NovelToon NovelToon
Mampukah Bertahan

Mampukah Bertahan

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Menikah Karena Anak
Popularitas:165.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Redwhite

Shima merelakan suaminya menikah lagi. keturunan menjadi alasan ia rela di madu. kesulitannya dalam mengandung membuatnya harus rela berbagi suami dengan wanita lain.

Dinar, tak lagi bisa menolak keinginan ibu dan istrinya untuk menikahi Rizka.

Segala usaha sudah mereka lakukan agar Shima bisa mengandung. Namun Tuhan memang belum memberikan kepercayaan itu pada mereka.

Akhirnya dengan terpaksa Dinar mengabulkan keinginan ibu dan istrinya.

Dia hanya berharap semoga pernikahan mereka akan bahagia, karena pernikahan itu tidak di dasari perselingkuhan.

Namun, cobaan silih berganti mengguncang prahara rumah tangga mereka.

Di tambah Dinar mulai berat sebelah semenjak mengetahui kehamilan istri keduanya.

Mampukah Shima dan Dinar mempertahankan maghligai rumah tangga mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istana yang kau hancurkan

Shima pergi bersama kedua orang tuanya dan kembali ke rumah.

Dalam perjalanan Shima sesekali menyeka air matanya.

"Izinkan suamimu menikah lagi Ma. Mamah sudah cukup sabar selama ini."

"Siapa yang akan di jadikan istri kedua Mas Dinar mah?" Tanyaku penasaran, meski pikiran ini melayang pada satu orang.

"Rizka ... Dia bersedia menjadi adik madumu."

Meski sudah tahu jawabannya tak pelak hati Shima tetap terluka.

Sejak pertama bertemu dengan Rizka, Shima sudah menaruh curiga pada wanita itu. Dari tatapan matanya, Shima tahu jika Rizka menyukai suaminya.

Namun tak ada yang bisa Shima lakukan, karena tidak mungkin ia melarang perasaan Rizka.

Setelah percakapan waktu itu, Rizka kemudian mendatangi kediaman Shima.

"Mbak, izinkan Mas Dinar menikahiku," pintanya yang menurut Shima sangat tak tahu malu.

"Kamu tahu kenapa Mas Dinar di minta untuk menikah lagi?" cecar Shima.

Wanita berwajah tirus itu tak mengerti dengan jalan pikiran Rizka.

Rizka— gadis cantik dan juga mandiri, tak mungkin kalau tak ada yang menyukainya.

Kenapa dia rela merendahkan diri menjadi istri kedua? Batin Shima.

Rizka mengangguk yakin. "Aku di minta untuk melahirkan keturunan untuk mas Didi."

"Apa kamu sadar kalau kamu hanya akan di jadikan alat mencetak anak?!" meski sadar ucapannya sedikit kasar. Namun ia tetap mengatakannya.

Ia ingin menyadarkan gadis itu. Bahwa akan menjadi aneh jika menjadi istri kedua hanya karena keturunan.

"Mbak, aku rasa itu hanya persepsi mbak aja. Kalau saya mampu, semoga kedepannya kita bisa merawat anak kita sama-sama," sanggah Rizka.

"Kamu sadar kalau ucapan kamu itu menyakiti saya?"

Rizka lalu menghela napas, "soal perasaan mbak itu urusan mbak. Harusnya mbak sadar jika semua ini terjadi atas kekurangan mbak."

Ucapan Rizka sangat menusuk relung hati Shima. Meski Rizka terlihat sedikit merasa bersalah, terlihat dari ia yang menggigit bibir bawahnya.

"Kenapa kamu ingin menghancurkan istanaku?" Shima terisak. Dia merasa kalah. Terlebih lagi Rizka telah menginjak harga dirinya sebagai seorang wanita yang belum bisa hamil.

"Tak ada yang berusaha menghancurkan istanamu mbak. Aku juga membangun istanaku sendiri."

Setelah mengucapkan kata menyakitkan itu Rizka berlalu. Meninggalkan Shima yang diam terpaku.

