NovelToon NovelToon
Istri Tengil CEO Tampan

Istri Tengil CEO Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Poligami / CEO / Percintaan Konglomerat
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.6
Nama Author: neng_yanrie

Rembulan anak kedua dari pasangan pak Hermawan dan Ibu Tika, Rembulan anak yang keras kepala dan bertingkah laku seperti wanita yang berbeda, selalu ceria dan polos. Rembulan menyetujui perjodohan dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Tepatnya ia di jual oleh orang tuanya karena hutang akibat perusahaan Papahnya yang bangkrut, dan banyak hutang yang harus di bayar oleh Papahnya.

Apakah Rembulan mau dan menerima perjodohan tersebut???

Yuk kepoin ceritanya 💃💃💃

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 02

"Jam berapa nih baru pulang? Masih ingat pulang kamu, hah," pekik Papah Hermawan yang menunggu putrinya dari sore hingga tengah malam baru pulang, ia yang baru tahu jika Rembulan keluar dari rumah setelah ia mengatakan hal itu, ia yang sudah kesal ingin segera menghukum putrinya yang selalu membantah.

"Papah," gumam Rembulan yang menatap kearah Papahnya dengan tatapan yang mematikan. Ia yang tak akan lolos dari hukuman yang akan sang Papah berikan.

"Dari mana?" tanya Papah Hermawan dengan suara tingginya, ia tak tahu jika dirinya sudah tak tahan dengan tingkah laku putrinya yang membuat ia geleng-geleng kepala.

"Main, Pah," jawab Rembulan dengan jujur, ia tak tahu jika sang Papah sudah murka dengan kelakuannya.

"Ini jam berapa?" tanya Papah Hermawan, ia ingin memberitahukan jika seorang gadis tak baik keluyuran sampai tengah malam.

"Jam 11:45, Pah. Papah kenapa tanya jam? Mau sholat malam ya," tanya Rembulan yang membuat Papah Hermawan tak kuat lagi dan ia pun menarik tangan putrinya untuk masuk kedalam dan memberi hukuman.

"Masuk," titah Papah Hermawan pada Rembulan yang tak mengerti harus masuk ke dalam kamar mandi.

"Ngapain, Pah. Rembulan gak kebelet pipis, Pah." tolak Rembulan yang seolah mengingat di masa lalunya saat ia masih kecil selalu di temani saat ia kebelet ingin pipis.

"Kamu gak boleh keluar dari sini belum Papah memerintahkan untuk keluar, paham." jelas Papah Hermawan yang memberi hukuman pada Rembulan untuk masuk ke dalam kamar mandi yang ada di belakang tempat para pembantunya itu.

"Takut, Pah. Rembulan juga ngantuk," rengek Rembulan, ia yang takut pada kegelapan di tambah lagi di ruangan yang membuat dirinya semakin takut.

"Ini hukuman mu, Ulan. Agar kamu tak mengulangi perbuatan mu lagi," jelas Papah Hermawan yang meninggal putrinya di dalam kamar mandi setelah ia kunci dari luar. Ini adalah satu-satunya cara agar Rembulan kapok dan tak mengulangi perbuatannya lagi.

"Pah..., bukain, Ulan takut, Pah. Ulan janji tak akan mengulangi itu lagi," ucap Rembulan yang semakin takut di dalam kamar mandi yang tak luas itu.

Berkali-kali Rembulan berteriak meminta ampun dan tak akan mengulangi perbuatannya lagi, ia yang seolah hanya ingin menenangkan hatinya saat tadi pagi sang Papah memintanya untuk menikah dengan seorang pria yang tak pernah ia kenal.

Tangisan Rembulan yang terdengar begitu lirih, ia yang takut dengan kegelapan di tambah dengan ruangan yang tak terlalu luas.

"Pah, iya, Ulan mau nikah dengan pria itu asal keluarkan Ulan dari sini, Pah. Ulan takut, Pah," ucap Rembulan dengan Isak tangisnya, ia yang pasrah dengan apa yang orang tuanya lakukan.

