Judul novel : "MY STUDENT IS MY STUPID WIFE
Ini kisah tentang NANA DARYANANI, seorang mahasiswi cantik yang selalu mendapat bullying karna tidak pandai dalam pelajaran apapun. Nana sudah lama diam-diam naksir dosen tampan di kampusnya, sampai suatu hari Nana ketahuan suka sama dosennya sendiri yang membuat geger seisi kampus.
Bagaimana dengan Sang Dosen, apakah dia juga akan menyukai Nana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gabby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GOSIP YANG MENGGEGERKAN DI KAMPUS
Rumah Nana
"Ibu, Nana pulang." Ucap Nana saat memasuki rumah lalu merebahkan tubuhnya di atas kursi dan ibu langsung menghampirinya.
"Kenapa pulangnya sampai malam Na, gak biasanya?" tanya ibu.
"Nana dihukum dosen bu."
"Ya ampun Nana, kenapa kamu selalu membuat masalah? masalah nilai belum selesai sekarang kamu membuat ulah yang lain, jangan membuat ibu dan ayah malu Na."
"Maaf bu Nana gak nakal kok, Nana dihukum karna Nana ketahuan suka sama dosen Nana, Nana dihukum menulis kalimat saya berjanji tidak akan jatuh cinta pada dosen lagi, sebanyak seribu kali." ucap Nana menekankan kalimatnya.
"Nana, Nana! kamu juga sih ada-ada saja masa naksir sama dosen, emangnya di kampus tidak ada cowok lain?" Ibu malah menertawakan Nana.
"Ada sih bu walau dia mahasiswa paling pintar dan populer, tapi Nana tidak menyukainya."
"Ayah mana bu?"
"Ayahmu sudah tidur Na."
"Tumben bu ayah tidur lebih awal?"
"Ayahmu kurang sehat Na."
"Ayah sudah minum obat bu?"
"Sudah Na, ibu memberinya obat warung."
"Andai Nana punya uang, Nana akan membawa ayah berobat ke dokter."
"Kamu jangan pikirkan soal uang Na fokus saja dengan kuliahmu, kamu masih tanggung jawab ibu dan ayah."
"Iya bu, Nana janji tidak akan mengecewakan ayah dan ibu"
Rumah Hessel
Seperti biasa Hessel sibuk bermain dengan laptopnya karna selain menjadi seorang dosen ternyata Hessel juga CEO sekaligus direktur utama menggantikan posisi ayahnya di kantor Shine Group yang bergerak dibidang produksi alat kecantikan, seperti makeup, parfum, dan lain sebagainya.
"Sibuk sekali Hes?" Mama dan papa datang duduk disamping Hessel.
"Gak kok ma, Hessel cuma membuat grafik buat rapat besok."
"Hessel, lebih baik kamu berhenti jadi dosen fokus saja mengurus perusahaan papa."
"Kenapa pa, selama ini Hessel nyaman-nyaman saja tidak pernah mengalami kendala apapun."
"Papa mau kamu fokus pada perusahaan." tegas papa.
"Tidak pa, Hessel tetap akan menjadi PNS karna itu cita-cita Hessel sekarang saat Hessel sudah menggapainya papa seenaknya saja menyuruh Hessel berhenti, Hessel tidak akan menuruti kemauan papa."
"Sudahlah pa, Hessel bisa menangani pekerjaan, papa tidak jangan memaksanya, lebih baik kita bicarakan hal lain." Ujar Mama.
Hessel diam kembali fokus pada laptopnya.
"Hes, kapan kamu akan menikah, mama dan papa semakin tua kami ingin sekali segera menimang cucu." ujar mama.
Hessel kaget mendengarnya, Hessel sama sekali belum terpikir untuk menikah.
"Nikah? Hessel sama sekali belum berpikir sejauh itu ma, Hessel mau fokus dulu dengan pekerjaan."
"Ini yang papa tidak suka dari kamu, kamu selalu mikirin pekerjaan sudah berapa usiamu sekarang, usia papa dan mama juga sudah tidak muda lagi."
"35, target Hessel menikah di usia 40 pa ma."
"Mama jadi khawatir setelah kamu ditinggal nikah oleh Laras semenjak itu juga kamu tidak pernah dekat dengan perempuan, atau jangan-jangan kamu tidak lagi tertarik pada perempuan Hes."
"Mama asal bicara saja, belum mau nikah bukan berarti Hessel tidak tertarik pada perempuan tapi Hessel tidak mau salah dalam memilih pasangan, sudah cukup Laras mempermainkan Hessel."
"Kalau kamu takut tersakiti lagi, mama dan papa punya solusinya agar kamu bisa segera mendapatkan jodohmu."
