Istri Tengil CEO Tampan

Istri Tengil CEO Tampan

Part 01

Seorang gadis berumur 18 tahun adalah Rembulan, gadis periang dan cantik itu sedang duduk merenung seorang diri di kamarnya. Ia memikirkan tentang permintaan sang Ayah yang harus menikah dengan seseorang yang tak ia kenal.

Cek lek...

"Ulan, di panggil sama Papamu," ucap Mamah yang tak tega melepas anak keduanya pada pria yang sudah dari dulu di jodohkan dengan Rembulan.

"Ada apa, Mah?" tanya Rembulan yang seolah tak tahu niat sang Papah akan menjodohkan dengan anak dari teman Papahnya itu.

"Temui saja, ya," pintanya lagi, suaminya itu tak ingin di bantah dengan keinginannya.

Rembulan pun berjalan tanpa bertanya lagi, ia tak akan protes sebelum ia tahu dari mulut Papahnya itu.

Rembulan turun dari lantai satu, ia menghampiri sang Papah yang sedang duduk sambil membaca koran.

"Ada apa, Pah?" tanya Rembulan yang duduk di kursi sebelah dekat sang Papah.

Papah Hermawan meletakkan koran tersebut dan menatap wajah putrinya dengan wajah datarnya tanpa ekspresi ceria.

"Papah akan menikahkan kamu dengan anak teman Papah," sahut Papah Hermawan dengan nada serius.

"Aku gak mau, Pah. Ulan masih muda," tolak Rembulan dengan mentah-mentah, ia yang baru lulus sekolah dan belum melanjutkan kuliahnya harus mendengar kenyataan jika dirinya akan menikah di usia mudanya.

"Kamu tak bisa menolak, Ulan. Papah sudah terikat janji dengan teman Papah jika di usia mu sudah 18 tahun, kamu akan menikah dengan anak teman Papah," balas Papah yang tak mau kalah dengan sang putri kedua yang selalu ceria dengan tingkah membuat siapa saja akan senang di dekatnya.

"Pah, emang kak Maya kenapa? Kak Maya yang seharusnya menikah duluan bukan Ulan." bantah Rembulan, ia hanya anak kedua dari Kakaknya yang bernama Maya tersebut yang bertugas sebagai perawat di rumah sakit dari kota B.

"Kaka mau masih merintis karir, Ulan. Dan teman Papah hanya menginginkan dirimu," ucap Papah Hermawan saat meminta putri keduanya yang akan menjadi istri dari anak temannya itu.

"Papah jahat, apa Papah tak sayang dengan Ulan?" tanya Rembulan dengan derai air matanya yang mulai turun. Ia tak mau menikah di usia mudanya.

"Bukan Papah tak sayang, Ulan. Papah sudah terlanjur janji dan janji itu harus di tepati bukan,"

"Kan ada Kak Maya, Pah." ucap Rembulan yang sedih, ia belum merasakan masa muda dan melanjutkan kuliahnya yang sudah ia impikan.

"Tak ada penolakan apa pun kamu harus mengikuti apa yang Papah ucapkan." ucap Papah Hermawan begitu tegas setelah itu meninggal putrinya dengan sang istri yang terdiam hanya menjadi pendengar yang baik.

"Mah, aku tak mau menikah," rengek Rembulan pada sang Mamah yang tak tega melihat putrinya seperti itu.

"Mamah tak bisa membantumu, sayang. Kamu harus mengikuti apa mau Papah mu iya?" ucap Mamah Tika yang tak bisa membantu apa yang inginkan putrinya itu.

"Suruh Kak Maya pulang saja, Mah. Biar Kak Maya yang menikah dengan anak temannya Papah." ucap Rembulan yang membujuk sang Mamah agar Kakaknya lah yang menjadi mempelai wanitanya.

"Apa kalian tak sayang dengan Ulan, hah. Kalian hanya menjadikan umpan atas perjanjian kalian yang konyol itu." bentak Rembulan yang meluapkan emosinya.

Plak...

Tangan Mamah Tika dengan entengnya menampar putrinya itu, yang tak sadar saat Rembulan meluapkan emosi karena penolakan.

"Mamah tampar Ulan? Mamah tak sayang lagi dengan Ulan?" ucap lirih Rembulan sambil meringis karena kesakitan, ia pun bangun dan berlari ke kamarnya.

