Karmila gadis yatim piatu yang mencoba peruntungan di ibukota karena mendapatkan beasiswa di salah satu universitas ternama. Suatu malam tanpa sengaja ia bertemu pria mabuk dan menolongnya.
Tapi sayang, niat baiknya justru membuat dirinya berakhir dengan kehilangan kesuciannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazwa talita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2 KEJADIAN SETELAH MABUK
"Kau harus melayaniku, Olivia ... seperti kau memuaskan laki-laki itu." Rayyan berbisik dengan suara serak, kemudian menarik tangan Karmila dan memeluknya dengan erat.
Karmila berusaha memberontak, melepaskan diri dari Rayyan. Akan tetapi, tenaganya kalah kuat dari Rayyan.
"Lepaskan aku, Kak, aku mau pulang!" Karmila berteriak ketakutan.
"Olivia .... "
"Aku bukan Olivia, Kak. Lepaskan aku!" Karmila kembali berteriak, tetapi Rayyan seolah tak peduli. Dia benar-benar sudah kehilangan akal. Dalam ingatannya, gadis di depannya itu terlihat seperti Olivia, kekasih yang sudah mengkhianatinya.
Rayyan mendorong Karmila ke atas ranjang dan menin**dihnya, mencoba menci**um bibir gadis itu dengan paksa. Sedangkan Karmila, terus mencoba melepaskan diri dari Rayyan, dengan berteriak sekuat tenaga.
Akan tetapi, Rayyan seolah tuli, bahkan tampak semakin beringas. Dengan kasar, ia merobek baju Karmila, hingga bagian at*as tubuhnya terlihat.
Karmila terus berteriak sambil menangis pilu, sekuat tenaga ia terus memberontak, tetapi tenaganya benar-benar tidak sebanding dengan Rayyan. Sampai akhirnya, gadis itu pun hanya bisa menangis, pasrah menerima nasib.
Niat hati ingin menolong pria mabuk, karena kasihan melihat pria itu terjatuh dan hampir tak sadarkan diri. Namun, sungguh malang, niat baiknya malah berakibat fatal buat dirinya.
*****
Rayyan meremas rambutnya kuat, ia menarik napas panjang setelah mengingat semua yang terjadi semalam.
Pandangannya terhenti di pintu kamar mandi, terdengar suara gemericik air di dalam sana.
'Sial! Apa yang udah gue lakuin?Gue memperkosa seorang gadis?' Rayyan menatap ke arah noda merah yang melekat pada kain sprei.
Dengan gusar, Rayyan berdiri mondar- mandir di depan pintu kamar mandi. Sudah setengah jam ia menunggu, tetapi, orang yang ada di kamar mandi belum keluar juga.
"Apa masih lama mandinya?" seru Rayyan sambil mengetuk pintu. Namun, tidak ada jawaban.
"Cepetan mandinya, gue pengen buang air!" Rayyan kembali berteriak. Masih belum ada jawaban dari dalam sana.
Rayyan keluar kamar menuju kamar mandi di dekat dapur, karena dia sudah tidak bisa menahan hajatnya.
"Dia mandi apa tidur sih, lama banget!" gerutu Rayyan, kesal.
Setelah Rayyan masuk kembali ke dalam kamar, pintu kamar mandi itu masih tertutup. Merasa penasaran, Rayyan mengetuk pintu itu.
"Halo ... apa lo masih lama di dalam? Lo mandi apa tidur sih?
Perasaan udah lama banget dari tadi!" serunya kesal, sambil terus menggedor pintu, tetapi dalam kamar mandi hanya terdengar gemericik air yang mengalir dari shower karena sama sekali tidak terdengar suara orang.
Kesal campur penasaran, akhirnya setelah berpikir panjang, Rayyan membuka pintu kamar mandi.
"Ternyata nggak di kunci. Kalau tahu nggak dikunci, dari tadi udah gue buka aja," gerutu Rayyan.
Pelan-pelan ia membuka pintu. Pandangan pertama yang dia lihat adalah shower yang menyala. Manik mata Rayyan terhenti ke arah bathtub.
Kedua matanya terbelalak kaget bercampur panik. Kedua kakinya seolah terpaku pada tempatnya. Tubuhnya bergetar, kedua matanya masih menatap tajam, tak percaya dengan apa yang dia lihat di depannya.
"Oh, Tuhan ... apa yang terjadi?!"
Di dalam bathtub, terlihat sosok gadis cantik dengan wajah pucat pasi dan mata terpejam. Namun, yang membuat Rayyan kaget bukan gadis itu, melainkan air di dalam bathtub yang berwarna merah seperti darah. Ragu-ragu Rayyan mendekat, menatap sekilas ke arah gadis itu. Pria itu mencelupkan jarinya ke dalam air dan menempelkan ke indera penciumannya.
"Ya, Tuhan ... ini benar-benar darah." ucapnya frustasi.
Rayyan mengangkat tubuh polos gadis itu dari bathtub dan bergegas keluar dari kamar mandi, kemudian membaringkan tubuh gadis itu ke atas ranjang.
Rayyan membuka lemari, mengambil kemeja miliknya, kemudian memakaikannya pada Karmila. Tidak mungkin dia membawa gadis itu keluar dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.
Bergegas, Rayyan berlari keluar dari apartemen sambil menggendong Karmila menuju rumah sakit.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, Rayyan terlihat panik. Pria itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Sesekali, ia melirik ke arah gadis di sampingnya.
"Bertahanlah! Kau harus selamat. Kalau tidak, seumur hidup, aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku."
hamil lagi deh si kamila
udh sadar blm dari koma