NovelToon NovelToon
Warrior Odyssey

Warrior Odyssey

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Epik Petualangan / Fantasi Isekai
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tio Charisma

Vincent, seorang mantan tentara yang kehilangan salah satu kakinya dalam kecelakaan tragis, tersesat di dunia fantasi setelah terjebak dalam karakter video game favoritnya yang memiliki tubuh biomekanik.

Terpaksa menghadapi makhluk mitos dan tantangan baru, dia menggunakan keahlian tempur dan strateginya untuk bertahan hidup. Dengan bantuan teknologi biomekanik, Vincent mengumpulkan informasi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman di dunia ini, sambil menemukan makna baru dalam hidupnya dan menghadapi tantangan dengan tekad yang kuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tio Charisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

New World: First Battle

Suara gemuruh pertempuran pecah, bergema di antara pepohonan. Senjata-senjata berdentum dan teriakan para Goblin memecah hening siang hari. Dalam terangnya matahari yang menyilaukan, Vincent La Norgen berdiri tegak, revolvernya terarah pada serangan-serangan para Goblin yang datang dari segala arah.

Dengan suara nyaring, revolver Vincent meledak, membelah keheningan hutan dengan dentuman yang mengejutkan. Kepala makhluk itu pecah dari kekuatan tembakan, menyebabkan materi otak yang menjijikkan berceceran ke mana-mana. Vincent menahan rasa jijik yang menggelora di dalam dirinya, mengingatkan dirinya bahwa dia telah melihat hal-hal yang jauh lebih mengerikan di medan perang.

Sementara itu, para makhluk kecil lainnya tidak terpengaruh oleh kematian rekan mereka. Mereka bergerak maju bersama-sama, mengeroyok Vincent dengan keganasan yang ganas. Namun, Vincent tidak tinggal diam, dia mundur dengan cepat, menjauh dari serangan mereka dengan hati-hati. Dia tahu bahwa dia harus menjaga jarak agar tidak terjebak di tengah-tengah serangan dan menjadi sasaran empuk bagi para Goblin yang lapar akan darah.

Dengan keakuratan tembakan yang teliti, Vincent berhasil menjatuhkan makhluk hijau satu per satu. Untungnya, dalam mode terakhir permainannya, Vincent membawa senjata yang terkenal dengan kekuatan serangnya yang mematikan: Colt Python, dipasangkan dengan peluru Hollow-Point Bullet. Jenis peluru ini terkenal karena kemampuannya mengembang saat terkena benturan, menyebabkan kerusakan yang lebih besar tanpa risiko menembus terlalu dalam. Itulah yang membuat Vincent mampu dengan mudah memecahkan kepala makhluk hijau tersebut.

Dari segerombolan Goblin yang menyerangnya, dia berhasil membunuh sembilan. Namun, ketika dia menarik pelatuk revolvernya lagi, suara hampa menggema melalui hutan.

Klik! Klik! Klik!

"Sial! Aku kehabisan peluru," desis Vincent dengan nafas terengah-engah, menatap ke dalam silinder kosong revolvernya dengan rasa frustrasi yang melanda.

Colt Python yang dipegang oleh Vincent memiliki kapasitas enam peluru di masing-masing senjata. Meskipun senjata ini mematikan dalam game dan kenyataannya, namun satu kekurangan dalam senjata ini adalah proses isi ulang yang relatif lama, dan tidak akan efektif jika digunakan dalam kondisi seperti ini.

Dengan napas yang terengah-engah, Vincent memandang ke dalam silinder kosong revolvernya, merasakan ketegangan yang melanda di tengah pertempuran yang semakin memanas. Dia tahu bahwa dia harus bertindak cepat jika ingin bertahan hidup. Hanya satu hal yang di pikirkan oleh Vincent saat ini: lari menjauh, mengisi ulang senjata, dan menyelesaikan semua ini dengan membunuh sisanya.

Dengan tekad yang teguh, dia melangkah mundur, matanya terus memperhatikan gerakan para Goblin yang mendekat. Dia mencari celah di antara serangan-serangan mereka, berharap bisa membuat jarak dan memberinya waktu yang cukup untuk mengisi ulang senjatanya. Kedua revolvernya tetap dipegang erat, siap untuk digunakan begitu dia mendapat kesempatan.

Vincent dengan cepat membuat keputusan untuk berlari menjauh dari pertempuran yang semakin memanas, memilih untuk mencari tempat yang lebih terbuka daripada terus berada di dalam hutan yang gelap dan terbatas. Pertama, karena pandangannya menjadi terbatas di antara pepohonan yang rapat. Kedua, karena para makhluk hijau dapat dengan mudah bersembunyi di dalam rimbunnya pepohonan atau semak-semak, membuatnya sulit untuk membidik mereka.