Jika bukan karena penyakit ibu mertuanya. Shima jelas tidak rela untuk di madu.

Namun dia juga tak ingin menjadi biang masalah antara suami dan ibu mertuanya.

Andaikan bisa, dia lebih memilih mengadopsi anak.

Akan tetapi keinginan Amanda yang ingin anak dari darah daging putranya, membuatnya membuang empatinya pada Shima.

Shima tercengang, ini bukan jalan pulang ke rumahnya. Ia lantas menatap sang ayah yang berada di kursi belakang.

Apa ada hal yang terlewat? Ini jalan bebas hambatan.

Kemana orang tuanya hendak membawanya?

"Yah?" panggil Shima dengan suara tercekat.

"Ayah ngga mungkin tinggalin kamu di rumahmu sendiri. Kita pulang saja, tenangkan dirimu," jawab Anshori lembut.

Shima tak kuasa menolak. Dia memang butuh menenangkan diri. Lagi pula tak mungkin sang suami akan mendatanginya.

.

.

Setelah acara pernikahannya bersama dengan Rizka selesai, Dinar mendadak cemas sebab tak melihat keberadaan sang istri.

"Mah, Shima mana?" tanyanya pada sang ibu.

"Sudah kamu temui dulu itu tamu-tamunya mertuamu masih ada," elak Amanda yang juga bingung hendak menjelaskan keberadan menantu pertamanya pada sang putra.

Tadi hanya alasannya saja mengusir Shima dan orang tuanya, sebab bisikan-bisikan tentang Rizka sangat membuat orang tua Rizka terlihat tak nyaman, meski mereka berusaha tegar.

Padahal orang tua Rizka sendiri tak pernah meminta dirinya untuk mengusir Shima dan orang tuanya.

"Mah, jangan ngelak lagi! Di mana Shima mah!" cecar Dinar tak sabar.

"Mas ada apa?" tanya Rizka yang melihat keributan antara suami dan mertuanya.

"Riz ajak suamimu istirahat. Dinar pasti lelah," lagi-lagi Amanda berusah mengelak berbicara pada sang putra.

Dinar yang sudah habis kesabaran, segera berlalu meninggalkan ibu dan istri keduanya.

Dia bahkan tak berpamitan pada mertuanya. Hatinya di liputi perasaan gelisah karena tak melihat keberadaan istri pertamanya.

Amanda berusaha mencegah kepergian sang putra, tetapi gagal. Dinar telah pergi begitu saja membuat beberapa orang tamu terlihat bertanda tanya.

Ibunda Dinar lantas mendekati menantu keduanya yang tampak sedih.

"Maafin mamah ya. Dinar pasti pulang ke rumah nyari Shima. Padahal bisa juga di telepon. Kamu sabar ya," ujarnya menenangkan menantu keduanya.

Rizka menunduk. Hatinya terluka. Dia cemburu melihat kekhawatiran suaminya pada istri pertamanya.

Namun Rizka berusaha mengerti, dia sudah berjanji akan bersikap baik dan mengerti dengan kondisi kakak madunya.

"Enggak papa mah. Kenapa mbak Shima pulang ngga pamit mah? Kalau aja tadi mbak Shima pamit, mungkin mas Dinar enggak akan kalut kaya gini," sesalnya melihat sikap sang kakak madu.

"Entah mamah juga ngga tau, sebaiknya kamu istirahat aja. Nanti mamah suruh Dinar supaya cepat balik ke sini ya."

Orang tua Rizka lantas mendekat dan meminta penjelasan pada putri mereka mengenai kepergian sang menantu yang tergesa-gesa.

"Ke mana suamimu itu? Kenapa pergi begitu aja?" ujar Lyli, ibunda Rizka.

"Mas Dinar pulang ke rumah mbak Shima Mah," jawab Rizka sendu.

Lyli lantas mengusap punggung sang putri. Sebenarnya dia juga tak begitu setuju dengan pernikahan ini.

Namun, melihat kegigihan sang putri yang berkata mampu menerima takdir itu dia pun merelakan.

