Aisyah seorang gadis lembut nan ramah, dihadapkan pada kenyataan harus menikah di umur yang sangat muda. Ia terpaksa menerima lamaran dari seorang pemuda yang katanya, hanya dialah seorang pemuda yang bisa menerima dirinya apa adanya.
Padahal kenyataannya berbanding terbalik seperti yang dikatakan oleh pemuda itu.
Aisyah terlahir dari seorang wanita yang mengalami gangguan jiwa. Ia dilahirkan oleh seorang ibu yang penyakitnya tiba tiba saja kambuh, jika ada orang yang menyebutnya sebagai wanita pembawa sial.
Aisyah mengalami ketidak Adilan ketika ia masih kecil sampai ia tumbuh remaja. Belum kering luka lama yang digoreskan karena ia terlahir dari seorang wanita gangguan jiwa, kini ia dihadapkan pada kenyataan, jika dirinya harus menyandang status janda diumurnya yang masih sangat muda.
Pernikahan nya harus kandas tepat dua hari pernikahan nya.
Inilah kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aisyahrani
Gadis manis nan lembut itu masih terisak didalam kamarnya. Tangannya terus bergerak memasukkan baju kedalam tas ransel kumuh miliknya. Tas peninggalan ayahnya, sebelum ia pergi dan tak pernah kembali lagi.
Gadis itu sesekali terdengar mengumpat. Hatinya begitu sakit mendengar hinaan dari suaminya. Suami yang baru dua hari ini menikahinya.
Andai ia bisa memilih, ia tak mau menikah dengan pemuda itu. Tapi semua sudah terjadi. Inilah yang harus dijalani dimasa depan.
Status janda yang tersemat dinama nya akan ia bawa kemana pun ia pergi.
Gadis itu termenung memikirkan nasibnya dan juga ibunya. Ia merenungkan dua hari kemarin sebelum ia menerima lamaran pemuda itu. Ia terisak mengenangnya.
Flashback
'' Assalamualaikum Mbak.. Rani.. kalian ada didalam kan?? ini Bude!'' ucapnya dibalik pintu yang masih tertutup.
Seorang gadis berjalan terburu-buru sambil mengelap tangannya asal, ia berlari kedepan dan menjawab salam.
'' Wa'alaikum salam..'' sahutnya, seraya membuka pintu dengan lebar. Ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
Terlihat disana Bude Risma sedang tersenyum lembut padanya. '' Apa kabar Nak.. kamu sehat? Ibu mu mana??'' tanya nya dengan wajah heran. Ia menerima uluran tangan gadis itu untuk disalaminya.
'' Bude Risma... Alhamdulillah aku sehat! Ibu ada dikamar mandi lagi aku mandiin. Ayo Bude masuk! silahkan duduk. Aku kebelakang dulu ya mau beresin Ibu.'' imbuhnya, seraya berlalu meninggalkan bude disana yang duduk lesehan dikarpet.
'' Ya.'' sahutnya.
Beberapa menit kemudian, gadis itu keluar dengan membawa ibunya yang sudah bersih dan wangi. Walau sesekali ia mengoceh tidak jelas. Itu tak membuatnya jenuh dalam mengurus ibunya.
'' Sini Bude bantuin, kamu ambil baju ibu kamu, Bude yang mengelap seluruh tubuhnya.''
'' Iya Bude..'' sahutnya seraya berlalu meninggalkan Bude Risma yang mengurus ibunya.
Bude Risma begitu telaten mengurus adiknya itu. Ia tak marah dan tak juga merasa bosan karena mengurusi adiknya yang kena gangguan jiwa.
Gadis itu keluar dan membawa sepasang baju untuk dipakaikan kepada ibunya. Bude mengambil baju itu dan memakaikan nya dengan penuh perhatian. Walau sesekali adiknya itu memberontak tak mau dipakaikan baju olehnya, tapi ia tetap memakaikannya.
Setelah urusannya selesai dengan adiknya, kini giliran ia ingin berbicara pada ponakannya itu.
'' Rani! ada yang ingin Bude sampaikan padamu. Sini dulu duduk, biarkan ibumu duduk disitu. Ia tak akan kemana-mana.'' imbuhnya, membuat Rani mengangguk dan berpindah duduk di dekat budenya.
'' Ada apa Bude? Apakah ada hal penting??'' tanya nya.
Bude Risma mengangguk.'' Ya, ini menyangkut kehidupan mu setelah ini. Bude hanya minta, apapun yang akan Bude katakan kamu harus memikirkan nya matang-matang.'' imbuhnya lagi, seraya menatap dalam ponakannya itu.
Rani menatap Bude nya heran.'' Memangnya ada apa sih Bude? Kok kesannya Bude kayak berat gitu ngucapin nya. Masalah kehidupan ku?? Memang ada apa sih Bude? Jangan buat aku bingung atuh..'' imbuhnya, membuat Bude Risma tersenyum dan mengusap lembut kepala nya yang tertutup hijab.
