BELUM DI REVISI!!!
Fatimah Az-Zahra, seorang wanita yang baru saja merasakan patah hati, tapi siapa sangka kedua orang tuanya merencanakan sesuatu yang mau tak mau harus ia ikuti.
Ia harus menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali terlebih laki-laki itu seorang Gus, anak dari seorang kyai.
Mau tahu kelanjutannya ceritanya mari kita kepoin....
Kalau gak suka skip aja....
Selamat membaca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon limr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
...~ happy reading ~...
Makan malam tiba, semua keluarga Zahra sudah berkumpul di meja makan untuk makan malam.
Mereka makan dengan khusuk, sekali kali Meraka melempar candaan. selesai makan malam, kedua orang tua Zahra dan Kakek nenek memilih untuk ngobrol di ruang tamu. Tapi Zahra lebih memilih menyelesaikan tugasnya kampusnya.
" Nak, boleh nenek masuk" ucap nenek Ainun dari luar kamar.
" Masuk saja nek" Jawab zahra
" Kamu lagi ngerjain tugas kampus kamu ya nak" Tanya nenek Ainun.
" Iya nek, Zahra lagi ngerjain tugas dari dosen yang nyebelin banget, masak di kasih tugas banyak banget" curhat Zahra
Nenek Ainun terkekeh melihat sang cucunya satu ini " dosennya ganteng tidak? " Ucap nenek Ainun
" Tidak "
" Tidak ? Hm lemah" canda nenek Ainun, ia tertawa melihat sang cucu cemberut.
" Iih nenek, Zahra serius lho" Zahra cemberut.
" Iya maafin nenek, kamu kapan libur nak?"
" Mungkin satu bulan lagi nek, soalnya Minggu depan mau ujian"
" Setelah ujian libur kan ? "
" Iya nek"
" Pas libur ke rumah nenek ya"
" Gimana ya" Zahra pura-pura untuk berpikir.
" Gak kasihan apa lihat nenek mu ini"
" Hehe iya deh, nanti kalau ayah izini Zahra ke rumah nenek"
" Janji" Nenek Ainun mengangkat jari kelingking nya untuk menautkan jarinya dengan sang cucu.
" Janji" senyum nenek Ainun bahagia.
***
Lain halnya untuk kakek Zaki dan Ahmad. mereka cenderung membicarakan anak gadis Ahmad, siapa lagi kalau bukan Zahra, cucunya sendiri..
" Bagaimana cucu ku Ahmad? "
" Alhamdulillah Zahra baik seperti yang Abah lihat"
" Apa kamu yakin Ahmad "
" Saya yakin Abah"
" Tapi kenapa ada kesedihan di mata cucuku? " Pertanyaan kakek Zaki itu sontak mendapatkan tatapan yang mendalam dari Ahmad.
Kakek Zaki hanya tersenyum melihat respon anaknya ini. " sudah ku duga kamu pasti tidak tahu kesedihan cucuku "
" Tapi apa yang membuat Zahra sedih bah, Zahra tidak pernah cerita sama sekali tentang masalahnya"
"Wah lagi bahas apa sih, kok serius banget" kata Maryam, bunda Zahra. maryam menaruh nampan yang ia bawa tadi di atas meja.
" Tidak bahas apa-apa nak, duduk lah nak" ucap kakek Zaki
" Maryam, apa Zahra pernah menceritakan masalah ke kamu" Tanya Ahmad serius.
" Santai saja Ahmad, kenapa kau terlalu terburu buru. Biar kan istri mu duduk dengan tenang dulu. "
" Ada apa ini, apa ada masalah dengan Zahra" Tanya Maryam kebingungan.
" Abah bilang Zahra menyembunyikan kesedihannya, apa dia ada cerita dengan mu"
" Tidak ada, Zahra memang menceritakan kesehariannya, tapi dia tidak ada cerita tentang masalahnya."
" Udah gak usah di pikirkan, nanti biar Abah yang bicara sama Zahra."
Kedua pasangan halal itu saling melihat dengan pikiran yang sama. Apa masalah yang sedang di hadapi anaknya. Kira kira begitulah pikir mereka.
" Abah " teriak nenek Ainun
" Jangan lari lari nanti kamu jatuh, entar badan mu encok lagi." Tegur kakek Zaki " ada apa, kenapa kamu kelihatan bahagia Ainun " tanyanya lembut.
" Kata cucuku tadi, nanti pas dia libur dia akan tinggal di rumah ku" ucap nenek Ainun " Dan kalian berdua harus mengizinkan Zahra untuk itu"
" Tapi umi za--" ucap Maryam langsung di potong sama ucapan nenek Ainun " tidak ada tapi tapian"
" Baiklah umi, terserah mau umi aja" ucap Ahmad
" Beneran Ahmad, kamu emang anak ku yang paling ngerti dengan umi mu ini"
Ahmad memang anak dari seorang kyai, tapi setelah menikah ia memilih untuk tinggal di kota karena pekerjaannya.
Awalnya Abah dan sang ummi menentang semua keputusan Ahmad. Tapi Ahmad terkekeh Karas dan tak lupa menjelaskan apa tujuannya tinggal di kota.
Sampai akhirnya kedua orang tua mengijinkannya tinggal di kota, dengan catatan harus sering mengunjungi pondok.
Tapi akhir-akhir ini Ahmad jarang sekali mengunjungi pondok dengan Alasan Zahra tidak bisa meninggal kuliah dan juga kesibukan dirinya.
***
Zahra sudah menyelesaikan tugas kuliahnya tapi biasanya Zahra tidak langsung tidur ia langsung membuka hpnya.
"Ra, kok kamu ninggalin aku sih😤"
" Tega kali kau"
" Aku muter-muter nyari kamu tapi tahunya kamu sudah Pulang"
" Tega banget kamu😭"
Zahra yang membaca chat dari sahabatnya, ia merasa bersalah.
"Maaf yu, aku tadi buru buru hehe"
"Tapi bisakan gak bikin panik orang😤"
" Aku chat dari Jam sebelas siang, kamu bales nya jam sepuluh malam 😤"
"Nyebelin tahu"
... "Hehe maaf, aku baru buka hp. Soalnya nenek aku lagi di rumah, jadi dari tadi siang gak buka hp hehe"...
" Iya udah aku mau tidur dulu"
Zahra hanya membaca chat ayu, dan berpindah ke aplikasi Instagram. Baru saja ia menskrol layar hpnya. Ia melihat postingan laki laki yang ia kagumi.
Ia tidak menyukai postingan itu, dia langsung membuka kolom komentar. Hampir yang komen cewek semua dengan memuji, dan ada juga yang komentar dengan "aku siapa jadi makmum mu"
Dan masih banyak komen yang Zahra tidak baca, karena membaca komen dari wanita yang mengagumi laki laki yang ia kagumi hanya menambah sesak di dadanya.
" Astaghfirullah, kenapa di sini sesak sekali" tangannya memegang dadanya.
Zahra terus saja beristighfar, dia tahu ini salah, dan mungkin ini berlebihan tapi Zahra juga hanya manusia biasa jadi mau gimana lagi dia juga hanya manusia bisa.
...🍒🍒...