melihat rekam-rekan saya di masa lalu." Dia menatap bulan dengan tatapan lembut.

"Tuan muda saat aku seusiamu aku sudah berjalan di antara hidup dan mati. Pergi ke hutan bertarung dengan hewan buas. Saya harus berjuang cukup keras hingga mengorbankan banyak waktu dan usaha. Saya membunuh serigala untuk makan, dalam hal ini saya bahkan tidak tau apakah serigala itu yang saya makan atau saya yang akan di makan."

Setelah itu Paman Shi menceritakan tentang kehidupannya dulu.

Wu Sheng menjadi tercengang, tidak berharap kalo masa lalu Paman Shi seperti itu. Di bandingkan dengan dirinya, semua tampak membosankan. Dia sudah terbiasa hidup damai sejak kecil, dia melakukan apapun yang menurutnya menarik. Tapi jika di bandingkan dengan Paman Shi, itu seperti siang dan malam.

"Kenapa paman berjuang sekuat itu, bukankah hidup yang santai dan tenang lebih mudah di lakukan." Wu Sheng tidak bisa kalo tidak mengutarakan pikirannya.

Paman Shi hanya tersenyum kecut. "Tuan muda anda tidak tau, karena Saudara Wu selalu memanjakan mu sejak kecil. Anda adalah seorang yang memiliki latar belakang. Namun saya sangat berbeda, saat saya umur saya 10 tahun orang tua saya menjual saya ke keluarga besar. Meski saya tidak menyalakan Meraka, faktanya banyak keluarga kecil juga melakukan hal yang sama. Selain mendapatkan uang, itu juga efektif untuk mengurangi jumlah mulut yang harus di kasih makan."

Lalu paman Shi mulai menceritakan masa kecilnya. Dia lahir di desa Pohon Beringin, ekonomi di sana cukup sulit karena tanah yang kurang subur. Warga sekitar memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berburu hewan di hutan. Ayah paman Shi meninggal saat dia bertarung dengan sekelompok singa. Saat itu dia Baru berusia 10 tahun, Dia memiliki 2 kakak lelaki. Karena sulit memenuhi kebutuhan semua orang. keluarganya ahlinya memutuskan untuk menjualnya ke keluarga besar.

Paman Shi juga menjelaskan tentang bagaimana orang-orang di luar sana yang sengsara.

Wu Sheng sangat terkejut tidak mengharapkan hal seperti ini ada di dunia. Karena saat dia melihat orang-orang di desa Kapas Angin, semuanya sejahtera dan berkecukupan. Tidak ada yang kekurangan makan seperti yang di katakan Paman Shi.

Seperti memahami apa yang di pikirkan Wu Sheng, Paman Shi tersenyum dan berkata. "Desa Kapas Angin cukup beruntung karena kedatangan ayahmu. Ayahmu membangun banyak hal, Dia adalah pria yang hebat, sayangnya... " Paman Shi berhenti dan tidak melanjutkan kata-katanya. Sekarang dia menjadi sangat sedih.

Dengan semua percakapan ini hati Wu Sheng benar-benar terguncang. Dia tidak berpikir bahwa ayahnya yang selalu dia pikir tidak perduli padanya. Ayahnya yang selalu mengabaikannya kalo dia di dibully ketika bermain. Ayahnya yang selalu pulang ke rumah lambat dan melupakan hari ulang tahunnya.

Dia selalu berpikir ayahnya hanya perduli dengan pekerjaannya saja dan tidak perduli padanya. Hal ini membuatnya sedikit tidak suka dengan ayahnya. Hal ini juga yang membuat kepribadiannya tumbuh seperti sekarang. Karena ayah nya suka berkerja maka dia suka malas-malasan. Ketika ayahnya suka berkumpul dengan penduduk desa dia lebih memilih mengurung diri di kamar.

Tapi yang dia tidak tau adalah ayahnya melakukan ini semua untuk dirinya. Agar dia hidup aman dan damai, agar dia bisa makan dengan baik dan tidak melihat kekejaman dunia.

Saat dia memikirkan bagaimana dia tidak menyukai ayahnya selama ini, hatinya sedikit merasa bersalah. Setetes air mata jatuh ketanah membawa kesedihan itu. Dia sedikit terisak saat berkata dengan suara pelan. "Ayah adalah orang yang hebat."

1
Imam Sutoto
excellent story lanjut top markotop
Imam Sutoto
semangat thor lanjut
Imam Sutoto
good luck thor lanjut
Imam Sutoto
bener bener keren banget lanjut
Imam Sutoto
good job Thor lanjut top markotop story
Imam Sutoto
gile keren banget lanjut
Imam Sutoto
lanjut top markotop story
Imam Sutoto
mantap gan lanjutkan
Imam Sutoto
good luck thor lanjut
Imam Sutoto
good job Thor lanjut
Imam Sutoto
woow keren banget lanjut
Imam Sutoto
semangat thor lanjut
Imam Sutoto
buseeet keren banget lanjut
Imam Sutoto
dahsyat banget lanjut top markotop story
Imam Sutoto
semangat thor lanjut
Imam Sutoto
gile keren banget lanjut
Imam Sutoto
top markotop story lanjut
Imam Sutoto
good luck thor lanjut
Imam Sutoto
dahsyat banget lanjut
Imam Sutoto
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!