'' Kamu anak baik Rani, Bude harap apa yang Bude katakan ini bisa kamu cerna dengan baik ya??'' imbuhnya, ia menatap manik mata hitam Rani dalam. Rasanya tak tega untuk mengatakannya, tapi ini memang harus. Rani terus saja menatapnya. Bude Risma menghela nafas nya. '' Ada seseorang yang ingin datang menemui mu, ia ingin melamar mu menjadi istrinya. Tadi malam ia datang bersama ibunya kerumah Bude untuk bertanya tentang mu. Bude lihat kamu sudah dewasa, kamu berhak memilih pasangan hidupmu kelak. Ini kesempatan bagus, jadi jangan disia siakan. Kamu tau kan pandangan orang terhadap keluarga kita? Semenjak ibumu seperti itu, keluarga kita sering dicemooh oleh orang. Bude takut kamu akan jadi perawan tua jika tidak segera menikah. Maka dari itu semalam Bude menerima pinangan pemuda itu untuk menjadikanmu istrinya! Bude harap kamu bersedia ya??'' pintanya dengan harap.
Rani mematung. Ia terdiam tidak tau harus menjawab apa. Bingung. Itulah yang ia rasakan.
Satu sisi ada ibunya yang harus ia urus dan rawat. Satu sisi lagi Bude Risma yang begitu baik selama ini padanya.
Lama ia terdiam, ia terkejut ketika Bude menepuk bahunya.'' Bagaimana sayang? apakah kamu bersedia menerima lamaran itu??'' tanya bude Risma.
Rani menghela nafasnya. '' Baiklah, jika itu yang Bude inginkan! Tapi biarkan aku mengenal pemuda itu terlebih dahulu. Kapan mereka datang kesini Bude??'' tanya nya.
Bude Risma tersenyum.'' Siang ini! makanya Bude sekarang ada disini, untuk membantu mu menyiapkan sesuatu yang perlu untuk disiapkan sebelum kedatangan mereka.'' ujarnya, membuat Rani membulatkan matanya.
'' Siang ini Bude?? Nggak salah Bude?? Secepat itukah?? Aku belum siap siap Bude.. ini lagi belum masak.'' ucapnya panik.
Bude Risma tertawa.'' Kamu tenang saja sayang, Bude udah siapkan semuanya kok. Tuh udah Bude taruh diatas meja!'' tunjuknya, membuat Rani lega. Ia pikir, Bude belum menyiapkan semuanya.
'' Baiklah Bude, ayo kita bersiap!.'' ujarnya sambil tersenyum.
***
Siang harinya tiba.
Rani mendengar suara motor diluar rumahnya. Ia jadi penasaran, apakah itu tamu yang akan bertamu kerumah nya. Rani mengintipnya dari jendela.
Terlihat seorang pemuda memakai kemeja kotak-kotak, celana jeans warna biru serta topi yang menutup kepalanya. Dan juga Rani melihat, seorang ibu paruh baya, berdiri disamping pemuda itu.
Pemuda itu berbalik dan merangkul tangan ibunya, ia membawanya kedepan pintu. Rani yang melihat mereka datang segera bersiap.
Tok tok tok
'' Assalamualaikum..'' pemuda itu mengucapkan salam.
Terdengarlah suara sahutan dari dalam.'' Wa'alaikum salam..'' Bude Risma membuka pintu lebar lebar untuk tamunya.
'' Mari.. silahkan masuk! sebentar ya saya panggilkan Rani dahulu." imbuhnya seraya berlalu dari sana menuju kedapur untuk memanggil Rani.
Sesampainya disana Rani sudah siap dengan minuman ditangan nya yang di taruh diatas nampan.
"Kamu sudah siap Nak??" tanyanya.
Rani tersenyum dan mengangguk." Siap Bude!" imbuhnya mantap.
Mereka segera berlalu keluar. Sesampainya disana ia melihat pemuda yang tadi dilihatnya ada disana duduk lesehan bersama ibunya.
Pemuda itu tersenyum menatap Rani. Dan dibalas senyum oleh Rani.
" Perkenalkan ini yang namanya Aisyahrani, putri tunggal adik saya. Seperti yang kalian dengar jikalau ibunya benar mengalami gangguan jiwa." imbuhnya lirih diujung kalimat.
Pemuda itu mengangguk." Ya saya tahu, jika ini adalah Aisyah. Gadis kecil yang dulu pernah saya lihat ketika ia terpeleset masuk parit. Ternyata ia sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik ya?" pujinya, membuat sang empu tersipu malu.
" Ya, inilah gadis yang pernah kamu tolong dulu saat ia kecelakaan. Sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik!" puji Bude Risma.
Rani tersipu lagi. Tapi tidak untuk seseorang disana, wajahnya datar tanpa ekspresi. Tidak menunjukkan ketertarikan nya pada gadis sederhana itu. Jika bukan karena putranya, ia malas untuk berkunjung ke rumah orang gila. Pikir nya.
'Apanya yang cantik? cantik dari mana? lebih cantikan calon aku si Nita! ini mah, nggak ada apa-apa nya! hanya seonggok sampah yang rela dikutip oleh putraku! jika bukan karena Fatih menginginkan gadis ini, maka aku tidak akan Sudi berbesan dengan ibunya yang gila itu!' bisiknya dalam hati.
Rani malu malu menatap pemuda itu, Bude Risma paham. Karena ia juga pernah muda.
Saat Rani ingin memberikan secangkir teh pada Fatih, Rani kaget mendengar ibunya memanggil namanya lengkap dengan Bin nya.
'' Aisyahrani binti Muhammad Alamsyah!!''
Deg!
💕
TBC
Assalamualaikum Thor lanjuuut...