"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.
"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.
Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.
Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.
Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.
Happy reading Baby.... 🥳
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[Yakin?]
Mobil taksi itu berhenti tepat di parkiran basement apartemen milik Cheryl dan Badai. Yah, keduanya memang tinggal di hunian elit yang sama.
Badai membayar taksi lalu keluar dari mobil dengan wajah acuhnya. Cheryl menyusul turun, kemudian berlari mensejajarkan langkahnya dengan kaki-kaki besar milik Badai yang mulai memasuki sebuah lift.
Di depan pintu masuk mereka langsung menemui alat transportasi vertikal yang sudah langsung terbuka dan kosong.
Ting ... Pintu lift tertutup.
Cheryl menyengir, matanya acap kali berkedip saat memandangi wajah Badai dari samping, ia menyandarkan punggungnya pada permukaan dinding lift, menikmati keindahan ini. Jarang-jarang Badai mau satu lift dengannya meski tinggal di apartemen yang sama.
"Jangan menatapku seperti itu!" Badai menghunus kerlingan menyayat pada Cheryl.
"Cuma menatap, nggak ngarep memiliki kok, jadi di mana letak kesalahannya? Bukannya semua orang punya hak asasi manusia? Termasuk menatap sesuatu yang dikagumi." Sanggah Cheryl.
Badai memutar bola mata kemudian berjalan mendekati gadis itu. Cheryl tersenyum saat kedua tangan Badai berada di sisi kiri dan kanan lengannya.
Untuk pertama kalinya, ia memiliki kedekatan yang cukup tipis dengan pemuda idamannya, jantung Cheryl berdebar kencang hingga saliva turun ke tenggorokan begitu lancar.
Badai sedikit membungkuk. "Kau yakin tidak ingin memiliki ku?" Bisiknya. Sengaja Badai bermain-main dengan gadis stalker ini.
"Cheryl cukup sadar diri saja, Cheryl bukan tipe mu." Sambung Cheryl. Dan Badai hanya tersenyum sekilas.
Badai menyadari sesuatu yang pasti, detik ini juga ia tahu bahwa kecantikan seorang Cheryl terlihat dominan setelah disaksikan seksama.
Cheryl cantik dengan mata birunya, hidung mancungnya, bibir merahnya, terlebih ukuran pipi yang pas, tidak terlalu tembam juga tidak terlalu tirus.
Cheryl memiliki tinggi yang pas, tidak pendek tapi tidak juga terlalu tinggi, yang ada dalam benak Badai adalah tubuh seksi Cheryl nyaman untuk dipeluk.
Manik matanya sedikit turun menatap kedua bukit kembar yang menyembulkan belahan indah di sana, putih mulus dan cukup terawat.
"Kamu sudah pernah pacaran?" Badai bertanya dengan suara berbisik pelan.
Cheryl gugup, ini kali pertama Badai menganggap dirinya ada dan begitu mesra terasa. "Belum." Geleng nya.
Badai semakin mengikis jarak diantara mereka. Entah ke mana perginya penghuni apartemen ini, kenapa tak ada yang menaiki lift dan menyelamatkan degup jantung Cheryl.
"Apa tidak ada lagi pemuda yang kau kagumi selain aku?" Tanya Badai. Wajahnya kian sejajar, bahkan napas keduanya saling bertabrakan.
"Tidak ada." Cheryl mulai terbata-bata.
Aroma napas Cheryl seperti balita. Badai laki-laki normal, tentu saja ia memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi terhadap gadis cantik seperti ini. Bertahun-tahun ia mengabaikan Cheryl, entah angin dari mana yang mampu membuat dirinya luluh untuk berdamai.
"Kau yakin tidak akan pernah menerkam ku? Meski aku di hadapan mu seperti ini?" Seringai kecil terbit di sudut bibir Badai.
Cheryl memejamkan mata setelah cukup nyaman menghela aroma napas pemuda idamannya. Inginnya tak tergiur, karena ia sadar Badai tak pernah menyukai dirinya.
"Kau yakin tidak mau mencium ku, hmm?"
"A-aku." Terbata-bata, Cheryl mencoba menekan rasa canggungnya. Dadanya naik turun, deru napas mulai kacau, gejolak dan gairah mudanya mendominasi diri.
Badai terkikik kecil. "Kamu belum pernah ciuman?" Tanyanya.
"Be-belum."
Badai berbisik di telinga. "Aku beri gratis kalau kau mau."
Detik berikutnya Cheryl membuka mata, tatapannya terarah luruh pada bibir sensual milik Badai.
Bag tersihir oleh wangi permen yang Badai telan sebelumnya, Cheryl menempelkan bibirnya pada bibir pemuda tampan itu.