"Apa yang sudah aku lakukan pada putriku, maafkan Mamah, Ulan." lirih Mamah Tika yang merutuki kebodohannya karena menampar putrinya sendiri.

.

.

.

Di dalam kamar Rembulan menangis sejadi-jadinya, ia tak mengerti jalan pikiran kedua orang tuanya yang tega menikahkan dirinya dengan pria yang tak ia kenal.

Rembulan pun mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang yang entah itu siapa, hatinya begitu dongkol dan ingin meluapkan kekesalannya dengan temannya itu.

"Kita ketemuan ya, aku tunggu di tempat biasa," setelah mengatakan hal itu Rembulan bergegas turun setelah ia mengganti pakaiannya.

Rembulan pergi tanpa pamit pada kedua orang tuanya, ia hanya memberitahukan pada pembantu kalau dirinya akan keluar sebentar.

#Resto

Rembulan mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok teman dekatnya yang selalu ada untuk di saat sedih maupun senang.

"Kenapa sih sedih banget, habis di marahi Papah mu ya yang super galak itu," ucap Sifa yang menebak jika temannya itu habis kena hukuman gara-gara tingkahnya yang membuat kedua orang tuanya geleng-geleng.

"Lebih dari itu, Sif. Nih lihat mamah gue habis nampar gue," adu Rembulan sambil menunjukkan bekas tamparan Mamah yang masih membekas.

"Gila gadis banget nyokap lu ya, Lun. Emang ku buat salah apa sampai nyokap lu marah?" tanya Sifa yang ingin tahu.

"Gue mau di jodohkan, Sif. Sama-- entah lah, gue tak tahu dengan pria yang akan menjadi suami ku itu." jawab Rembulan sambil menyeruput minuman Sifa yang ia pesan.

"Woy, itu punya gue, sana pesan." bentak Sifa, ia hanya bercanda ingin mengembalikan raut wajah ceria temannya itu.

"Ya elah, minta dikit doang," balas Rembulan yang duduk di depan Sifa, ia pun menceritakan apa yang terjadi pada temannya yang selalu ada untuknya.

"Oh, iya, Lun. Tetangga gue juga nikah muda sekarang lagi hamil tuh dan sampai sekarang lakinya gak pulang-pulang," ucap Sifa yang memanasi temannya yang seolah takut untuk menikah muda, Rembulan membayangkannya saja sudah tak sanggup di tambah dengan cerita Sifa yang membuat ia merasakan hal yang sama.

"Kok gue makin takut ya? Gimana kalau cowok itu jelek, item, terus suka main perempuan," ucap Rembulan yang membayangkan semua itu yang ia ucapkan.

"Semoga saja gak, Lun. Kan jodoh tak ada yang tahu,' jawab Sifa yang seolah ia paling benar.

.

.

.

Tak terasa hari mulai gelap, Rembulan pulang di jam yang mulai larut malam, ia pun melihat sekeliling rumahnya saat baru sampai, ia tak ingin ketahuan dan di marahi lagi oleh kedua orang tuanya terutama Papahnya yang super galak itu.

"Selamat, untung pada tidur tuh orang tua yang durjana." gumam Rembulan sambil menenteng sepatunya, ia berjalan dengan pelan sambil melihat-lihat takut ada seseorang.

Baru beberapa langkah ia menginjakkan kakinya di teras depan rumah yang mulai sepi tak ada siapapun, Rembulan pun membuka pintu tersebut dengan pelan agar penghuni rumah tersebut tak curiga dengan tingkah tengilnya itu.

"Aman, pintunya gak di kunci. Emang keberuntungan banget ini," ucap Rembulan dengan pelan sambil cekikikan dengan pelan.

Cek---

Belum di buka pintu itu baru saja menekan kenop pintu itu suara yang tak asing bagi Rembulan mengagetkan dirinya yang lagi was-was.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jam berapa nih baru pulang? Masih ingat pulang juga hah..

Terpopuler

Comments

Safira Wan

Safira Wan

seru banget

2023-08-19

0

Nirmala

Nirmala

ooi

2023-06-28

0

Cherry🍒

Cherry🍒

wuaaah awalan cerita ini kayaknya seru lanjut baca ah

2023-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Prat 03
4 Part 04
5 Part 05
6 part 06
7 Part 07
8 part 08
9 Part 09
10 part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Prat 03
4
Part 04
5
Part 05
6
part 06
7
Part 07
8
part 08
9
Part 09
10
part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!