"Yang benar?" tanya Papah Hermawan yang ingin memastikan jika perkataan dari putrinya benar jika dirinya mau menerima perjodohan itu.

Tidak ada jawaban dari pertanyaan Papah Hermawan membuat seorang pria baya tersebut mengetuk pintu agar putrinya menyahut dari dalam.

"Ulan, Ulan, Ulan." panggil Papah Hermawan sampai tiga kali.

Bukan jawaban yang Papah Hermawan dengar tapi tangis Rembulan sangat memilukan, ia seolah sudah tak kuat berada di dalam kamar mandi.

"Jawab dulu apa kamu mau menikah dengan anak teman Papah,?" tanya Papah Hermawan yang ingin memastikan untuk kedua kalinya.

"Iya, Pah. Ulan mau asal buka dulu pintunya," teriak Rembulan yang sudah melemah ia yang takut sendirian di dalam ruangan yang gelap dan sempit tersebut.

"Ok, Papah buka ya, tapi kamu harus menepati janji jika kamu sudah menerima perjodohan itu," ucap Papah Hermawan yang senang karena putrinya itu mau menerima perjodohan itu dengan cara seperti ini.

Cek lek.

"Ayo masuk dan ganti pakaian mu," titah Papah Hermawan yang tersenyum sambil memapah putrinya yang lagi ketakutan dengan getaran tubuh merasa takut.

"Masuk lah dan tidurlah," titah Papah Hermawan yang memapah putrinya itu sampai depan kamarnya setelah itu berlalu meninggalkan putrinya yang sudah masuk kedalam kamarnya.

Di dalam kamar Rembulan merebahkan tubuhnya yang masih merasakan getaran rasa takutnya, sang Papah seolah tahu kelemahan putrinya itu.

"Berasa anak tiri gue kalau gini caranya," gurutu Rembulan yang masih lemes. Sang Papah begitu tak main-main dengan hukuman yang satu ini.

Ceklek..

"Ulan minum dulu ya, jangan selalu membantah perkataan Papah mu, Ulan. Ini demi kebaikan mu, tak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anak pada pria yang tak baik, Papah sudah berteman dengan pak Haris Bagaskara dan begitu dengan putranya. Jadi jangan pernah kecewakan kami ya, sayang." pinta Mamah Tika, ia tak bisa berbuat apa-apa kecuali mendoakan dan meyakinkan pada putrinya yang kami ambil saat ini pada Rembulan sudah tepat.

"Kamu akan tahu mengapa Papah selalu kekeh ingin menikahkan kamu dengan putra dari temannya Papah itu," ucap lembut sambil memeluk putrinya untuk ia beri pengertian agar Rembulan bisa menerima semuanya.

"Tapi Ulan masih muda, Mah. Tak tahu dengan pria itu," balas Rembulan yang begitu hangat dalam pelukan wanita yang tak bersayap itu selalu meneduhkan dirinya walaupun ia suka cari gara-gara.

"Sekarang kamu tidur ya, ingat pesan Mamah. Jadilah istri yang baik setelah kamu sudah sah menjadi istrinya dan Mamah pinta jangan pernah mengecewakan kamu ya," pesan Mamah seolah ada sesuatu dari perjodohan ini, Rembulan yang di buat bingung dan ingin tahu alasan yang masuk akal atas perjodohan ini.

Setelah berlalunya sang Mamah, Rembulan pun merebahkan tubuhnya selesai mengganti pakaian dengan baju tidurnya dan mengingat lagi pesan sang Mamah yang begitu mendukung jika dirinya harus menikah dengan pria yang tak tahu muka itu.

"Semoga saja bukan pria tua yang ingin menikah dengan bocah seperti ku, aku takut, takut seperti yang di ceritakan oleh Sifa," gumam Rembulan yang masih terbayang dan mengingatnya saat Sifa menceritakan tentang seorang tetangganya yang kini hamil muda dan suaminya tak pulang. Entah nasib seperti apa yang akan Rembulan dapatkan dari perjodohan ini. Ia bahagia kah, atau sebaiknya. Rembulan pun yang berpikir keras hanya menggelengkan kepalanya dan memukul kepalanya itu.