"Maksud mama?"
"Perjodohan, ya kami harus mencarikan jodoh yang baik untukmu."
"Gak ma, Hessel tidak mau, lebih biak tidak menikah sama sekali dari pada dijodohkan."
"Kalau mama dan papa harus menunggu kamu mencarinya keburu mama dan papa tua."
"Pokoknya Hessel tidak mau pa, ma."
"Ah kamu, sekarang saja kamu menolak tapi nanti setelah kamu bertemu dengan calonnya kamu tidak akan bisa menolaknya, percaya sama mama."
"Astaga ma, biarkan Hessel mencari calonnya sendiri." bantah Hessel.
"Ayo pa kita harus tidur lebih awal dan pagi-pagi besok kita akan kerumah calonnya." Ujar mama memapah papa kedalam kamar.
"Pa, ma, ini tidak adil seenaknya saja kalian membuat keputusan." teriak Hessel namun tidak di dengarkan oleh mama dan papanya.
Hessel kesal, Devan datang mengganggu Hessel.
Devan adik Hessel sekarang dia duduk dibangku SMP, Devan sangat manja dan sangat sayang pada kakaknya sehingga dia tidak akan membiarkan kakaknya salah dalam memilih pendamping hidup.
"Kak, sebaiknya kakak buat persyaratan saja."
"Syarat apa Dev, memangnya kita bisa menolak keputusan mama dan papa."
"Yang mau nikah siapa? kakak kan. Jadi kakak harus meminta mama dan papa mencarikan gadis yang sesuai dengan kriteria kakak."
"Pertama calon istri kakak harus cantik, sexy, pintar memasak, dan dia harus fasih bahasa inggris agar dia bisa mengajariku belajar setiap hari." Ucap Devan.
"Adik kakak memang paling pintar, tapi banyak wanita diluar sana yang cantik, sexy, dan juga pintar pasti mama dan papa bisa dengan mudah mencarinya."
"Kakak percaya padaku mereka tidak akan menemukannya."
"Terserah kamu saja Dev, kakak pusing."
Esok Hari
Dosen-dosen menggosipkan tentang kejadian kemarin, mereka tidak ada habisnya membahas Nana.
"Pak Hessel, kau yakin menolak cinta Nana?" goda salah satu dosen wanita.
"Nana itu cantik loh, tapi dia bodoh dan tidak tau malu isi suratnya itu loh bikin gemes." ujar dosen yang lainnya sambil tertawa.
"Nana mencatat sejarah baru dikampus kita, sepanjang kampus ini didirikan hanya Nana satu-satunya murid yang berani menyatakan cinta terang-terangan pada dosennya sendiri." sahut dosen wanita lainnya tapi Hessel tidak menanggapi mereka.
"Pak Hessel sepertinya kau perlu mengajari muridmu itu agar dia tau diri, nilainya saja selalu dibawah eh sukanya sama dosen."
"Kalau bapak mau nikah, jangan sama Nana ya kami disini siap jadi istri bapak, pokoknya jangan Nana." ujar mereka.
Hessel membulatkan tangannya dia benar-benar kesal, Nana tidak hanya mempermalukan diri sendiri tapi Hessel juga ikut menanggung malu.
*****
"Nana, pak Hessel menyuruhmu ke ruangannya." Ujar Arin teman Nana yang baru saja balik dari ruangan Hessel.
Dag dig dug jantung Nana berdebar takut, takut pak Hessel akan menambah hukuman untuknya.
"Ada apa ya pak Hessel memanggilku lagi?" tanya Nana.
"Aku tidak tau Na, kau temui saja siapa tau ada hal penting lainnya."
"Palingan pak Hessel akan menambah hukuman untukmu, secara dosen-dosen sekarang heboh gosipin ulahmu itu, gara-gara kamu pak Hessel juga ikut-ikutan dibully, sungguh malang nasib pak Hessel dia itu tampan, cool, smart, tidak ada kekurangan sama sekali tapi gadis ini malah mempermalukannya." Sahut Jessi tiba-tiba datang.
"Heh! Jessi, berhenti mengganggu Nana atau aku akan menyumpal mulutmu dengan tong sampah." Sahut Arin, Arin benar-benar sudah tidak tahan lagi melihat temannya terus dibully.
"Kalian semua, jika ada yang membully Nana kalian harus berhadapan dengan saya." Ancam Arin.
Arin sahabat Nana, dia memang sedikit tomboi selama ini dia diam saja melihat Nana dibully, tapi sekarang Arin tidak akan membiarkan Nana mendapat bullyan lagi.
.
.
.
BERSAMBUNG