Setelah beberapa saat berlari, Vincent akhirnya menemukan dataran terbuka yang tampaknya lebih cocok untuk situasi saat ini. Dengan cepat, dia menyimpan salah satu revolvernya kembali ke dalam holster dan mulai mengisi ulang senjata yang lain dengan hati-hati. Sesekali, dia melihat ke belakang untuk memastikan jaraknya dari para Goblin yang mengejarnya. Ketika dia merasa cukup aman dengan jarak yang ada, dia berbalik dengan tekad yang teguh, siap untuk menyelesaikan pertempuran yang tengah berlangsung.

Vincent berdiri di dataran terbuka, senjata yang terisi penuh kembali di tangan. Dia memandang dengan tajam ke arah para Goblin yang masih mendekat, tetapi kali ini dengan sikap lebih tenang dan fokus. Keringat mengalir di wajahnya yang penuh tekad, dan matanya memancarkan kecerdasan dingin.

Semburat angin menggema di antara pohon-pohon, sementara langkah kaki Vincent menyapu daun kering di bawahnya.

"Sudah saatnya mengakhiri ini," gumam Vincent, suaranya yang tegas menghantam hutan. Dia melangkah maju, siap untuk menghadapi sisa Goblin yang tersisa. "Kalian takkan menghentikanku."

Para Goblin, sekarang menyadari bahwa mereka berhadapan dengan musuh yang tangguh, memberikan suara desisan mengancam. Namun, mereka tetap maju dengan serangan liar, dipimpin oleh satu Goblin yang tampak lebih besar dan berotot.

Vincent, dengan sikap dinginnya setelah mendapatkan kembali kepercayaan dirinya, melibatkan diri dalam pertempuran yang semakin memanas. Dia menghindari serangan dengan gerakan yang lincah, menghindarkan diri dari setiap pukulan dan serangan para Goblin. Setiap tembakan yang dilepaskan dari revolvernya mengenai sasaran dengan sekumpulan suara letupan yang tajam, merobek tubuh Goblin itu satu per satu.

Namun, kehadiran pemimpin Goblin yang lebih besar memberikan tantangan baru. 'Goblin Leader' itu melompat maju dengan cepat, memegang pedang yang terlihat lebih berbahaya dari senjata Goblin lainnya. Vincent memperketat pegangan revolvernya, mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman ini.

Dalam pertempuran yang berlangsung, Vincent mulai menunjukkan keunggulan strategisnya. Dia mengambil keuntungan dari lingkungan, memanfaatkan dataran terbuka untuk melihat dan mengantisipasi gerakan musuh. Dengan gerakan yang cepat dan lincah, dia berhasil mengecoh pemimpin Goblin, memanfaatkan setiap peluang untuk memberikan pukulan kritis.

Namun, keberhasilan Vincent tidak datang tanpa harga. Seiring berjalannya waktu, dia mulai merasakan kelelahan fisik yang menyusup. Meskipun terlatih dalam pertempuran di dunia virtual, tubuh biomekaniknya merespons dengan intensitas yang lebih tinggi dalam pertempuran dunia nyata ini.

Goblin Leader, meskipun terluka, tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Dia menggertakkan giginya dan melancarkan serangan terakhirnya dengan keberanian yang mengesankan. Vincent mengantisipasi serangan itu, melompat ke samping dengan lincah, tetapi pedang Goblin menyentuh salah satu komponen biomekanik di kakinya.

Suara gemerincing logam terdengar saat pedang menghantam komponen biomekanik.

Vincent merasakan kejutan listrik yang menyapu tubuhnya, menyebabkan ketidaknyamanan yang tajam. Namun, dia tidak membiarkan rasa sakit itu mengalahkan dirinya. Dengan tekad yang teguh, dia melanjutkan pertempuran, menangkap momen yang tepat untuk mengakhiri perlawanan Goblin pemimpin.

Bang!

Dengan tembakan akhir yang teliti, Vincent menghentikan perlawanan pemimpin Goblin. Makhluk itu jatuh dengan dramatis, menyusun akhir dari pertempuran yang panjang dan melelahkan. Dataran terbuka yang sebelumnya diwarnai keganasan kini kembali hening, hanya tersisa langkah kaki Vincent yang terdengar di antara rerimbunan pohon.

Vincent, meskipun terengah-engah dan terluka, mengambil napas dalam-dalam. Dia melihat sekeliling, mencari tanda-tanda bahaya tambahan. Saat dia meyakini bahwa pertempuran telah berakhir, langit di atasnya tampak lebih tenang. Hutan yang sebelumnya diramaikan oleh gemuruh pertempuran sekarang kembali ke dalam kedamaian.

Pertempuran melawan para Goblin memperkuat tekad Vincent. Dia menyadari bahwa di dunia virtual atau nyata, tantangan selalu ada. Dengan langkah mantap, Vincent melangkah keluar dari dataran terbuka itu, bersiap menghadapi petualangan berikutnya.

1
Sampah Satu
semangaat
Tio Charisma: Makasih dukungannya! /Smile/
total 1 replies
Sampah Satu
lanjutkan
Sampah Satu
good
Sampah Satu
bagus
Tio Charisma
/Smile/
➳βC᭄☠Agatha➳☠ᴍ֟፝ᴀғɪᴀ
jangan lupa mampir kembali ya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!