"Bisa-bisa pecah ini kepala mikir terlalu banyak, mending gue tidur lah," ucapnya lagi yang sudah tenang setelah datangnya sang Mamah. Ingin sekali tidur di temani oleh Mamahnya tapi itu semua tak mungkin di tambah Papahnya begitu galak.

Setelah menemui putrinya dan menenangkan ketakutan pada kegelapan, ia yang telah melahirkan dan membesarkan Rembulan sudah tahu karakter dan kepribadian putrinya itu terutama yang takut pada kegelapan.

Pah apa sebaiknya kita putuskan saja perjodohan ini, Mamah gak tega melihatnya, Pah. Rembulan terlalu muda," ucap Mamah Tika yang membujuk sang suami agar membatalkan perjanjian yang lama dengan temannya itu dalam perjodohan anak-anaknya.

"Gak bisa kayanya gitu, Mah. Janji harus janji dan kita harus menempati sebuah janji itu," tolak Papah Hermawan yang masih kekeh dengan yang di lakukannya. Ia pun merasa tak tega melihat raut jawab putrinya itu terlihat sedih tapi semua sudah terlanjur dalam perjanjian itu.

Perdebatan antara suami istri tersebut tak memiliki jalan keluar satu-satunya adalah hanya itu tetap dengan perjodohan.

.

.

.

"Ulan, bangun sayang. Ayo siap-siap kita akan pergi menemui calon mertua mu untuk melanjutkan perjodohan ini dan pak Haris Bagaskara ingin melihat mantunya yang cantik ini," titah Mamah Tika sambil menggoda putrinya, sang suami sudah berbicara dan kelanjutannya akan di bahas pagi ini setelah sarapan.

"Ulan masih ngantuk, Mah. Sebentar lagi ya," nego Rembulan pada Mamahnya, ia sedari malam tak bisa tidur di tambah bayangan jika dirinya seperti tetangga yang di ceritakan oleh Sifa.

"Tidak bisa, Ulan. Ayo siap-siap," tolak Mamah Tika yang menarik putrinya agar cepat bangun dan bergegas ke kamar mandi.

"Mah," panggil Rembulan dengan suara serak had bangun tidur. Ia akan menanyakan tentang alasan yang tepat yang kekeh Papahnya ingin menikahkan putrinya.

"Apa?" tanya Mamah Tika yang mengurungkan niatnya untuk keluar.

"Apa alasan kalian kekeh dengan perjodohan ini beri Rembulan keyakinan atas semuanya baru Ulan mau dengan perjodohan ini." desak Rembulan yang ingin tahu alasannya.

Belum sempat Mamah Tika menjelaskan untuk memberitahukan tentang masa lalunya saat ia dan suami terpuruk dalam keadaan ekonomi yang sulit.

"Papah sudah punya janji jika perusahaan Papah berhasil berkembang dari bantuan teman Papah itu, Papah menawarkan satu permintaan padanya untuk Papah kabul kan. Dan teman Papah hanya ingin meminta anaknya menikah dengan salah satu putri Papah." jelas Papah Hermawan yang menjelaskan semua tentang perjodohan yang begitu bodoh saat temannya itu meminta salah satu putri menjadi istri dari putranya. Dan lebih kagetnya jika anak dari Pak itu meminta hanya ingin Rembulan yang jadi istrinya.

Kaget.

Tentu, ia akan menyerahkan putri sulungnya pada putra dari Haris nyatanya di tolak hanya menginginkan putri kedua yang tak lain adalah Rembulan.

"Kenapa gak kak Maya saja, Pah." sahut Rembulan yang ingin tahu kenapa tak kak Maya saja yang menjadi

"Mereka hanya ingin kamu, sayang. Jadi mengerti lah dengan posisi Papah sekarang ya," pinta sang Papah dengan raut sedihnya. Pak Hermawan tak ada raut wajah galak, tegas, dan dingin. Ia memelas pada putrinya agar Rembulan mau menerima semuanya.

