Suami Sewaan Nona Muda Arogan
Seorang wanita muda cantik berpakaian hitam, keluar dari dalam mobil Alphard berwarna putih yang ia tumpangi. Beberapa orang pelayan juga berseragam serba hitam mengahampirinya dengan kepala tertunduk. Beberapa pelayan lain, menurunkan koper dari bagasi. Ya, ia baru saja pulang dari Melbourne Australia.
Hari ini langit begitu gelap tanpa cahaya matahari yang menerangi, seolah mengerti dengan suasana duka yang lekat mengiringi. Mansion mewah yang begitu luas, kini sesak akan tamu yang turut berdukacita atas meninggalnya, seorang Miliader ternama di kota itu, dan semua orang yang datang dari kalangan bisnis.
"Nona Elisa, akhirnya Anda datang juga Tuan besar sudah tiada." Wanita paru baya itu menangis seraya memeluk Elisa yang baru saja memasuki pintu utama. Sementara yang di peluk, hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Elisa Eduardo, adalah anak tunggal dari Mendiang Edo Eduardo. Kini ia resmi menyandang status sebagai anak yatim piatu. Saat semua orang nampak terisak-isak, namun berbeda dengan ekspresi yang di tunjukkan gadis berusia dua puluh lima tahun tersebut.
Tatapan matanya begitu kosong tanpa linangan air mata dan raut wajah datar tergambar jelas. Ia kembali melangkahkan kakinya dengan lemas, menuju tempat pembaringan sang Papa yang telah terbujur kaku. Semua orang yang berkerumun membuka jalan untuk pewaris tunggal keluarga Edoardo itu.
Elisa duduk bersimpuh di hadapan sang Papa, ia menyibak kain penutup untuk melihat wajah pucat pasih yang sudah tak bernyawa. Buliran air mata mulai keluar dari sudut matanya, ia menangis namun wajahnya tak menunjukkan ekspresi kesedihan, malah tersirat ekspresi kekecewaan dan luka masalalu yang begitu dalam.
Pa, akhirnya aku bisa bebas dari sangkar emas yang selama ini membelenggu ku, kenapa hanya dengan cara ini Papa membebaskan aku? Apa di saat terakhir pun aku tidak berhak untuk bicara dengan Papa ku sendiri, batin Elisa.
Selama dua belas tahun hidup bagai putri dari kerajaan yang terasingkan, kini ia kembali saat orang terakhir yang berharga dalam hidupnya telah tiada. Badai di masalalu menempa ia menjadi pribadi yang dingin dan tak tersentuh, baginya pernikahan kedua orangtuanya adalah cerminan bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya, cinta sejati.
Seorang pria paru baya berjas hitam, menghampiri dan ikut duduk bersimpuh di hadapan jenazah Edo Eduardo. "Nona, Tuan besar harus segera di makamkan, kami berencana meletakkan makam beliau di samping makam Nyonya besar."
Elisa menoleh kesamping dengan ekspresi wajah datarnya. "Tidak, aku tidak setuju jika makam Papa dan Mama ku bersebelahan, letakkan di samping kakek dan nenek ku saja."
Meski nampak kaget dan bingung, pria paru baya itu akhirnya menundukkan kepalanya, "Ba-baik Nona."
Saat pria itu berlalu pergi, Elisa kembali menatap Jenazah sang Papa. Ia mencengkram erat kedua lututnya, meski terkesan tega, ia melakukan semua itu bukan tanpa alasan. Karena dua belas tahun yang lalu saat usianya sepuluh tahun, ia memiliki sebuah janji yang tak akan pernah ia lupakan dan akhirnya janji itu berakhir, hari ini.
"Ma, aku sudah memenuhi janji ku, apa Mama senang? Aku tidak akan pernah membiarkan Papa mengganggu Mama, meski di alam kubur sekalipun," gumam Elisa.
***
Di tempat dan kawasan yang jauh berbeda. Seorang pria muda nan tampan sedang sibuk bergelut dengan mesin mobil seorang customer. Pria itu nampak sangat ahli mengotak-atik mesin, meski tubuhnya nampak kotor karena oli mesin namun tak mengurangi ketampanannya.
Wanita berpakaian seksi sang pemilik mobil sibuk memperhatikan montir mobil itu dengan tatapan aneh. Seakan baru saja mendapatkan makanan lezat yang siap untuk di santap. Ia beberapa kali memperhatikan bagian otot tangan sang pria yang terlihat sangat kekar, sesaat kemudian wanita itu membuang pandangan keseimbangan arah saat pria itu berjalan kearahnya.
"Mobil Anda sudah selesai di perbaiki," ucap Pria itu seraya mengelap keringat di bagian dahinya.
"Apa kamu yang bernama Reynald?" tanya wanita itu.
"Iya benar," jawabnya singkat.
"Kamu tampan sekali, apa kamu punya waktu malam ini?" tanya wanita itu saat sudah berdiri dari posisinya.
"Maaf saya sedang sibuk akhir-akhir ini. Silahkan selesaikan pembayaran dengan adik saya, permisi," ujar pria itu lalu berbalik pergi.