Mata Badai mendelik penuh, tak dinyana Cheryl yang terkenal cantik dan polos ini mau memberikan ciuman pertama padanya.
Badai melerai kecupan Cheryl. Secara seksama ia menatap dalam-dalam netra biru gadis itu. "Kau tidak takut padaku?"
"Ti-tidak."
"Tapi kau bergetar." Badai dibuat penasaran hingga raba tangannya sampai pada perut kecil gadis itu. "Kau tidak takut aku menginginkan mu?"
"Ti-tidak." Entah setan apa yang merasuki, Cheryl nyaman dengan sentuhan lembut yang terasa asing bagi tubuhnya.
Badai memainkan tangannya, mengusap dan menggelitik pinggang ramping Cheryl. "Kau bahkan belum pernah berciuman, bagaimana kalau ternyata aku ingin lebih dari ini."
Badai menyelusup kan tangannya hingga masuk menyentuh sesuatu yang seharusnya tidak boleh ia sentuh.
Cheryl mendongak, deru napas itu membuat rasa penasaran Badai semakin tinggi. "Aku akui kamu cantik. Tapi kau terlalu polos untuk ku."
"Ahh." Cheryl tak kuat menahan desah. Di bawah sana jemari-jemari Badai telah mengutak-atik sesuatu yang sangat sensitif.
Cheryl meletakkan kedua tangan mungilnya pada tengkuk leher Badai. Ia menjingkat kakinya agar mudah meraih bibir pemuda tampan itu.
Badai mundur. Ia lepaskan tangannya dari milik Cheryl. Bibirnya tersenyum getir memandangi wajah kecewa Cheryl.
"Kamu bukan tipe ku." Badai keluar dari lift setelah pintu terbuka di lantai unit milik mereka.
Cheryl meredup raut wajahnya. Langkah pelannya menyusul Badai keluar lalu berjalan menuju pintu unit apartemen miliknya. Perasaan cinta yang lama ia junjung tinggi kini berhasil menghempas dirinya jauh-jauh.
"Stalker!"
Suara Badai membuat Cheryl menoleh, seketika matanya membulat saat pemuda tampan itu meraih tengkuknya untuk menyatukan kedua bibir mereka.
Badai memejamkan mata menikmati setiap kecapan yang begitu hangat. Sebelah tangannya membuka pintu apartemen miliknya. Lalu, detik berikutnya Badai menarik tubuh Cheryl agar masuk ke dalam apartemennya.
Pergulatan bibir masih terlaksana, dan dengan rakusnya Cheryl mengikuti permainan romansa Badai. Mungkin Badai hanya bercanda saat mengatakan dirinya bukan tipe ideal. Buktinya, Badai begitu menikmati setiap detik kebersamaan yang menggairahkan ini.
"Aw." Cheryl terduduk di sofa saat tak mampu menepis serangan tubuh Badai yang lalu menindih dirinya.
"Cheryl."
"Hmm?" Keduanya saling menatap penuh hasrat. Ini hal tergila, dan benar-benar gila bagi kehidupan seorang Cheryl. Pertama kalinya ia mendapat respon dari Badai, hingga dengan mudahnya ia merelakan ciuman pertamanya.
"Pulanglah. Aku takut menerkam mu."
Badai beranjak dari posisinya. Ia duduk menunduk saat menyuruh gadis polos itu pergi. Setidaknya, sebelum gairah mudanya kembali bergejolak.
"Aku menyukai mu Badai. Aku menyayangimu. Dan aku mau menjadi pacarmu." Cheryl menyentuh lengan Badai.
Pemuda itu menoleh. Wajah ayu Cheryl cukup mampu meruntuhkan sikap arogan yang menghalangi hasratnya, ia tahu rasa ini tidak akan lebih dari keinginan satu malam saja. Selama bertahun-tahun dikagumi Badai tak pernah mau melirik gadis itu.
"Pulang atau aku melakukan sesuatu yang mengerikan padamu." Usir nya.
"Aku tidak masalah."
Badai mengernyit. "Kau yakin tidak takut padaku hmm? Kau yakin mau melakukannya dengan ku? Kau yakin kau juga menginginkannya?"
Cheryl bahagia hanya mendapatkan tatapan mata seperti ini saja. Apa lagi jika sampai kulit-kulit mereka bersentuhan kembali. Lama sudah Cheryl memimpikan hal ini.
"Aku yakin aku menginginkan mu." Badai kembali menyambar bibir Cheryl setelah mendapat anggukan kepala gadis itu.
Inilah dunia fana, indahnya begitu terasa saat setan menjadi bagian dalam pesta lenguh para remaja. Desah Cheryl terdengar merdu bahkan membuat Badai candu.
semoga bahagia slalu ya kalian ☺️