Siapa orang tua yang mau anaknya menjadi istri kedua. Meski tak di awali dengan perselingkuhan. Namun Lyli yakin cap sebagai perusak rumah tangga orang pas akan tersemat pada sang putri.

Lyli sangat tahu bagaimana perasaan sang putri pada menantunya. Sejak dulu putrinya itu sangat mencintai Dinar.

Oleh sebab itu saat Rizka merengek ingin di nikahkan dengan Dinar ia dan sang suami tak bisa menolak. Terlebih lagi saat permintaan mereka mengenai izin dari istri pertama Dinar juga di dapatkan olehnya.

"Ya sudah kamu istirahat. Ini pilihan hidupmu. Kamu harus kuat. Ingat— mamah sama papah sudah bilang kamu jangan sampai serakah. Dinar punya tanggung jawab lain selain kamu dan kamu harus mengerti itu," ucap Lyli tegas.

Selagi bisa menasehati sang putri maka Lyli akan terus menasehati putrinya agar tak terbujuk dengan rayuan setan yang memintanya untuk tamak.

Hati ibu dua anak itu gundah. Dia hanya berdoa semoga rumah tangga putrinya dan madunya akan baik-baik saja.

.

.

Sedangkan Dinar, lelaki gagah itu tampak sangat kalut. Beruntung suasana yang sudah malam membuat jalanan sedikit lengang.

Setibanya di rumah, dia merasa aneh sebab sang istri seperti tak kembali ke rumah mereka.

"Shima? Sayang, kamu di mana?" pekiknya.

Semua ruangan sudah dia jelajahi. Namun tak menemukan keberadaan istri pertamanya.

Dia lantas mencoba menghubungi ponsel sang istri. Namun sayang operator lah yang menjawab panggilannya.

Dinar mengacak rambutnya frustrasi. Ia yakin sang istri pasti berada di kediaman mertuanya.

Ponselnya berdering tertera nama sang ibu di sana. Sebenarnya dia malas untuk menjawab panggilan sang ibu.

Namun setelah panggilan ketiga, Dinar menyerah dan mengangkat panggilan ibunya.

"Ada apa mah?" tanyanya lemah.

"Kembali kesini Nar atau mamah akan bawa Rizka ke sana!" ancam Amanda.

.

.

.

Lanjut

1
Miamor Miamor
Luar biasa
♡Ñùř♡
sdh gitu aja takut,dasar gila
♡Ñùř♡
Luar biasa
Evy
yang waktu itu lho...
Rina Susilowati
jangan kasihan...anak dari pelakor nggak ada bagusnya dirawat apalagi ibunya masih gatal pingin goda suamimu
djerrih leni
terimakasih utk ceritanya author bagus, bisa di ambil hikmahnya
Liana Simon
Cerita singkat yang menarik, semangat Thor terus berkarya
Yunerty Blessa
Makasih banyak kak thor buat karya indah nya
sungguh mantap sekali 👍✌️
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘
Yunerty Blessa
akhirnya Shima merasakan kebahagiaan bersama Emilio dan anak kembar nya juga.....
Yunerty Blessa
kasian juga....
Yunerty Blessa
syukur lah kalau Amanda sudah sedar......
Yunerty Blessa
itulah balasan nya kerana suka berbuat jahat terhadap Shima
Yunerty Blessa
syukur lah kandungan Shima baik² saja.....Rizka ni benaran tidak tahu diri selalu cari masalah 😏
Yunerty Blessa
kenapa tak mahu lagi 🤦
Yunerty Blessa
mantap Emilio...jangan bagi peluang lagi 😏
Yunerty Blessa
jangan mau Shima kan masih ada Dinar,ayah nya
Yunerty Blessa
biar mampus kau Rizka...
Yunerty Blessa
Rizka juga cari masalah 🤦
Yunerty Blessa
jangan cari muka Rizka...
Yunerty Blessa
pergi saja Rizka...ada juga mertua mu jaga anak mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!