Iblis Dari Laut

"Kau dengar itu apa kata Purnama, enak saja kau main tuduh aku!" bentak Xavier ketika di tarik oleh Aksara.

"Ya kan kau bisa bilang sejak tadi, bukan nya cuma diam saja." Aksara menggaruk kepala yang mendadak gatal.

"Aku harus jaga rahasia, Bodoh!" kesal Xavier bukan main.

"Aku memang sengaja tidak memberi tahu banyak member, sebab aku juga belum menangani masalah ini." jelas Purnama.

"Ku pikir hanya yang dekat dengan kau saja yang di beri tahu." sewot Aksara.

"Jangan sampai mulut mu itu ku jambak ya, Aksara!" sentak Purnama naik darah.

"Ya kenapa kau tidak memberi tau, kalau kau memberi tahu maka bisa saja kami semua akan membantu." sengit Aksara.

"Masalah nya tidak simpel begitu, tapi karena sekarang semua sudah tahu maka tidak perlu lagi untuk di sembunyikan." Purnama pasrah saja setelah para member semua telah mengetahui tentang bebasnya Zahra.

"Ini kami perlu menemani Arya di sana atau tidak?" Jeno langsung bertanya kepada Purnama.

"Tunggu saja dulu kabar dari Arya karena katanya nanti malam dia akan memimpin ritual untuk pengusiran iblis." ujar Purnama.

"Ah aku berangkat sekarang saja kalau begitu, pengusiran iblis bukan hal yang mudah dan ini yang di usir adalah Zahra sehingga nanti pasti akan ada saja masalah." Maharani yakin dan dia segera pergi.

Sebab Maharani tidak bisa melepaskan adik nya begitu saja karena dia pun mengetahui bahwa Zahra adalah iblis yang begitu licik dan tidak akan pernah bisa di kalahkan dengan mudah, mana Maharani juga tahu bahwa Arya masih menyimpan luka yang begitu dalam setelah kematian Fatma di masa lalu.

Jadi nanti takutnya Zahra malah mengolok-olok Arya dengan berbagai macam ucapan pedas yang mengarah pada kematian Fatma itu, maka dari itu Maharani memutuskan untuk segera menyusul Arya di Pulau agar tidak ada lagi masalah yang bisa membuat kehebohan lebih parah dan sampai membuat celaka bagi yang sedang menangani.

Purnama masih tidak bisa pergi menuju Pulau karena sekarang keadaan Putra bungsunya tidak bisa di tinggal walau hanya sebentar saja, Zayden tidak pernah seperti ini karena bisa di katakan dia tidak dekat dengan Purnama tapi sekarang setelah demam dan ada kejadian Zahra lolos maka Zayden seolah tidak ingin di tinggal oleh Purnama.

Jadi mau tidak mau Purnama menunda kepergiannya menuju Pulau dan melepaskan masalah itu untuk Arya dan yang lain dulu, bila nanti keadaan sang anak sudah lebih baik maka dia akan segera menuju Pulau itu dan mengurus apa yang telah terjadi di sana tentang Putri sulung nya yang sangat jahat.

Arya sekarang sudah bisa di percaya karena dia bila sudah terdesak maka bisa mengeluarkan kekuatan yang cukup besar dan bahkan bisa di bilang hampir setara dengan milik Purnama, setelah kematian Fatma memang Arya rajin berlatih diri agar dia menjadi pria yang kuat dan tidak lemah seperti dulu yang hanya bergantung kepada Purnama.

Mungkin trauma itu membuat dia menjadi pribadi yang lebih baik dan berusaha keras untuk melindungi sekarang yang masih dia miliki terutama Kiara, Putri bungsunya masih menjadi tanggung jawab penuh dan walau Kiara juga memiliki kekuatan tapi Arya tidak mungkin melepaskan Kiara begitu saja tanpa perlindungan dari dia.

"Aku bersama dengan Maharani juga!" Jeno ikut serta.

"Mungkin benar apa yang di katakan Maharani, kau tenangkan pikiran mu dulu dan urus Zayden ya." Yasmin mengusap pundak Purnama.

"Kalian pergi lah, aku mau mencari urusan ku lagi." Xavier kembali bangkit.

"Untuk apa tulang nya Adi, Vier?" Purnama saja tidak paham dengan maksud Xavier.