Wanita itu nampak kesal karena merasa baru saja di tolak. Ia menghentakkan kakinya seraya berjalan untuk membayar ongkos perbaikan mobilnya.
Pria berusia dua puluh enam tahun itu bernama Reynald atau lebih akrab di sapa Rey. Ia adalah seorang pemilik bengkel mobil yang cukup sukses di kawasan itu. Selain wajahnya yang tampan, custemer juga selalu puas dengan hasil kerjanya, tak jarang ia sampai kewalahan jika para customer mulai mengungkit hal yang bersifat privasi.
"Jack, tolong kamu kerjain mobil yang baru saja datang. Aku ingin istirahat sebentar." Reynald merebahkan tubuhnya di sebuah sofa lusuh yang ada di lantai dua.
Jack yang mendengar semua tawaran wanita tadi, sontak langsung berhambur ikut duduk di sofa yang ada di depan Rey "Kenapa kamu menolak wanita cantik itu?"
"Menolak bagaimana ... kita sedang bekerja, bukan mencari jodoh." Reynald masih setia memejamkan matanya, karena ia benar-benar kelelahan.
"Bengkel ini sudah hampir lima tahun berjalan, dan kamu sudah menolak ratusan wanita ... Rey, kamu masih normal kan?" Jack menutup bagian bawah perutnya dengan tangan.
Mendengar hal itu Reynald langsung membuka mata dan menoleh kearah Jack. "Gila! Ya masihlah."
"Oh aku tau ini pasti karena kamu masih berharap Sofia akan menanggapi perasaan kamu kan? ... Bro dia itu cewek mata duitan, Emaknya aja gitu."
"Diamlah, aku mau tidur."
"Kak! Ada yang nyariin tuh," sahut Melvin, adik Reynald yang tiba-tiba saja muncul dari tangga. Melvin adalah adik dan satu-satunya keluarga yang Reynald punya, sejak kecil sampai sang adik berusia sembilan belas tahun, ia yang merawatnya seorang diri.
Sontak Reynald dan Jack langsung menoleh kearah sumber suara. "Siapa yang nyariin? Kalau customer, Jack yang ambil alih kakak capek."
Melvin menggelengkan kepalanya. "Sepertinya bukan customer Kak, liat sendiri deh."
Reynald menghembuskan nafas panjang kemudian berdiri dari posisinya. Ia terlihat sangat lelah, namun ia juga penasaran siapa yang datang mencarinya.
~
Saat ini Reynald sedang duduk berhadapan dengan dua orang bertubuh kekar berjas hitam yang sedang duduk di hadapannya. Ekspresi wajahnya terlihat sangat serius saat membaca lembar demi lembar dokumen yang di berikan oleh kedua orang itu.
"Seharusnya sebelum membeli anda lebih teliti. Sejak awal tanah ini adalah tanah sengketa, dan kami yakin jika kasus ini sampai ke pengadilan EA Grup akan memenangkan hak kepemilikan tanah ini. Kami akan memberikan waktu satu bulan untuk anda berpikir," tutur salah seorang pria berjas hitam itu.
Prakk!!
Reynald menghentak meja dengan keras karena rasa marah dan kesal yang bercampur aduk jadi satu. Bagaimana tidak, ruko tiga pintu itu adalah warisan peninggalan mendiang kedua orangtuanya. Satu pintu ia tinggali sendiri, satu pintu lagi untuk usaha bengkel dan satu pintu di sewakan kepada orang lain.
Sejak kedua orangtuanya tiada, uang dari sewa ruko itulah yang membiayai kehidupan ia dan Melvin. Ia tidak akan pernah rela Ruko penuh sejarah masa kecilnya di gusur begitu saja. "Sampai kapan pun, saya tidak akan pernah pergi dari Ruko ini!"
"Tenanglah, jika anda setuju untuk menandatangani surat ini, perusahaan akan memberikan ganti rugi yang cukup untuk kamu memulai usaha lagi, bukan kah itu sudah cukup menguntungkan? Lagi pula ruko ini sudah tua, sudah tidak cocok berdiri di tengah kota metropolitan seperti ini."
Reynald benar-benar sudah kehilangan kesabarannya. Ia merobek-robek kertas itu menjadi potongan-potongan kecil. Baginya semua bukan tentang uang, tapi bagaimana ia melewati susah senangnya di Ruko itu. Ia berdiri dari posisinya seraya menunjuk kearah pintu keluar. "Keluar dari sini!"
Kedua pria itu akhirnya ikut berdiri. "Kami akan datang lagi. Jika dalam waktu yang di tentukan anda masih kekeh tidak ingin tanda tangan, kami akan membawa kasus sengketa tanah ini ke pengadilan, dan jangan menyesal jika anda di usir tanpa mendapat sepeser pun uang dari EA grup."
Bersambung 💓
Jangan lupa komentarnya+like+vote+hadiah juga ya readers 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
nuraeinieni
aq mampir thor
2024-03-08
1
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
customer say
2024-02-06
0
Wiran
lanjut cuyyy
2023-02-13
0