"Baik lah, Ulan mau," ucap Rembulan yang sudah mengambil keputusan untuk perjodohan ini, ia tak tega melihat sang Papah yang meminta dengan cara seperti ini.

"Terimakasih, sayang. Papah begitu sayang sama kamu," jawab Papah Hermawan begitu senang dengan keputusan yang putrinya ambil walaupun di hatinya ada rasa sedih luar biasa harus menyerahkan putri kedua yang masih muda harus membina rumah tangga yang belum saatnya.

Semua bersiap-siap untuk pergi menemui calon besannya yang sudah memberitahukan tempat dimana pertemuan antara kedua keluarga ingin membahas kelanjutan tentang perjodohan itu.

.

.

.

Setelah sampai di tempat tujuan, ketiganya di persilahkan masuk oleh pelayan resto tersebut yang sudah di boxing oleh keluarga kaya raya yang tak lain adalah Haris Bagaskara.

"Mari, Tuan, dan nyonya. Tuan Haris sudah menunggunya di dalam, mari saya antar," ucap seorang pelayan yang di tugaskan untuk menyambut kedatangan keluarga yang sudah sedari tadi di tunggu.

Papah Hermawan beserta istri dan anaknya mengikuti langkah pelayan itu menuju ruang privat yang sudah di sediakan oleh resto tersebut. Rembulan yang malas hanya mengikuti saja. Ia yang tak tahu dengan pria itu dan nama saja ia tak mengetahuinya.

.

.

.

.

.

.

Entah kesalahan apa yang aku lakukan hingga Tuhan dengan cepat memberikan yang ia tak di duga dengan cepatnya. Apa ini yang di namakan JODOH...

1
Deni Prasetyawati
keren
Sisilia Fonny Alit
aneh bener
Sisilia Fonny Alit
duh ceritanya nggak mutu org kaya kok tdk punya cctv aneh banget
Sisilia Fonny Alit
bingung byk yg loncat" kejadiannya
Risma
Luar biasa
Fitria
maaf mau tanya asisten radit yg lama kmn ya?? perasaan tadinya bukan angga
NpScr EH
gila sih ini, niat nenangin pikiran ortu bukannya ngomong baik² malah dihukum kyak gini meskipun pulang malam
Ana Khumaira Sari
Luar biasa
Welma Latul
ceritanya menarik..
Rusme Juthec
kan pasti ada bekas operasi
yg menunjukan bahwa Laura sudah punya ank
Rusme Juthec
dulu saat d mall ada mata2 yg mengawasi Wulan dan melapor pada Adit

knp sekarang malah gak ada yg awasin aduuuuuhhhh
Rusme Juthec
pasti stelah ini d maafkan

😠😠😠hedeeeh
Rusme Juthec
ini pasti hasilnya tdkcocok karena yg mengurus asisten pribadi yg jg berkhianat
Rusme Juthec
kok komennya pada gak nyambung ya

apa ceritanya d ubah
NpScr EH: sama🤣🤣dari tadi nyari penyusup pebinornya si Siska kgak ada dah ga mudeng aku
total 1 replies
Safira Wan
seru banget
anita
bgus bnget thor mnurutku ceritanya gk mlenceng sm skali,jlas jg,cb tmn2 pembaca pahami bahasanya author, mungkin tta kalimat aja yg krg sempurna tp jln ceritanya gk mlenceng kok,smngat ya thor,smg kritik dr pmbc membuatmu smkin sukses,amiin.
anita
tes dna kan bisa ya laura n revan
Azisah Dg Makarra
sslalu ada yg kurang..sslalu typo
Azisah Dg Makarra
arga itu siapa sih? jelaskan ding
Azisah Dg Makarra
kayknya banyak yg salah tulis...banyak kekurangannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!