"Saat nanti Zahra siap bertarung maka aku akan punya pedang dari tulang Ayah mu." jelas Xavier.

"Apa itu kelemahan dia?" tanya Aksara pula.

"Ah diam lah kau, I don't want to talk to you anymore." bentak Xavier.

"Alah kumat bahasa inggris nya!" Jalak frustasi sendiri.

"Ngomong apa dia, Jalak?" Aksara tidak tau bahasa Xavier.

"Dia tidak mau bicara dengan mu lagi." jelas Jalak yang paham.

Aksara menggaruk kepala nya setelah tau Xavier ngambek dan tidak mau lagi bicara dengan dia, pasti sekarang dewa iblis sangat kesal karena tadi rencana untuk mencari tulang Adi jadi tertunda akibat ulah Aksara. makanya sekarang dia ngambek dan tidak mau berbicara dengan Aksara lagi, biar bagaimana pun Dewa iblis tetap lah seorang anak kecil tabiat nya.

"Jadi sekarang sudah di pastikan siapa yang akan pergi kepulau itu?" Nilam bertanya pada semua.

"Bila tidak keberatan maka kalian bisa pergi, silahkan siapa yang mau." Purnama memberi kebebasan untuk semua.

"Aku tidak lah." Sukma menggeleng duluan karena dia tidak ingin bertemu dengan Zahra lagi.

"Ya kau lebih baik tidak usah bertemu dengan dia, di sini saja bersama dengan aku." Gun memegang erat tangan sang kekasih.

"Masih banyak yang lain untuk mengurus dia jadi kamu lebih baik mengurus lembah kematian saja." Purnama juga paham dengan perasaan Sukma.

Sukma mengangguk karena dia memang lebih baik mengurus lembah kematian dari pada bertemu dengan Zahra, sebab nanti yang ada dia akan kembali teringat bagaimana masa lalu yang begitu kelam dan juga sengsara di buat oleh anak ular satu itu.

Masih banyak juga member yang akan bertugas mengurus Zahra bersama dengan Arya di pulau tempat pembuangan anak ular itu dulu, jadi tidak mesti harus Sukma yang akan turun tangan mengurus Zahra atau bahkan nanti ada iblis yang lain pasti akan ikut campur juga karena merasa ini adalah kesempatan untuk menjatuhkan ratu ular.

"Kita gimana, Sayang?" Aksara minta pendapat Nilam.

"Kita lihat saja dulu kabar dari Maharani, nanti kalau sudah agak mendesak baru kita datang ke sana juga." jawab Nilam.

"Agensi jangan sampai kosong karena aku takut itu semua hanya akal licik Zahra, nanti setelah kita semua pergi tahunya dia menyerang agensi." cemas Bagaskara.

"Benar, jadi lebih baik tidak usah pergi semua dan ada yang tetap stay di sini tanpa ada yang lengah." angguk Arini juga setuju.

"Bagas benar, Zahra memang sangat licik sehingga dia sudah pasti sedang memikirkan apa saja yang akan dia lakukan." Purnama juga menyetujui pemikiran Bagaskara.

"Ma, kali ini bolehkah bila aku saja yang menghadapi dia?" Kiara datang dan ingin menghajar Zahra.

Purnama terdiam tidak bisa memberikan jawaban saat ini karena dia juga belum yakin bahwa Kiara akan mampu menghadapi Zahra, sebab Zahra memang tidak bisa diragukan untuk soal kekuatan karena dia memiliki banyak kekuatan yang didapat dari juragan Adi kala itu.

Takut nya nanti justru Kiara yang akan tumbang dan ini akan menjadi permasalahan berat bagi Arya lagi, Purnama juga sadar bahwa Arya tidak mungkin mengizinkan sang anak untuk bertarung dengan Zahra karena dia pasti takut nanti ada kejadian yang sama seperti kejadian Fatma kala itu.

"Kiara pasti ingin membalas kematian Fatma." batin Purnama.

Mungkin saja Kiara ingin melampiaskan rasa sakit hati kepada Zahra setelah dia harus hidup tanpa kasih sayang seorang Ibu kandung, saat Fatma meninggal kala itu Kiara masih sangat kecil sehingga dia memang begitu butuh kasih sayang seorang Ibu.

Selamat siang besti, jangan lupa like dan komen nya ya.